Daftar isi
Makhluk hidup dan lingkungan di muka bumi ini sudah pasti saling berinteraksi satu sama lain. Hal tersebut dapat dinamakan ekosistem. Di dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik yaitu makhluk hidup yang hidup di dalam ekosistem. Sedangkan komponen abiotiknya semua hal yang bukan makhluk hidup, misalnya tanah, air, suhu, dan udara.
Ekosistem dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia disebut ekosistem alami. Ekosistem alami dapat dibedakan lagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem air, misalnya ekosistem air laut, air tawar, sabana, hutan hujan, dan gurun.
Sedangkan ekosistem yang sengaja dibuat dan sengaja dikelola oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya disebut ekosistem buatan. Namun, rantai makanan di ekosistem alami lebih kompleks daripada ekosistem buatan.
Ekosistem buatan bersifat labil dan kurang heterogen. Sehingga butuh energi dari luar yang perlu diupayakan oleh manusia untuk membuat ekosistem buatan. Ekosistem ini juga sangat bergantung pada bantuan manusia supaya dapat terus berjalan dan keberadaannya terus bertahan dan berfungsi dengan baik.
Berikut ini beberapa contoh ekosistem buatan.
Dibuat oleh manusia menyerupai alam liar bagi hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Sehingga kebun binatang dapat menunjukkan bagaimana bentuk habitat dan cara hidup hewan dan tumbuhan di alam liar.
Biasanya ekosistem ini digunakan untuk tempat penelitian, pendidikan, dan objek wisata. Komponen biotik di ekosistem ini terdiri dari hewan air, hewan udara, dan hewan darat. Sedangkan komponen abiotiknya adalah batu, cahaya matahari, air, suhu, tanah, dan sebagainya.
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan yang memudahkan proses menanam dan panen padi sebagai sumber pangan. Apalagi hasil panen pada dalam bentuk beras akan dimasak menjadi nasi merupakan sumber makanan karbohidrat yang pokok bagi penduduk Indonesia.
Komponen biotiknya terdiri dari katak, cacing, keong, padi, dan rumput. Sedangkan komponen abiotiknya yaitu cahaya matahari, udara, air, tanah, dan batu.
Hutan buatan seperti untuk menanam pohon pinus dan pohon jati. Manfaatnya untuk mendatangkan keuntungan bagi warga sekitar dari segi komoditi pertanian.
Agroekosistem berupa sawah tadah hujan ini sengaja dibuatkan oleh manusia untuk memanfaatkan air hujan dan memenuhi kebutuhan beras.
Ekosistem kolam merupakan contoh ekosistem buatan yang dibuat di atas permukaan tanah, tetapi bukan di dalam wadah akuarium. Ekosistem ini dibuat untuk dijadikan sebagai hiasan atau mengembangbiakkan hewan air.
Ikan, cacing, dan katak biasanya menjadi komponen biotiknya. Air sebagai media hidup hewan ikan, kemudian cahaya matahari, batu, dan tanah menjadi komponen abiotiknya. Contoh-contoh kolam yaitu kolam udang, kolam ikan, dan kolam alga.
Ekosistem ini digunakan untuk budidaya air laut atau air payau. Misalnya tambak kepiting, tambak ikan, dan tambak udang.
Ekosistem ini berfungsi untuk menampung aliran air sungai untuk memenuhi kebutuhan air untuk konsumsi, pembangkit listrik, dan perlindungan dari bencana banjir.
Ekosistem ini dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan menumbuhkan tanaman atau tumbuhan yang dapat dijual kembali atau untuk konsumsi sendiri. Ladang berbeda dengan perkebunan. Perkebunan merupakan lahan kering yang dapat ditanam berbagai jenis tumbuhan dalam satu musim atau tahunan.
Perkebunan dibuat terpisah dengan halaman yang ada di sekitar rumah dan tidak berpindah-pindah. Sedangkan ladang digunakan hanya satu atau dua musim saja.
Kemudian jika sudah tidak subur lagi, maka akan berpindah tempat lagi untuk berladang. Beberapa tahun kemudian kemungkinan ladang yang tidak terpakai akan dipakai lagi jika sudah kembali subur dan dapat ditanami tumbuhan kembali.
Contoh ekosistem ini antara lain perkebunan teh, sawit, tembakau, kopi, pohon karet, kakao, kapas, dan tebu. Perkebunan terdiri dari varietas genetiknya yang rendah karena umumnya hanya satu jenis tumbuhan saja yang hidup di suatu perkebunan. Perkebunan hanya memiliki sedikit hewan supaya tidak mengganggu produktivitas dari hasil pemanfaatan perkebunan.
Ekosistem ini berbentuk hutan konservasi yang bertujuan untuk melindungi hewan yang sudah terancam punah. Suaka margasatwa pun dibuat menyerupai alam liar aslinya seperti para makhluk hidup yang hidup di dalamnya.
Ekosistem di wadah berbagai ukuran yang biasanya terbuat dari kaca yang dibuat mirip dengan ekosistem air di alam liar. Akuarium kecil tentu hanya mampu menampung sedikit hewan sehingga rantai makanannya pun tidak sempurna.
Beda dengan akuarium besar yang dapat menampung lebih banyak jenis dan berbagai ukuran hewan dan abiotiknya, sehingga tercipta rantai makanan yang lebih kompleks. Contohnya adalah pembuatan akuarium hewan laut yang terdiri dari plankton, berbagai jenis ikan laut, berbagai ukuran ikan, ikan hiu, dan beberapa tumbuhan laut.
Rumah kaca merupakan ekosistem darat (terrestrial) buatan dari bahan kaca yang memiliki berbagai ukuran. Berbagai jenis tumbuhan dapat hidup di dalamnya sesuai dengan kebutuhan manusia dalam pembuatannya.
Sinar matahari dapat dioptimalkan di rumah kaca dan lingkungan dapat dikendalikan supaya tumbuhan di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.