Daftar isi
Budaya politik dalam suatu bangsa ditandai dengan keberagaman cara pandang masyarakat dalam melalui aturan kenegaraan,
Kebudayaan dalam berpolitik kemudian tergambarkan melalui penerapan kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan dalam hidup bermasyarakat.
Berikut adalah pembahasan mengenai contoh budaya politik baik parokial, kausal, atau partisipan.
Budaya politik merupakan elemen politik yang terbentuk dati nilai, ide, pengetahuan, adat istiadat, dan situasi kehidupan secara umum yang di taati oleh sebuah komunitas masyarakat di suatu tempat (negara).
Budaya politik juga diartikan sebagai nilai dan sistem yang dipakai di masyarakat yang secara sadar digunakan untuk pengambilan keputusan kolektif untuk kesejahteraan bersama.
Dalam budaya politik yang menganut sistem parokial, yang pada umumnya digunakan oleh kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Beberapa contoh budaya politik dibawah ini sering diterapkan oleh anggota masyarakat dengan budaya politik apatis (parokial).
Kelompok masyarakat yang pandangan politiknya parokial, pada umumnya enggan untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pelaksanaan pemilihan pemimpin melalui cara demokrasi.
Salah satu contoh dari budaya politik parokial dalam kehidupan masyarakatnya, mereka memiliki pemimpin tunggal untuk memimpin semua bidang.
Terpusatnya kepemimpinan yang terjadi dalam budaya politik parokial ini dinilai bisa menguntungkan karena semua keputusan yang diambil merupakan hasil integrasi dari pemimpin yang menaungi tanggung jawab di semua bidang.
Salah satu perilaku yang mencolok dari budaya politik parokial adalah sedikitnya ruang-ruang publik untuk berdiskusi tentang permasalahan politik.
Hal tersebut dikarenakan pengetahuan masyarakat yang masih kurang sehingga perkembangan politik di budaya parokial cenderung terlambat.
Contoh dari perilaku masyarakat dengan budaya politik parokial adalah besarnya kepercayaan mereka pada pemimpin.
Hal ini memiliki dua sisi yang saling bertentangan, Di sisi lain kepercayaan masyarakat adalah hal baik karena sebuah bentuk dukungan untuk pemimpin.
Namun di lain sisi, kepercayaan yang besar juga sering disalah gunakan oleh oknum pemimpin yang tidak bertanggung jawab, misalnya seperti praktek korupsi.
Pada masyarakat parokial, masyarakat sudah terbiasa abai dan tidak menaruh perhatian pada siapa yang akan memimpin.
Mereka hanya akan menerima dan percaya pada siapa saja yang memimpin tanpa mencari tahu seluk beluk dari calon pemimpinnya.
Contoh lain dari budaya masyarakat parokial adalah kelompok masyarakatnya abai terhadap pelaksanaan kebijakan publik.
Hal itu dipicu karena besarnya kepercayaan pada pemimpin sehingga mereka selalu berpikiran positif pada semua kegiatan atau kebijakan publik yang dilaksanakan oleh pemimpin.
Dalam budaya politik parokial, masyarakatnya akan terbatasi atau bahkan tidak bisa masuk dalam ruang politik yang dijalankan oleh pemerintah.
Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk menjadi badan eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif dalam sebuah sistem pemerintahan.
Pada budaya politik subjek atau kaula, yang masyarakatnya memiliki tingkat kepedulian lebih tinggi dari parokial, walau hanya sebatas pengetahuan umum saja.
Namun budaya masyarakat dalam memandang politik bisa dilihat dalam pola kegiatan sehari-hari masyarakat seperti berikut.
Pada masyarakat dengan pandangan politik budaya subjek, saat diadakan pemilihan umum masyarakatnya akan datang untuk memilih tetapi mereka akan menunjukkan bahwa dirinya golput, atau tidak memilih salah satu pemimpin yang dicalonkan.
Golongan masyarakat subjek atau kaula adalah gambaran orang-orang politik yang tidak tertarik dengan penyelenggaraan kegiatan politik.
Masyarakat kaula pada umumya kurang tertarik dengan kegiatan demokrasi dan pemilihan umum.
Masyarakat lebih memilih untuk pasif dan tidak peduli pada pelaksanaan demokrasi, pada dasarnya mereka adalah kelompok yang tidak ingin terlibat dengan politik.
Masyarakat dengan budaya politik kaula seringkali mengikuti perkembangan politik yang ada di wilayahnya.
Namun kegiatan tersebut hanya pantauan saja tanpa ingin terlibat dalam sistemnya.
Contoh lain dari budaya masyarakat kaula adalah anggotanya selalu patuh kepada para pemimpin.
Mereka menganggap peraturan sebagai sesuatu yang harus ditaati dan menjadi sebuah ketetapan.
Salah satu budaya politik kaula adalah menitik beratkan pandangan politik pada satu sosok yang dianggap baik.
Mereka akan condong pada satu tokoh saja dan tidak menghiraukan tokoh lain walaupun memiliki visi misi dan kemampuan yang mungkin lebih baik.
Para anggota masyarakat subjek biasanya tidak menaruh perhatian besar pada masalah kenegaraan yang dimilikinya.
Mereka cenderung hanya menjadi pengamat sampai pemerintah memutuskan sebuah tindakan yang akan dilakukan.
Masyarakat kaula akan lebih fokus pada tingkat keamanan mereka secara pribadi dan sebisa mungkin menghindar dari segala bentuk tindakan anarkis dalam memberikan sebuah kritik pada pemerintah.
Dengan pengetahuan politik yang dimiliki masyarakat kaula yang cukup baik, ternyata tidak memberikan dampak masyarakatnya akan berminat pada diskusi-diskusi politik.
Masyarakat kaula tidak memiliki gairah dan minat untuk mengkritik para pemimpinnya, mereka adalah tipe masyarakat yang lebih suka diam dan cari aman.
Masyarakat yang memiliki budaya politik partisipan biasanya melaksanakan kegiatan politiknya dalam kesehariannya melalui cara-cara berikut.
Masyarakat sudah memiliki kepekaan tentang pentingnya demokrasi, Mereka akan berperan sebagai pengawal kegiatan demokrasi dalam suatu negara.
Pada saat dilaksanakan pemilu, masyarakat partisipan akan ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum yang dilakukan.
Misalnya mereka akan terlibat menjadi petugas pemilihan umum di tempat pemungutan suara.
Masyarakat partisipan akan secara aktif mengemukakan kritik dan pandangan politiknya melalui berbagai media, salah satunya adalah mengkritik kebijakan pemerintah melalui media sosial.
Budaya masyarakat yang memiliki pandangan politik partisipan bisa ditandai dengan keikutsertaannya dalam proses pemilihan umum.
Masyarakat partisipan akan terlibat aktif dalam peran pemilihan pemimpin untuk negaranya.
Budaya masyarakat partisipan yang lain adalah dari pola kegiatannya yang selalu peduli dan mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Mereka akan memantau kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin dan akan membandingkannya degan janji pada masa awal pemilihan umum, sebagai bentuk kendali sosial untuk para pemimpin.
Masyarakat partisipan adalah kumpulan orang-orang yang menyadari arti penting pemerintahan dalam suatu negara, maka dari itu mereka sangat menghargai peraturan yang dibuat dan secara maksimal ingin patuh pada aturan yang sudah disepakati.
Uraian di atas adalah contoh dari budaya politik yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat.