Setelah membaca novel, menonton film, atau mendengarkan sebuah lagu, apakah kamu tergoda untuk mengomentari bacaan dan tontonan tersebut? Komentar berupa lontaran kata lucu, bagus, seru, menarik ataupun ungkapan lainnya merupakan sebuah ulasan dalam bentuk sederhana. Dengan demikian, ulasan sebenarnya bukan sesuatu yang asing.
Teks ulasan adalah teks yang berisi penilaian dan pertimbangan secara terperinci terhadap suatu karyasastra, baik fiksi maupun nonfiksi, seperti buku, novel, cerpen, lagu, film, puisi, dan sebagainya. Teks ulasan dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak umum tentang standar kelayakan dan kepatutan sebuah karya.
Ada banyak karya sastra yang bisa diulas, salah satunya adalah film. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas 2 contoh teks ulasan film beserta strukturnya. Perhatikan contohnya berikut ini.
Avatar: The Way of Water merupakan sekuel dari film avatar. Film yang dirilis tahun 2022 ini disutradarai James Cameron dan diproduseri oleh James Cameron dan Jon Landau. Naskah film ini ditulis oleh James Cameron, Rick Jaffa dan Amanda Silver. Pemain yang membintangi film ini masih sama seperti pemain inti pada film avatar sebelumnya, yakni Sam Worthington sebagai Jake Sully, Zoe Saldaña sebagai Neytiri, Stephen Lang sebagai Kolonel Miles Quaritich. Pemain bintang lainnya Kate Winslet, Stephen Lang, dan Sigourney Weaver. Film ini dirilis di Amerika Serikat dan ditayangkan pertama kali di Odeon Leicester Square pada tanggal 6 Desember 2022.
Sekuel film Avatar ini mengisahkan tentang Jake Sully sebagai kepala suku Omaticaya. Jake Sully berkeluarga dengan Neytiri dan memiliki anak, yakni Neteyam, Lo’ak, Tuk, Kiri, dan Spider. Di tengah kehidupan mereka di Planet Pandora, ancaman para manusia muncul kembali. Colonel Miles Quaritch dikloning ke dalam tubuh Na’vi. Jake, Neytiri dan anak-anak mereka saling bekerja sama untuk melindungi tempat tinggal mereka.
Untuk melindungi tempat tinggal mereka, Jake dan keluarganya mengasingkan diri dari Omaticaya dan meminta perlindungan pada klan orang karang Metkayina di pesisir timur Pandora. Awalnya Jake dan keluarga tidak disambut baik. Mereka sempat diejek karena perbedaan mereka dengan orang-orang klan Metkayina. Mereka beradaptasi dan berlatih cara hidup orang-orang klan Metkayina, yang hidup di air.
Film ini menyuguhkan visual hutan dan laut yang memesona. Film ini dapat disaksikan dalam bentuk 3D yang terlihat ril dan memanjakan mata pentonnya. Walaupun dengan durasi yang cukup panjang, yakni 3 jam 10 menit, film ini tidak membosankan karena mampu menampilkan alur cerita yang menarik dan kisah para tokoh yang detail dan mampu membangkitkan emosi penonton.
Sayangnya, beberapa adegan memperpanjang durasi dan tidak memiliki makna tertentu. Beberapa adegan terkesan tidak penting dan seharusnya dapat memperpendek durasi film. Karakter antagonis yang kurang greget juga membuat akhir yang kurang berkesan.
Film Avatar: The Way of Water ini bukan hanya menghibur masyarakat, tetapi juga memberikan edukasi bahwa pentingnya melindungi bumi serta kekayaan alam lainnya, termasuk air dari tindakan manusia yang serakah. Film ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi manusia yang seringkali mengeksploitasi kekayaan alam dan merusak bumi. Film ini memberikan ajaran moral bahwa semangat menjaga bumi harus terus digalakan agar menjamin keberlangsungan hidup generasi selanjutnya.
Film Laskar pelangi merupakan film yang didaptasi dari novel dengan judul yang sama, yakni Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan dirilis pada tahun 2008. Pemain film ini antara lain Zulfanny sebagai Ikal, Ferdian sebagai Lintang, Jefry Yanuar sebagai Harun, Verrys Yamarno sebagai Mahar dan Tora Sudiro sebagai Pak Mahmud, dan masih banyak lagi.
Film ini mengisahkan kehidupan masa kecil anak-anak kampung pulau Belitung yang sangat miskin dan penuh keterbatasan. Anak-anak ini bersekolah di SD Muhammadiyah. Sekolah tersebut nyaris dibubarkan karena terlalu sedikitnya murid yang bersekolah di sana. Kedua guru yang sangat bersemangat membangun sekolah tersebut yaitu bapak Harfan Effendy Noor dan ibu guru Muslimah Hafsari. Terjadi banyak permasalah, mulai dari datangnya murid baru, hingga Lintang yang ahrus putus sekolah karena harus mencari nafkah. Kehidupan Laskar Pelangi diwarnai dengan kesedihan hingga kebahagiaan. Persahabatan dan kekeluargaan sangat kental dalam film ini. Tahun berganti dan anak-anak telah beranjak dewasa. Anak-anak tersebut tumbuh menjadi anak-anak hebat.
Meski terdapat beberapa perbedaan antara novel dan film, film ini menerima tanggapan positif dari masyarakat karena memberikan edukasi dan pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat. Banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dalam film ini.
Film ini memberikan banyak pesan moral bagi penontonnya. Segala keterbatasan yang dialami oleh para tokoh tidak lantas membuat mereka tidak memiliki semangat belajar. Sebaliknya, segala keterbatasan yang ada membuat mereka menajadi lebih kuat, dewasa, dan berkembang. Film ini seharusnya membuat kita sadar bahwa masih banyak wilayah di Indonesia yang masih mengalami kesulitan akses pendidikan.