Daftar isi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa nasehat berarti ajaran atau pelajaran baik, anjuran berupa petunjuk, peringatan, atau teguran yang baik.
Nasehat bisa disampaikan secara langsung maupun melalui media seperti karya sastra. Salah satunya bisa dengan menggunakan pantun. Berikut ini beberapa contoh pantun tentang nasehat beserta penjelasan dan maknanya
Contoh Pertama
Di pagi hari tak lupa mandi
Ibadah pagi kerjakanlah
Jadilah manusia berbudi
Nasehat baik dengarkanlah
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Makna nasehat dalam pantun tersebut adalah perintah atau imbauan agar kita menjadi manusia yang berbudi. Diantara ciri dari manusia berbudi adalah senantiasa mendengarkan nasehat yang baik.
Contoh Kedua
Bunga cempaka bunga melati
Bunga mawar harum baunya
Jadilah anak berbakti
Patuhi nasehat orang tua
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Makna nasehat dalam pantun tersebut adalah nasehat untuk menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan untuk selalu mematuhi nasehat mereka.
Contoh Ketiga
Ke stasiun di pagi tadi
Naik kereta pergi ke Cimahi
Entah apa hendak terjadi
Bila nasehat tak dipatuhi
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-a-a-a. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Makna nasehat dalam pantun tersebut adalah peringatan bahwa ketika nasehat yang baik tidak dipatuhi maka hal buruk bisa saja terjadi.
Contoh Keempat
Jalan-jalan ke Rawamangun
Makan di warung bersama ayah
Jagalah sopan santun
Itulah nasehat dari ayah
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut berisi nasehat dari seorang ayah kepada anaknya untuk menjaga sopan santun.
Contoh Kelima
Singa lari rusa dikejar
Rusa ditangkap jatuh terkapar
Janganlah malas belajar
Agar engkau menjadi pintar
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-a-a-a. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut berisikan nasehat agar seorang anak tidak malas untuk belajar karena dengan rajin belajar ia akan menjadi pintar.
Contoh Keenam
Membaca kisah putri dan naga
Apalah daya hanya khayalan
Bila ingin masuk surga
Taat dan taqwa kepada Tuhan
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-a-a-a. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut berisikan nasehat kepada seseorang bahwa apabila ia ingin masuk surga, maka hendaknya ia senantiasa taat dan bertakwa kepada Tuhan.
Contoh Ketujuh
Pergi ke pesta berbaju biru
Di pesta kita nyanyi bersama
Ini nasehat dari guru
Ayolah kawan simak bersama
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut berisi ajakan kepada kawannya untuk menyimak dengan seksama nasehat yang di sampaikan oleh guru.
Contoh Kedelapan
Kerbau di halau dengan cemeti
Sakit terasa sudahlah tentu
Murid berbudi murid berbakti
Teladan guru mari ditiru
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut mencerikatan bahwa seorang murid yang berbakti dan berbudi akan senantiasa menirukan atau mengikuti teladan yang baik dari gurunya.
Contoh Kesembilan
Pergi melancong membawa peta
Bersama kawan ke tebing tinggi
Nasehat itu tandanya cinta
Bukanlah untuk menyakiti
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut menyebutkan bahwasanya sebuah nasehat yang diberikan seseorang kepada kita sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, tetapi ia adalah suatu bentuk cinta, kasih sayang, dan perhatian.
Contoh Kesepuluh
Ke taman menyiram bunga
Bunga telah mekar semua
Janganlah mudah tutup telinga
Dari nasehat orang tua
Pantun di atas terdiri dari 4 baris dan berima akhir atau bersajak a-a-a-a. Baris pertama dan kedua dari pantun tersebut disebut dengan sampiran yang merupakan bagian awal sebuah pantun. Sementara itu, baris ketiga dan keempatnya merupakan isi pantun yang berupa nasehat.
Pantun tersebut berisikan peringatan untuk tidak menutup telinga atau mengabaikan nasehat yang diberikan oleh kedua orang tua kita.