Teks Ulasan: Pengertian, Jenis dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Terkadang beberapa bacaan ataupun suatu karya membutuhkan sebuah ulasan untuk mengetahui secara keseluruhan isinya tanpa perlu membeli atau memilikinya terlebih dahulu. Untuk itu perlu dibuat teks ulasan untuk membahas mengenai suatu karya.

Pengertian Teks Ulasan

Teks ulasan atau biasa juga disebut sebagai teks review pada umumnya ditulis dalam bentuk artikel. Teks ulasan banyak mengulas mengenai buku, artikel, drama, puisi, karya seni (film, musik, tari, lukis, pertunjukan), dan lain sebagainya.

Teks ulasan merupakan teks yang berisi penilaian atau review terhadap sebuah karya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks ulasan adalah sebuah kupasan, tafsiran, atau komentar.

Kata mengulas sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan serta komentar, menafsirkan dalam bentuk pendapat, penerangan lanjut dan lain sebagainya.

Saat membuat teks ulasan dibutuhkan sikap yang kritis agar hasil ulasan tersebut dapat memberikan manfaat bagi karya yang diulas. Penyusunan teks ulasan harus berdasarkan pemahaman terhadap isi dari suatu karya.

Jenis Teks Ulasan

  • Teks Ulasan Deskriptif

Teks ulasan ini berisi tentang gambaran yang disampaikan secara detail di setiap bagiannya. Pada umumnya digunakan untuk mengulas karya fiksi untuk memperoleh gambaran yang jelas berhubungan dengan manfaat, informasi penting, dan juga kekuatan argumentatif berdasarkan pendapat penulis terhadap suatu karya.

  • Teks Ulasan Informatif

Teks ulasan informatif berisi mengenai gambaran singkat, umum, dan disampaikan dengan padat untuk sebuah karya. Ulasan tidak disampaikan untuk semua isi karya, hanya menjelaskan bagian yang penting saja dan menekankan kelebihan atau kekurangan karya.

  • Teks Ulasan Kritis

Teks ulasan kritis merupakan bentuk ulasan terperinci terhadap suatu karya yang mengacu pada metode pendekatan ilmu pengetahuan. Teks ulasan ini ditulis secara objektif dan lebih kritis serta tidak hanya suatu pandangan pembuat ulasan saja.

Tujuan atau Fungsi Teks Ulasan

Tujuan dari teks ulasan dibuat yakni:

  1. Menunjukan sudut pandang penulis terhadap suatu karya.
  2. Memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya mengenai standar kelayakan serta kepatutan suatu karya.
  3. Membantu pada pembaca dalam memberikan gambaran dan kritik sebuah karya.
  4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu karya.
  5. Mengajak para pembaca untuk turut dalam mendiskusikan, merenungkan dan memikirkan masalah yang terdapat pada sebuah karya.
  6. Memberikan kemudahan bagi pembaca dalam mengidentifikasi karya satu dengan karya lainnya yang serupa.
  7. Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum memilih membeli atau menikmati sebuah karya.

Ciri-Ciri Teks Ulasan

Teks ulasan berbeda dengan teks pada umumnya karena mempunyai ciri khas tersendiri. Adapun ciri-ciri dari teks ulasan yang perlu diketahui antara lain:

  1. Menggunakan kata hubung atau konjungsi penerang seperti yakni, yaitu, dan bahwa.
  2. Menggunakan kata konjungsi temporal seperti kemudian, semenjak, sejak, dan akhirnya.
  3. Menggunakan kata konjungsi penyebab seperti sebab dan karena.
  4. Menggunakan kalimat pernyataan berupa rekomendasi atau saran di bagian akhir teks. Biasanya ditandai dengan kata harus, sebaiknya, hendaknya, dan jangan.
  5. Menggunakan kata-kata sifat sikap seperti lembut, antagonis, protagonis, nakal, teladan, eksotis dan lain sebagainya.
  6. Menggunakan kata benda yang mengacu pada manusia, binatang atau benda lainnya, serta konsep atau pengertian.
  7. Menggunakan kata kerja yang mempunyai arti perbuatan (aksi), proses ataupun keadaan bukan sifat.
  8. Menggunakan kata-kata metafora yakni pemakaian kata atau kelompok kata bukan makna sebenarnya. Namun sebuah kiasan atau lukisan berdasarkan persamaan dan perbandingan.
  9. Menggunakan kata rujukan yang merujuk sebuah partisipan tertentu.
  10. Menggunakan kalimat majemuk. Baik itu kalimat majemuk bertingkat maupun kalimat majemuk setara.

Struktur Teks Ulasan

Sebuah teks ulasan harus memiliki struktur tersendiri agar teks tersebut menghasilkan tulisan ulasan yang baik. Struktur teks ulasan tersebut yakni:

  • Identitas

Identitas dari sebuah karya harus ditulis pada teks ulasan yang mencangkup judul karya, nama pengarang atau pembuat, waktu peluncuran karya, dan lain sebagainya. Identitas biasanya ditulis sebelum teks ulasan ataupun tidak dinyatakan secara langsung khususnya untuk teks ulasan mengenai lagu atau film.

  • Orientasi

Orientasi merupakan suatu gambaran umum dari sebuah karya yang akan diulas. Gambaran umum di sini dapat berupa nama, kegunaan, latar belakang dan lainnya.

  • Tafsiran

Tafsiran berupa pandangan sendiri mengenai suatu karya atau benda yang akan diulas. Untuk melakukan tafsiran diperlukan terlebih dahulu evaluasi dari suatu karya. Pada umumnya penulis akan membandingkan karya yang mirip untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

  • Evaluasi

Penulis harus melakukan evaluasi karya mulai dari penampilan hingga produksi yang berisi gambaran tentang detail suatu karya. Evaluasi dapat berupa bagian, ciri-ciri dan kualitas karya. Penulis juga menyebutkan bagian-bagian yang sangat bernilai ataupun kelebihan karya, dan juga bagian yang masih kurang bernilai atau kekurangan dari sebuah karya.

Penulis harus memberikan ulasan terakhir mengenai kesimpulan dari suatu karya. Di bagian ini juga memuat komentar dari penulis apakah karya tersebut berkualitas atau justru tidak layak untuk dinikmati.

Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan

Dalam teks ulasan ada beberapa kaidah kebahasaan yang perlu harus diketahui, yakni:

  1. Sebuah teks ulasan mengenai drama atau film harus mengandung penekanan terhadap faktor-faktor karya seni.
  2. Menggunakan kalimat pemikiran atau persuasif.
  3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal.
  4. Memakai pernyataan perbandingan persamaan maupun perbedaan.
  5. Menggunakan kata kerja material dan juga kata kerja relasional.

Adapun penjelasan mengenai kaidah kebahasaan untuk teks ulasan, antara lain:

  • Istilah. Sebuah kata atau perpaduan kata yang menyatakan makna konsep, hal, proses atau sifat khusus untuk bidang tertentu.
  • Sinonim dan Antonim. Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk berbeda akan tetapi mempunyai makna sama. Sedangkan antonim merupakan kata yang mempunyai makna berlawanan dengan kata lainnya.
  • Nomina. Nomina merupakan kelas kata untuk menyebutkan nama dari seseorang, tempat dan semua benda atau semua yang dibedakan.
  • Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Kata kerja aktif yakni subjek berperan sebagai pelaku atau melakukan suatu tindakan. Sedangkan kata kerja pasif merupakan kata kerja di mana subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran dari tindakan atau hasil.
  • Kata Ganti. Kata ganti adalah kata yang mewakili kata nomina atau frasa nomina. Contohnya yaitu kata yang.
  • Konjungsi. Konjungsi merupakan kata tugas atau kata penghubung untuk menjalin 2 buah klausa, kalimat atau paragraf seperti sebaliknya, selanjutnya, di samping itu dan lainnya.
  • Preposisi. Kata tugas yang berfungsi menjadi faktor pembentuk frasa preposisional. Contohnya yakni tanpa, bagi, secara, daripada dan lainnya.
  • Kalimat Kompleks Dan Simpleks. Kalimat kompleks merupakan kalimat yang memiliki 2 kata utama atau lebih. Sedangkan kalimat simpleks adalah sebuah kalimat yang mempunyai kata utama.
  • Kata Kerja Material dan Kata Kerja Relasional. Kata kerja material yakni kata kerja yang menyebutkan aktivitas fisik atau non-fisik. Sedangkan kata kerja relasional yaitu kata kerja yang berfungsi membentuk predikat nominal dan membantu menjelaskan kata kerja bantu.
  • Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan). Dalam hal ini menggunakan kata-kata demikian halnya, serupa dengan, seperti, seperti halnya dan sebagainya.

Teknik Penulisan Teks Ulasan

Agar dapat membuat teks ulasan yang baik dan benar, ada beberapa teknik penulisan yang harus diketahui sebelum membuat ulasan, antara lain:

  1. Menentukan terlebih dahulu tema atau topik yang sesuai dengan karya yang diulas.
  2. Mencantumkan identitas dari karya.
  3. Menjelaskan sinopsis dari karya.
  4. Memasukan pendapat atau argumen penulis mengenai unsur intrinsik dari suatu karya.
  5. Memberikan penilaian atau rekomendasi dari karya.
  6. Membahas isi dari ulasan karya berdasarkan ciri kebahasaan.
  7. Menulis ulasan suatu karya juga berdasarkan pada kaidah penulisan teks ulasan.

Contoh Teks Ulasan

Contoh teks ulasan mengenai film:

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

Orientasi

Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk merupakan adaptasi dari roman karya Buya Hamka. Film ini diperankan oleh beberapa artis terkenal seperti Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan Reza Rahadian. Film ini dirilis pada tanggal 19 Desember 2013 di bioskop Indonesia dan disutradarai oleh Sunil Soraya.

Tafsiran

Dikisahkan pada tahun 1930, Zainuddin yang diperankan oleh Herjunot Ali, berlayar dari Makassar menuju Batipuh, Padang Panjang tempat kelahiran ayahnya. Di sini ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce) yang menjadi bunga persukuan di Minangkabau.

Zainuddin mulai jatuh hati kepada Hayati dan mengirimkan tulisan kata-kata yang dapat membuat wanita terbawa dalam setiap kata yang ditulis oleh Zainuddin.

Setelah melihat alur romantisme film ini, penonton mulai diperlihatkan konflik-konflik yang mulai muncul, seperti hubungan antara Hayati dan Zainuddin yang tidak mendapat restu dari para ninik-mamak dan tetua suku, sebab Zainuddin dianggap belum mapan serta tidak memiliki darah Minang.

Sebelum akhirnya Zainuddin memutuskan untuk meninggalkan Batipuh, keduanya saling menuliskan sebuah janji setia akan menjalani hidup bersama suatu saat nanti. Akan tetapi kenyataan kembali datang pada Zainuddin saat melihat pertunjukan opera, ia bertemu Hayati bersama dengan suaminya yaitu Aziz (Reza Rahadian). Sudah tentu kisah cinta mereka tidaklah mudah.

Evaluasi

Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berdurasi 2,5 jam tersebut sangat menonjolkan properti khas tahun 1930-an. Namun menjadi kurang bergitu meyakinkan jika peristiwa tersebut terjadi di tahun itu.

Hal yang paling terasa yakni alur cerita terkesan lambat dan beberapa bagian kurang menarik sama sekali, seperti adegan ketika Zainuddin dan Hayati sedang surat menyurat. Sehingga konfilk yang diperoleh kurang menarik, hanya sedikit naik kemudian datar kembali.

Latar musik yang menggunakan band Nidji juga dirasa kurang tepat untuk disesuaikan dengan kondisi film, sebab film ini menggunakan latar belakang tahun 1930-an sedangkan musik pengiring terlalu modern.

Special effect saat kapal tenggalam juga tidak terlalu luar biasa dan terkesan dipaksakan. Dibandingkan dengan Kapal Titanic kita masih dapat melihat proses menabraknya kapal hingga akhirnya tenggelam. Sangat berbeda dengan Kapal Van Der Wijk, penyebab tenggelamnya kapal juga tidak begitu jelas.

Rangkuman

Dengan mengabaikan kekurangan yang telah disebutkan tadi, film ini masih tetap menarik untuk ditonton.

Penggunaan kata yang pas serta kostum para pemain karya Samuel Wattimena menjadikan film ini sebagai salah satu film terbaik tahun 2013.

Percakapan yang menggunakan kalimat puitis membuat film ini sangat menarik dan dapat menjadi referensi untuk ditonton oleh keluarga.

fbWhatsappTwitterLinkedIn