Daftar isi
Secara umum, defisit diartikan sebagai suatu kondisi keuangan dimana jumlah dana yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang masuk. Tentunya hal ini sudah seringkali dihadapi oleh suatu perusahaan atau seorang pebisnis.
Saat mereka berada dalam kondisi tersebut, mereka akan cenderung melakukan evaluasi terhadap proses penjualan, marketing serta produksi yang sebelumnya telah dilakukan. Dengan berbagai evaluasi yang dilakukan, mereka akan menemukan satu kesalahan atau beberapa kesalahan yang menyebabkan angka penjualan mereka menurun dari sebelumnya.
Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab atau mempengaruhi terjadinya defisit keuangan di sebuah perusahaan.
1. Pengembangan Fasilitas Pembangunan
Tidak sedikit dari perusahaan akan berupaya untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan fasilitas dan infrastruktur yang dimilikinya. Hal itu semata mata dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan tiap tiap pekerjanya. Dan hal itu, tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Untuk dapat mengembangkan infrasturktur serta fasilitas yang ada, suatu perusahaan harus siap menyediakan pembayaran untuk,
- Pembangunan infrastruktur perdivisi.
- Meningkatkan pengadaan fasilitas untuk kepentingan pertahanan serta keamanan perusahaan.
Pengembangan dari fasilitas serta infrastruktur yang ada ini memang sangat penting dilakukan. Namun, tingkat kebutuhannya masih dapat dipertimbangkan kembali.
2. Rendahnya Daya Beli Masyarakat
Salah satu faktor yang berdampak pada kondisi defisit adalah adanya penurunan dari tingkat penjualan produk yang ada dalam suatu perusahaan. Hal itu seringkali diakibatkan oleh rendahnya keinginan masyarakat untuk memiliki produk tersebut.
Masyarakat akan lebih cenderung membeli barang barang yang bersesuaian dengan kebutuhannya, seperti sembako, BBM, listrik dan lain sebagainya. Dan perlahan meninggalkan berbagai kebiasaan yang berkaitan dengan pembelian barang barang mewah.
Keadaan ini tentunya merugikan pihak pihak perusahaan yang menyediakan barang barang dengan tingkat kemewahan yang tinggi.
3. Melemahnya Nilai Tukar Mata Uang
Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan transaksi pinjaman luar negeri. Oleh karenanya, setiap kali ada perubahan dari jumlah serta nilai mata uang asing. Maka Indonesia akan menerimadampaknya secara langsung.
Nilai tukarnya akan merendah atau melemah. Jumlah dari pinjaman dana yang dilakukan oleh Indonesia dihitung dengan menggunakan valuta asing,sedangkan untuk proses pembayarannya sendiri dihitung sesuai dengan nilai mata uang rupiahnya.
Sehingga apabila terjadi pelemahan nilai mata uang, maka Indonesia haru membayar besar jumlah utang utangnya tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
4. Penyimpanan Realisasi dari Rencana
Sebelum melakukan penyusunan terhdap dana APBN ini tentunya pemerintah telah membuat rancangan atau susunan yang berkaitan dengan sumber keuangan yang akan digunakan oleh negara. Namun, dalam realisasinya seringkali dana yang diterima tidak sesuai dengan dana yang diajukan sebelumnya.
Sehingga beberapa program yang harusnya dilaksanakan terpaksa harus ditiadakan. Tidak hanya itu, dengan dana APBN yang diterima pemerintah harus dapat memaksimalkan penggunaannya untuk dapat menutupi berbagai kekurangan yang ada di tahun sebelumnya.
5. Adanya Inflasi
Datangnya inflasi seringkali tidak dapat diperkirakan oleh pemerintahanya. Yang mana saat penyusunan dana APBN pemerintah hanya berpatokan pada penggunaan dana yang ada di tahun sebelumnya.
Sehingga apabila kedepanya terjadi suatu inflasi yang menyebabkan peningkatan harga barang tiap tahunnya, pemerintah dituntut haru daat menanganinya dengan dana yang sudah ditetapkan sebelumnya.