Daftar isi
Fraud merupakan pencatatan laporan keuangan palsu secara sengaja dengan menghilangkan atau menambah jumlah tertentu yang bertujuan untuk menipu pemilik hak dari laporan keuangan tersebut.
Fraud dianggap sebagai suatu bentuk kecurangan atau tindakan penipuan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan pribadi. Fraus sering kali dijumpai pada saat proses penyusunan laporan keuangan, tindakan tersebut merugikan perusahaan.
Dalam bahasa Inggris, Fraud berarti kecurangan. Selain fraud, terdapat kecurangan lain yang dapat terjadi dalam akuntansi yaitu kekeliruan atau error. Kedua istilah tersebut dianggap sama namun keduanya memiliki perbedaan.
Perbedaan kedua istilah tersebut terletak pada keberadaan unsur kesengajaan. Error dilatarbelakangi oleh ketidaksengajaan. Sedangkan, fraud dilatarbelakangi oleh unsur kesengajaan. Kecurangan seperti ini lebih sulit terdeteksi bila dibandingkan dengan kekeliruan atau error.
Hal tersebut menjadi rahasia umum lantaran pihak manajemen, karyawan, atau pihak yang berkaitan akan berusaha untuk menyembunyikan kecurangan itu sendiri. Jadi, pada dasarnya fraud merupakan serangkaian ketidakberesan dan jelas melawan hukum yang dilakukan oleh eksternal atau internal perusahaan.
Fraud dapat berdampak pada ekonomi dan sosial sebab setiap orang dapat menjadi pelaku dengan alasan dan latar belakang apapun. Berikut ini terdapat beberapa jenis fraud yang sering ditemui dalam lingkungan perusahaan, instansi, maupun organisasi.
1. Penggelapan Uang
Penggelapan uang merupakan salah satu jenis fraud yang berhubungan dengan white collar crime yang mana individu atau kelompok melakukan penyalahgunaan aset yang telah diamanahkan kepada mereka.
Aset yang dimaksud merupakan uang atau investasi yang berujung pada investasi palsu. Sebagai contoh skema Ponzi dalam multi level marketing pelaku melakukan penipuan kepada calon investor untuk mempercayakan aset dan menggelapkan uang mereka tanpa tujuan yang jelas.
2. Korupsi
Korupsi merupakan salah satu jenis fraud yang paling sering ditemui dalam suatu perusahaan, instansi, maupun organisasi. Perilaku korup merupakan perilaku yang hanya menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang bersumber pada sesuatu hal yang bukan haknya.
Besar maupun kecilnya tindakan korupsi tetap tidak dapat dibenarkan, perilaku korupsi dapat terlihat dari bentuk penyuapan, pemerasan, penyalahgunaan informasi, gratifikasi atau pemberian hadiah, dan bentuk lainnya yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja.
3. Pencurian Data
Pencurian data juga termasuk salah satu jenis fraud yang dilakukan dengan cara mencuri data atau informasi penting dari suatu perusahaan, instansi, atau organisasi untuk kepentingan pribadi pelaku. Fraud jenis ini juga dapat disebut dengan computer fraud.
4. Penyimpangan Aset
Penyimpangan aset merupakan jenis fraud yang terakhir. Fraud jenis ini terjadi dalam suatu perusahaan, instansi, dan organisasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bekerja di dalam perusahaan tersebut dengan cara menyalahgunakan aset perusahaan demi keuntungan pribadi.
Berikut beberapa penyebab terjadinya fraud dalam suatu perusahaan atau organisasi.
1. Lemahnya Hukum
Lemahnya kebijakan hukum menjadi salah satu penyebab kemunculan fraud, hukum yang dirancang mengenai sanksi pidana dan hukuman terhadap kasus fraud membuat pelaku tidak jera terhadap perbuatan yang telah dilakukan.
2. Kepentingan Individu
Penyebab fraud selanjutnya adalah berkaitan dengan kepentingan individu. Fraud merupakan tindakan yang egois dan hanya menguntungkan pihak yang memiliki kepentingan yang bersifat pribadi.
Individu yang melakukan aksi fraud dilatarbelakangi karena moral dan motivasi.
Dorongan moral adalah keserakahan yang ada dalam diri seseorang dan memicu keinginan untuk bertindak buruk. Sementara itu, motivasi dalam hal ini adalah disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan individu sehingga melakukan perbuatan kriminal.
3. Tekanan Ekonomi
Himpitan keadaan ekonomi yang dialami oleh individu menjadi penyebab individu melakukan tindakan penipuan atau pencurian. Seseorang yang berapa di bawah tekanan ekonomi akan melakukan fraud demi dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Fraud merupakan tindakan kecurangan dalam akuntansi yang disengaja dan berdampak buruk bagi perusahaan, instansi, atau organisasi. Penggelapan aset atau korupsi pada suatu perusahaan akan menyebabkan rusaknya reputasi perusahaan, kerugian perusahaan, rusaknya moralitas pegawai, dan dampak negatif lainnya.
Dampak secara finansial misalnya kehilangan uang dari jumlah yang kecil hingga dalam jumlah yang besar, Dampak fraud secara non-finansial adalah hilangnya pekerjaan, rusaknya reputasi, tidak dapat membuka peluang lapangan pekerjaan, dan ditindak secara hukum yang berlaku.
Sebagai contoh dalam kasus fraud, terjadi di salah satu toko kelontong di Semarang pada tahun 2018 yang merugikan pembeli mereka karena pembeli tersebut menuntut telah terjadi ketidaksesuaian barang sembako pangan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli tersebut.
Pengusaha tersebut melakukan kecurangan dengan cara menukar kualitas barang sembako pangan yang berlabel Premium Quality menjadi produk yang memiliki mutu V setelah diuji dalam laboratorium.
Pengusaha tersebut dijerat dengan Pasal 62 jo Pasal 8 ayat (1) huruf E, F, dan I, serta Pasal 9 huruf H UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan/atau Pasal 144 juga Pasal 100 ayat (2) UU No 18 Tahun 2012 tentang pangan.
Berikut beberapa cara untuk mendeteksi terjadinya fraud dalam suatu perusahaan, instansi, atau organisasi
1. Memeriksa Jajaran Manajerial
Tindakan fraud merupakan tindakan kecurangan yang sulit dideteksi karena dalam jajaran manajerial ada yang berusaha membantu untuk menyembunyikannya. Dalam beberapa kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan beberapa pihak pengambil keputusan.
2. Mengadakan Audit
Cara mendeteksi fraud di suatu perusahaan dapat dengan menyelenggarakan audit baik internal maupun eksternal. Audit merupakan kegiatan konsultasi yang objektif dan independen yang bertujuan untuk memperbaiki operasional perusahaan.
Audit internal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak yang ada di dalam perusahaan yang dinilai memiliki kompetensi dalam meneliti catatan akuntansi dan pengendalian internal perusahaan.
Sementara itu, audit eksternal merupakan penilaian yang dilakukan dengan bantuan dari pihak luar perusahaan untuk mendeteksi adanya kecurangan dan menganalisa laporan internal.
3. Memeriksa Operasional Laporan
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi fraud adalah melakukan pemeriksaan terhadap laporan-laporan keuangan, mulai dari catatan pengeluaran, pemasukan, aset, kewajiban, ekuitas, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraud.
1. Perkuat Hukum
Penetapan hukum yang kuat terhadap tindakan pelaku fraud harus didukung secara integral dari perusahaan, instansi atau organisasi, serta aparat yang berwenang. Hal tersebut juga dapat didukung dengan cara membuka ruang bagi whistle blower dan melakukan investigasi internal dalam perusahan.
2. Audit Keuangan Simultan
Mengadakan audit keuangan simultan merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah terjadinya fraud dalam bidang laporan keuangan, baik dalam audit internal maupun eksternal.
Audit ini dilakukan dengan tujuan memeriksa laporan pencatatan keuangan secara lengkap, rinci, dan detail untuk menemukan indikasi penggelapan aset yang dilakukan oleh salah karyawan.
3. Sosialisasi Anti Korupsi
Sosialisasi anti korupsi merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan. Penyelenggaraan sosialisasi anti korupsi di suatu perusahaan, instansi, atau organisasi bertujuan untuk menjelaskan kepada setiap karyawan mengenai bentuk-bentuk korupsi.
Sebagian orang masih dijumpai belum memahami dengan benar hal-hal apa saja yang termasuk dalam bagian korupsi dan ranah pidananya. Penyampaian pemahaman tersebut melalui sosialisasi anti korupsi menjadi penting dilakukan untuk mengedukasi karyawan mengenai pentingnya integritas.