Geografi merupakan salah satu cabang ilmu yang akan mempelajari mengenai kebumian dari mulai langit, permukaan, hingga selimut bumi bahkan hingga ke inti bumi. Ilmu geografi paling banyak akan mengkaji tentang permukaan bumi yang disebabkan karena di dalam permukaan bumi tentunya terdapat berbagai macam objek yang bisa dikaji lebih dalam dan tidak akan ada habisnya.
Untuk mempelajari suatu ilmu, hal yang paling mudah adalah dengan bantuan kenampakan secara visual yang dapat berbentuk gambar, peta, grafik, video, dan lain sebagainya. Untuk pembelajaran ilmu geografi sendiri umumnya yang paling banyak adalah menggunakan bantuan sebuah media peta.
Media peta akan sangat cocok disertakan dalam semua pembelajaran geografi karena ilmu inilah yang mengandung seluruh aspek dasar dalam pendekatan spasial dan pendekatan keruangan. Pemetaan objek tersebut tentunya mengandung 3 unsur dasar yang utama yaitu data, analisis, dan tahapan interpretasi citra.
Interpretasi Citra
Interpretasi citra adalah sebuah kegiatan yang merangkum hasil mengenai data dan analisis lapangan yang kemudian akan dijadikan sebagai wujud dari sebuah pembelajaran dalam bentuk peta.
Interpretasi citra merupakan penginderaan jauh di mana pada intinya lebih mengutamakan suatu kejelasan data dan analisis secara lebih mendalam. Tentunya agar peta yang disajikan dapat dibuat sesuai oleh kartografer dengan baik. Hal itu sangat bermanfaat bagi para pembaca supaya peta tersebut bisa diterima informasinya secara maksimal.
Interpretasi citra menjadi kegiatan untuk mengkaji foto udara atau citra penginderaan jauh lainnya dengan maksud untuk mengidentifikasi sebuah objek dan menilai arti penting dari objek tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dilakukan dengan mengamati unsur-unsur interpretasi yang dilakukan melalui tahapan proses deteksi, identifikasi dan analisis, dan klasifikasi.
Interpretasi citra memiliki fungsi mengidentifikasi suatu objek yang nampak pada citra dan juga yang tidak nampak. Interpretasi citra melengkapi berbagai macam unsur peta yang berdasarkan bentuknya, interpretasi citra dibedakan menjadi 2 macam, yaitu bentang alam dan bentang sosial budaya.
Contoh Interpretasi Citra
- Sungai
Sungai adalah contoh interpretasi citra yang merupakan sebuah daerah perairan yang memanjang menjadi berbagai macam bentuk dengan hulu sungai sebagai sumbernya dan hilir atau muara sungai sebagai tujuan dari alirannya. Hulu sungai ditandai dengan adanya daerah pegunungan, bukit, dataran tinggi, lalu hilir atau muara sungai ditandai dengan adanya dataran rendah, pesisir pantai, dan juga laut.
Daerah aliran sungai pada suatu kenampakan peta ditandai dengan warna biru dengan permukiman penduduk yang dilalui bersifat memanjang mengikuti arus sungai. Tentunya berbeda dengan permukiman penduduk yang terdapat di pusat kota yang memiliki sifat untuk lebih mengelompok.
- Dataran Banjir
Bentang alam dataran banjir bukanlah suatu dataran yang sedang terjadi banjir karena pada dasarnya definisi dari dataran banjir adalah kawasan dataran rendah yang dilalui oleh daerah aliran sungai. Potensi terjadinya banjir di kawasan tersebut membuat daerah ini dinamakan sebagai dataran banjir dengan kenampakan pada peta yang ditandai dengan warna hijau muda. Sehingga dataran banjir menjadi salah satu contoh interpretasi citra.
Dengan ketinggian berkisar antara rentang 0 sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut, dataran banjir juga bisa ditemukan di pesisir sungai. Dalam kehidupan nyata, daerah pesisir pantai utara Pulau Jawa rentan terjadi rob dengan naiknya permukaan air sehingga lebih tinggi dari daratan.
- Gumuk Pasir
Gumuk pasir adalah bentang alam yang terdapat di Parangtritis, Yogyakarta yang terbentuk karena hancurnya batuan sedimen akibat dari proses pelapukan komponen abiotik dalam jumlah yang besar.
Pada kenampakan peta, gumuk pasir ditandai dengan warna coklat gelap yang ternyata tidak hanya terdapat di Parangtritis, Yogyakarta, namun persebarannya terdapat di berbagai macam belahan dunia. Gumuk pasir masuk dalam bioma gurun yang dengan mudah bisa ditemukan di Afrika, Tiongkok, Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Meksiko.
- Hutan Bakau
Hutan bakau merupakan sebuah kawasan pantai yang banyak ditumbuhi dengan tanaman bakau yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya abrasi. Abrasi terjadi karena adanya pengikisan tanah oleh air laut yang ditandai dengan mundurnya garis pantai yang menjadi semakin menjorok ke dalam dan membentuk sebuah teluk. Hutan bakau akan ditandai dengan simbol semak-semak dalam interpretasi citra di pemetaan.
Hutan rawa adalah suatu bentuk rawa di tengah hutan yang dalam interpretasi citra di pemetaan, hutan rawa akan ditandai dengan wujud rerumputan sebagai simbolnya.
Hutan rawa terbentuk karena adanya kandungan air yang terlalu banyak aibat dari proses hidrologi di tengah hutan, sehingga akan membuat tanah tidak dapat menyerap air dengan baik.
Rawa memiliki kedalaman berkisar dalam antara 0 sampai dengan 1 meter yang biasanya terletak di dataran rendah dan memungkinkan air akan menjangkaunya.
- Jalan Raya
Pada kenampakan peta, jalan raya ditandai dengan jalur yang memanjang dan berkelok-kelok dengan warna dan bentuk yang beragam dikarenakan jalan raya dapat dibagi menjadi jalan tol, jalan kota, jalan kolektor, jalan desa, dan jalan setapak. Ciri dari interpretasi citra jalan raya tidak memiliki simbol khusus selain dari bentuk memanjang dan berkelok dengan pembedaan berbagai jenis simbol jalan yang hendak dibubuhkan.
- Terowongan
Terowongan dalam interpretasi citra biasanya terdapat dalam jalur rel yang memiliki rona gelap serta bentuk yang kecil di dalam peta. Terowongan menjadi sebuah pelengkap yang manis dalam kenampakan jalur kereta pada sebuah peta.
- Stasiun
Stasiun merupakan salah satu contoh interpretasi citra yang berdasarkan bentuknya dari objek sosial budaya dengan stasiun pada kenampakan peta yang disimbolkan dengan menjadi wujud sebuah kereta api.
Keunikan dari adanya interpretasi citra stasiun adalah tidak ditemukannya pada kawasan dataran tinggi, dimana hal ini dikarenakan kemustahilan sebuah kereta dalam yang akan melalui daerah dataran tinggi.