Skenario: Pengertian, Jenis, dan Langkah Penulisan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Skenario

Pengertian skenario dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu rencana lakon sandiwara atau film, berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Sebuah skenario dapat dihasilkan berdasarkan adaptasi dari penulisan sebuah sastra atau asli dari penulis skenario.

Dapat dikatakan jika skenario merupakan acuan dasar atau blueprint dalam proses pembuatan film, sehingga proses penulisan skenario bersifat teknis. Artinya dalam proses pembuatannya tentu berbeda dengan karya tulis lainnya seperti cerpen atau novel.

Perlu diketahui juga jika skenario bukanlah karya sastra dan tidak diperuntukan untuk dapat dibaca bebas oleh orang lain. Hanya orang-orang tertentu saja khususnya yang bekerja di industri perfilman yang boleh membacanya.

Orang-orang yang diperbolehkan membaca skenario adalah produser, sutradara, Director of Photography, Director of Art, divisi Wardrobe, Kepala Unit dan para pemain. Hal ini bertujuan agar mengetahui detail dan menyamakan pendapat atas kebutuhan yang diperlukan dalam pembuatan film.

Perbedaan Dengan Naskah Dan Script

Banyak orang mengira jika antara skenario, naskah dan script sama. Bahkan ada yang menganggap jika skenario dan script merupakan hal yang berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ketiganya, mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Skenario

Sebuah cetak biru atau blueprint yang ditulis khusus untuk film atau acara televisi. Terdapat format khusus dalam penulisannya, dan biasanya dalam 1 halaman menghabiskan waktu 1 menit.

Aturan penulisan skenario yakni Courier ukuran 12, dengan komponen utama dalam skenario berisi aksi dan dialog. Aksi memiliki arti “apa yang dilihat”, sedangkan dialog “apa yang dituturkan oleh tokoh.”

Dalam penulisan skenario harus menggunakan aplikasi khusus seperti Final Draft, Celtx, Trelby, dan Writer Duet. Di dalam skenario harus terdapat 5 elemen dasar yakni heading, action, character, parenthetical, dan dialogue.

Naskah

Naskah kurang lebih memiliki kesamaan struktur pada drama. Dalam sebuah naskah terdapat latar, plot, tema, dan penokohan. Hanya saja teknik penulisannya berbeda dengan drama.

Dalam sebuah naskah, tidak terlalu banyak monolog seperti yang biasa ditemukan pada drama. Bentuk penokohan banyak digambarkan dengan dialog-dialog antar tokoh di dalam naskah. Sehingga karakter tokoh bisa dilihat dari hasil visualisasi naskah.

Naskah untuk produksi film bisa menjadi bahan dasar dalam mempersatukan persepsi antara produser dan kru film mengenai film yang akan diproduksi. Tidak heran jika naskah menjadi tulisan yang paling sering mengalami revisi dalam proses produksi film.

Script

Script atau skrip (dalam bahasa Indonesia) merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk semua jenis media seperti pemprograman hingga produksi film. Bisa dikatakan jika skenario adalah jenis skrip.

Sebenarnya antara skenario dan script merupakan hal yang sama. Sebab di dalam dunia perfilman, sering digunakan istilah skenario daripada script.

Jenis-Jenis Skenario

Skenario terbagi menjadi dua jenis, antara lain:

Plot Driven

Plot driven merupakan skenario yang mengutamakan plot sebagai tujuan ceritanya. Penulis ingin membuat sebuah kejadian yang akan dialami tokoh utama dan menceritakan mengenai inti dari cerita tersebut.

Hal ini membuat para penonton dapat memahami hal-hal apa saja yang dimaksud dari sebuah film. Selain itu, penulis akan menyisipkan kejadian-kejadian utama yang membuat penonton ingat pada beberapa adegan.
Dengan begitu pesan dari penulis skenario dapat tersampaikan dengan baik tanpa adanya masalah.

Character Driven

Character Driven menggunakan karakter yang berada di dalam cerita untuk mengontrol alur cerita. Sehingga karakter yang berhasil dimunculkan pada sebuah film mempunyai kesan yang amat mudah untuk dapat diingat penonton.

Jenis skenario ini membuat keberadaan satu karakter sangat penting dan tidak dapat diganti oleh karakter lainnya. Berbeda dengan plot driven yang membuat peristiwa demi peristiwa datang menghampiri karakter utama demi jalan cerita.

Justru character driven lebih mengutamakan keberadaan satu karakter untuk membangun cerita. Oleh karena itu, setiap karakter terutama karakter utama harus memiliki deskripsi yang sangat jelas dan nantinya dapat menjadi acuan bagi munculnya peristiwa-peristiwa lainnya.

Langkah-Langkah Pembuatan Skenario

Menurut Aditya Gumay yang berprofesi sebagai seorang sutradara mengatakan, bahwa 3 langkah atau tahap dalam pembuatan skenario agar dapat menciptakan sebuah film yang baik. Langkah-langkah tersebut antara lain:

  • Menentukan Premis

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang penulis skenario yakni menentukan premis terlebih dahulu. Premis merupakan gambaran cerita yang terangkum dalam satu atau dua kalimat saja dan harus memenuhi 3 unsur yaitu karakter, konflik, dan konklusi.

Di dalam premis ini juga bisa diketahui apakah film tersebut akan menarik atau tidak. Indikatornya terdapat pada konflik yang akan mengganggu perjalanan karakter dalam mencapai tujuannya.

Konflik harus dibuat lebih tangguh dari karakter utama agar terlihat ideal. Apabila karakter utama lebih tangguh daripada konflik, bisa dipastikan bahwa film tersebut nantinya tidak akan menarik untuk tonton.

  • Membuat Sinopsis

Tahap berikutnya adalah pembuatan sinopsis berdasarkan pada skrip film yang akan ditulis. Perlu diketahui sinopsis merupakan sebuah cerita pendek yang menggambarkan keseluruhan skenario cerita.

Usahakan dalam menulis sinopsis tidak bertele-tele. Sebab dalam konteks penulisan skrip terutama film harus dibuat secara profesional, hal ini penting untuk mempengaruhi minat produser apakah tertarik membeli naskah tersebut atau tidak.

  • Treatment

Selain itu di dalam pembuatan sinopsis terdapat treatment yaitu dokumen multi-halaman yang ditulis dalam bentuk prosa, menceritakan kisah yang terjadi pada skenario. Isinya berupa tindakan, dialog yang jarang, berfungsi sebagai peta bagi pembaca, produser, dan penulis.

Sebelum pembuatan treatment, penulis skenario membuat garis waktu dan menyisipkan jenis-jenis treatment di setiap titik garis waktu, seperti durasi film dan membuat suasana emosi yang naik-turun dalam alur cerita agar mudah menentukan treatment apa yang diperlukan selama film dibuat nantinya.

  • Membuat Skenario

Jika semua tahap sebelumnya telah dilakukan baru memasuki proses pembuatan skenario. Proses pembuatan skenario harus berurutan untuk setiap adegan.

Adegan-adegan yang ada perlu dibagi dengan menyesuaikannya pada latar tempat dan waktu. jika suatu kondisi terjadi pada satu waktu dan tempat, maka dihitung menjadi satu adegan.

Jika sudah mempunyai urutan cerita sesuai dengan latar tempat dan waktu, penulis tinggal membuat skenario berdasarkan pada format naskah.

Hal-Hal Penting Dalam Skenario

Adapun hal-hal penting yang harus ada dalam sebuah skenario antara lain:

  1. Cerita Dasar
    Penulis harus memiliki dasar cerita, mulai dari genre film, lokasi kejadian, waktu kejadian, tokoh atau karakter.
  2. Sinopsis
    Sinopsis penting dilakukan dalam proses pembuatan skenario. Usahakan cerita dibuat dengan ringkas namun tanpa menghilangkan unsur penokohan, waktu, tempat, konflik, perkembangan masalah, hingga penyelesaiannya.
    Sinopsis cukup setengah atau 1 halaman, sebab nantinya sinopsis digunakan untuk guidline dalam alur cerita.
  3. Alur Cerita (Storyline)
    Pada alur cerita harus sudah ditentukan karakter pemain, seting lokasi, seting waktu, dan seting pemain (kostum dan riasan).
  4. Karakter
    Penulis skenario harus menjelaskan setiap tokoh yang terlibat dalam suatu film secara tegas dan mendalam. Jika bisa masing-masing tokoh dibuat dan dilengkapi dengan data yang lengkap seperti nama lengkap, usia, keahlian, hubungan keluarga, dan lainnya.
  5. Lokasi
    Penentuan lokasi penting untuk diperhatikan sebab berhubungan dengan adegan apa yang sedang dilakukan, posisi, gerakan, arah pandang dan lainnya.
  6. Waktu
    Waktu juga menjadi unsur yang penting dalam pembuatan skenario. Suatu adegan pasti membutuhkan pengaturan waktu yang tepat agar menyesuaikan dengan unsur lainnya. Misal menggunakan properti sepeda ontel tua untuk menggambarkan kondisi tahun 50-an.
  7. Kostum dan Riasan
    Unsur ini juga harus diperhatikan sebab kostum dan riasan harus disesuaikan dengan adegan. Sebab jika keterangan ini dijelaskan dengan baik, hal ini tentu akan mempermudah bagian kostum dan riasan untuk membuat suatu karakter lebih hidup.
fbWhatsappTwitterLinkedIn