Dampak Perang Dingin dalam Kehidupan: Dampak Positif Maupun Negatif

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perang Dingin adalah perang yang terjadi sesaat setelah Perang Dunia usai. Perang Dingin melibatkan antara dua negara besar yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat. 

Perang ini berakhir dengan ditandai kejatuhan Uni Soviet pada tahun 1991 yang pecah menjadi 15 negara baru. Dengan begitu perang dingin yang dimenangkan AS ini artinya berlangsung selama 46 tahun. Dalam kurun waktu tersebut terjadi banyak sekali perubahan-perubahan sebagai dampak dari Perang Dingin. 

Dampak tersebut turut dirasakan oleh dunia dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Berikut ini adalah dampak dari Perang Dingin baik negatif maupun positifnya. 

Dampak Positif 

Hal pertama yang akan kita bahas adalah dampak positif atau manfaat dari adanya Perang Dingin. Jika pada umumnya sebuah peperangan menimbulkan banyak kerugian namun Perang Dingin nyatanya mampu mendatangkan berbagai manfaat seperti berikut ini. 

Bidang Ekonomi 

Setelah perang dunia usai banyak negara-negara di dunia terutama bangsa Eropa mengalami kerugian yang sangat besar bahkan hampir membawanya dalam kebangkrutan. Pada saat inilah perbedaan sistem ekonomi menyebar ke segala penjuru dunia dengan fokus utamanya adalah negara-negara yang baru merdeka dan berkembang. 

Sistem ekonomi yang diperkenalkan pada saat itu adalah komunisme yang disebarkan oleh Uni Soviet dan kapitalisme yang disebarkan oleh Amerika Serikat. Kedua negara adidaya ini menaungi negara-negara yang sepaham dengan mereka. Amerika Serikat bahkan menjadi pemegang modal dan kreditur bagi banyak negara di Asia-Afrika.

Sementara itu Uni Soviet sebagai pemimpin blok timur membawahi negara berpaham sosial komunis dengan membantu  pembangunan-pembangunan terutama di negara Eropa Timur melalui program Molotov Plan. 

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 

Hal lainnya yang paling dirasakan dari terjadinya perang dingin adalah dalam bidang teknologi. Persaingan kedua negara yang terlibat sangat ketat dan tidak ada yang mau tertinggal. Baik Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba-lomba untuk menjelajahi luar angkasa yang tentunya akan menghasilkan penemuan-penemuan astronomi. 

Persaingan diawali dengan Uni Soviet yang meluncurkan satelit pertama dari Bumi yang dibuat manusia pada 4 Oktober 1957. Satelit tersebut diberi nama Satelit Sputnik yang artinya “teman perjalanan”. Satelit yang digunakan untuk mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer ini diluncurkan dari  Kosmodrom Baykonur, di RSS Kazakhstan.

Pihak lawan yakini Amerika Serikat tentu tidak mau ketinggalan sehingga pada tahun berikutnya Angkatan Darat AS di bawah ilmuwan roket Wernher von Braun meluncurkan satelit Explorer I. Satelit pertama AS ini merupakan bagian dari partisipasi dalam Tahun Geofisika Internasional. Di tahun yang sama AS meresmikan badan penerbangan yang menaungi program luar angkasa sipil, serta penelitian aeronautika dan luar angkasa yang kita kenal sebagai NASA. 

Internet, gadget, komputer dan alat-alat canggih lainnya yang kita nikmati saat ini merupakan bagian dari persaingan pada Perang Dingin. 

Bidang Pertahanan dan Keamanan 

Selama masa Perang Dingin telah terjadi persaingan dalam pengembangan senjata-senjata perang yang tergolong sangat berbahaya yakni senjata nuklir. Untuk mengantisipasi pencegahan serangan nuklir maka negara-negara blok timur dan blok barat meningkatkan sistem pertahanan dan keamanan mereka. 

Negara-negara di dunia mulai mengambangkan senjata lainnya seperti rompi anti peluru, rudal balistik, senapan otomatis, senapan jarak jauh, pesawat jet, kapal induk. Selain memproduksi senjata, Perang Dingin juga menghasilkan strategi spionase atau mata-mata yang bahkan masih digunakan hingga saat ini oleh kemiliteran di berbagai negara. Kebijakan dan strategi kemiliteran pun dimodifikasi untuk meningkatkan keamanan mereka. 

Negara-negara yang memiliki senjata pemusnah massal nuklir tidak hanya memproduksi melainkan meningkatkan sistem keamanan mereka. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari pencurian, kerusakan yang tidak disengaja hingga untuk menstabilkan kekuatan nuklir mereka. 

Dampak Negatif

Bagaimanapun sebuah perseteruan akan menimbulkan kerugian-kerugian terhadap beberapa pihak. Terlebih perseteruan tersebut dilakukan oleh kelompok atau organisasi besar yang akhirnya memicu peperangan. Berikut ini adalah dampak buruk yang dihasilkan oleh adanya Perang Dingin. 

Persaingan Ideologi 

Ideologi merupakan salah satu faktor utama pemicu adanya Perang Dingin. Kedua negara ini bersaing secara ketat untuk memperluas ideologi yang mereka anggap paling benar. Amerika Serikat yang mendapat dukungan dari negara barat ini menganggap bahwa ideologi komunisme yang dianut Uni Soviet adalah hal buruk. Hal tersebut karena pemerintahnya akan semena-mena terhadap rakyatnya seperti yang dilakukan oleh Joseph Stalin dan juga Adolf Hitler. 

Sebaliknya Uni Soviet tidak menyukai Amerika Serikat atas tindakannya yang menganggap kelompok Marxisme atau sosial komunis ilegal dalam komunitas internasional. Untuk melawannya kedua negara ini menaruh pengaruh terhadap negara-negara berkembang agar mengikuti ideologi mereka dan menjadi sekutu masing-masing blok. 

Perang Saudara

Pada masa Perang Dingin banyak sekali terjadi perang saudara di negara-negara Asia. Contohnya adalah Perang Vietnam yang terjadi pada tahun 1955-1975 dan Perang Korea yang berlangsung pada tahun 1950-1053. Bahkan Jerman dibagi menjadi dua yakni menjadi Jerman Barat yang  dikuasai oleh Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat dan membentuk Republik Federal Jerman pada tanggal 23 Mei 1949. Bagian lainnya adalah Jerman Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. 

Perang saudara tersebut adalah buntut dari persaingan ideologi yang dilangsungkan Uni Soviet dan Amerika Serikat. Perbedaan ideologi menghasilkan dua kubu yang berbeda dan sama-sama ingin berkuasa sehingga menyebabkan perang. 

Bidang Kesehatan 

Kesehatan penduduk dunia turut menjadi sasaran dari meletusnya Perang Dingin. Hal tersebut lantaran selama hampir 5 dekade banyak negara terutama Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan serangkaian uji coba nuklir mereka. Senjata pemusnah massal tersebut memiliki efek radiasi yang sangat tinggi dan berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Tak hanya nuklir namun mereka juga mengembangkan senjata biologi. 

Beberapa pulau yang dijadikan sebagai tempat uji coba nuklir ditinggalkan oleh penduduknya akibat dari efek radiasi nuklir dan juga karena kemunculan virus dari uji coba senjata biologi. 

Kecelakaan yang diakibatkan dari radiasi terjadi di reaktor dan fasilitas nuklir militer dan sipil adalah hal yang wajar terjadi pada masa ini. Beberapa orang meninggal langsung di reaktor dan sebagian lainnya menjadi korban paparan radiasi nuklir.

Bidang Psikologi 

J. Christie dan C. Patricia Hanley melakukan penelitian selama masa Perang Dingin terhadap kesehatan mental atau psikologi penduduk Amerika dan Uni Soviet. Hasilnya dapat terlihat secara signifikan pada anak-anak dan remaja dimana mereka merasa ketakutan akan terjadi serangan-serangan mendadak dan sebagian besar penduduk dua negara ini hidup dalam ketakutan akan malapetaka nuklir yang akan datang.

Berdasarkan studi ini sebanyak 85% remaja mengatakan bahwa mereka merasa tidak berdaya, 90% dilaporkan merasa kehilangan masa depan, dan 88% merasa was-was dan ketakutan. Penelitian serupa juga dilakukan di Kanada dan menghasilkan bahwa penduduknya turut merasakan kecemasan yang sama. 

Dari adanya penelitian tersebut memberitahukan bahwa dampak dari perang dingin tidak hanya terjadi dalam bidang ekonomi, sosial dan politik saja tetapi juga pada psikologi anak-anak yang tentunya saja merupakan generasi penerus bangsa. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn