Daftar isi
Cerita rakyat merupakan salah satu jenis folklore lisan yang diwariskan dari mulut ke mulut secara turun-temurun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat merupakan cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.
Cerita rakyat umumnya menyajikan cerita yang mengandung nilai, sikap, perilaku yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Tokoh-tokoh dalam cerita rakyat bisa berwujud hewan, dewa, makhluk setengah dewa atau manusia.
Adapun ciri-ciri cerita rakyat adalah sebagai berikut:
Berikut ini adalah fungsi dari cerita rakyat bagi masyarakat:
Menurut William R. Bascom ada empat fungsi cerita rakyat, yaitu:
Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, cerita rakyat juga memiliki fungsi:
Cerita rakyat memiliki beberapa manfaat yang dapat berguna bagi masyarakat. Adapun manfaat cerita rakyat adalah:
Cerita rakyat mengandung nilai-nilai yang perlu diwariskan dan ditanamkan kepada generasi penerus. Nilai-nilai tersebut antara lain:
Nilai moral merupakan nilai yang berisi ajaran atau petunjuk mengenai berbagai hal dalam kehidupan. Nilai ini tercermin dari perilaku tokoh di dalam cerita.
Nilai pendidikan merupakan nilai-nilai positif yang sifatnya mendidik menuju lebih baik.
Dalam cerita rakyat, nilai yang terkandung di dalam cerita rakyat adalah nilai pendidikan mengenai agama, misalnya mengenai keikhlasan dan pendidikan mengenai sejarah karena beberapa cerita rakyat mengandung peristiwa sejarah.
Nilai budaya merupakan nilai yang dapat diambil dari sebuah budaya, misalnya masyarakat tidak berani untuk meninggalkan suatu budaya yang telah ada secara turun-temurun.
Nilai sosial merupakan nilai yang berisi kesepakatan dalam berperilaku yang menjadi pedoman bagi masyarakat. Nilai-nilai sosial dalam cerita rakyat misalnya kebersamaan, kepatuhan, gotong royong, dan sebagainya.
Cerita rakyat memiliki dua unsur penting yang disebut unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur-unsur tersebut yaitu:
Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah cerita. Adapun untuk intrinsik adalah sebagai berikut:
1. Tema
Tema merupakan pokok pikiran atau dasar cerita yang dipakai sebagai dasar mengarang. Tema adalah gagasan pokok dalam menulis sebuah cerita. Tema cerita rakyat biasanya menceritakan pengalaman hidup yang berhubungan dengan manusia, dewa, atau hewan.
2. Tokoh
Tokoh merupakan seseorang yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Tokoh yang memegang peran di dalam cerita.
Tokoh dalam cerita rakyat umumnya berupa manusia, hewan, atau dewa-dewi. Tokoh terdiri dari:
3. Penokohan
Penokohan adalah watak tokoh atau karakter tokoh yang diberikan pengarang di dalam cerita. Penokohan dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami tokoh.
4. Latar Cerita (Setting)
Latar merupakan unsur cerita yang menunjukkan tempat kejadian, kapan terjadinya, suasana serta keadaan ketika peristiwa di dalam cerita terjadi. Latar terdiri dari:
5. Alur Cerita/Jalan Cerita
Alur merupakan rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk suatu cerita. Alur terdiri atas tiga macam, yaitu:
6. Sudut Pandang (Point of view)
Sudut pandang yang dimaksud adalah sudut pandang yang digunakan pengarang saat menyajikan tokoh, penokohan, latar, tindakan, dan peristiwa-peristiwa yang membentuk cerita.
Sudut pandang yang umumnya digunakan dalam cerita rakyat adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang terdiri dari dua jenis yaitu:
7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
Pada umumnya amanat termuat baik secara implisit atau eksplisit pada akhir cerita. Amanat yang terkandung di dalam cerita rakyat biasanya berhubungan dengan pengalaman hidup.
Unsur ekstrinsik merupakan unsur di luar cerita. Unsur ekstrinsik di dalam cerita rakyat antara lain:
Menurut William R. Bascom cerita rakyat dibagi menjadi 3 jenis, jenis-jenis tersebut yaitu:
Dongeng merupakan karya sastra lisan yang dianggap fiksi, tidak masuk akal atau tidak benar-benar terjadi. Walaupun tidak masuk akan dongeng pada umumnya mengandung pesan moral untuk pembacanya.
Dongeng dapat berfungsi sebagai hiburan, sebagai sarana mewariskan nilai-nilai kehidupan kepada generasi muda, atau sebagai sarana protes sosial.
Dongeng dikenal memiliki kalimat pembuka dan penutup yang bersifat khas dan klise. Contoh dongeng: si Kancil.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, legenda merupakan cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
Legenda ditokohi oleh manusia yang seringkali memiliki kesaktian yang luar biasa. Contoh dari legenda adalah: Sangkuriang (Gunung Tangkuban Perahu).
Mitos merupakan cerita rakyat yang tokohnya adalah dewa dan dewi dan terjadi di dunia lain pada zaman dahulu atau masa lampau dan oleh pemiliknya atau penganutnya diyakini benar-benar terjadi.
Perbedaan mite dengan legenda adalah cerita mite dianggap suci oleh masyarakat yang mempercayainya. Contoh mite adalah cerita Dewi Sri.