2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Sel saraf atau neuron merupakan bagian dari sistem saraf. Sel saraf merupakan struktur yang kompleks. Semua sel saraf, pada umumnya memiliki badan sel. Namun, diameter badan sel memiliki ukuran yang berbeda yakni berkisar antara 5 sampai 140 µm.

Fungsi badan sel pada sistem saraf manusia

Setiap sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang disekitarnya terdapat sitoplasma. Badan sel adalah salah satu penyusunan atau bagian dari sel saraf. Badan sel banyak berada di sistem saraf pusat. Badan sel menjadi tempat diterimanya impuls oleh ujung-ujung saraf.

Ada pula badan sel yang dinamakan dengan ganglia yang terletak di sistem saraf tepi. Badan sel merupakan bagian neutron yang memiliki ukuran besar. Badan sel dinamakan pula dengan soma inti neutron. Di mana badan sel ini akan membawa informasi genetik serta menyediakan energi agar dapat mendorong terjadinya aktivitas. Badan sel memiliki sejumlah fungsi penting pada sistem saraf manusia.

Berikut ini fungsi badan sel pada sistem saraf manusia.

1. Menerima Impuls dari Dendrit

Badan sel memiliki fungsi untuk menerima impuls yang berasal dari dendrit. Di dalam terdapat saraf sensorik yang berfungsi untuk menerima rangsangan. Saraf sensorik ini terdapat di sejumlah organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kulit.

Kulit memiliki saraf sensorik untuk menerima rangsangan suhu yang berasal dari luar. Rangsangan ini kemudian akan diubah menjadi impuls listrik agar dapat diteruskan oleh struktur sistem saraf lainnya. Dendrit akan menerima impuls saraf yang kemudian dilanjutkan menuju badan sel.

Impuls ini selanjutnya diterima oleh badan sel kemudian diteruskan menuju ke akson. Badan sel memiliki neurofibril, yaitu serta serabut halus pada badan neuron yang berfungsi meneruskan jalannya impuls (rangsangan).

Impuls listrik ini akan ditransmisikan oleh sel saraf yang dinamakan dengan potensial aksi. Impuls listrik selanjutnya akan diantarkan menuju sistem saraf pusat atau dalam hal ini adalah otak. Untuk dapat melanjutkan perjalanan, impuls listrik harus melalui celah sinaptik.

Proses melewati celah sinaptik dibantu dengan senyawa kimia neurotransmiter. Di mana selama proses tranmisi sinaptik, impuls listrik akan memicu vesikel sinaptik yang berasal dari neuron presinaptik. Akibatnya, vesikel sinaptik akan mengeluarkan neurotransmiter.

Selanjutnya, neurotransmiter akan melewati celah sinaptik yakni celah antara neuron pre serta pasca sinaptik. Saat melewati celah ini, neurotransmiter akan terikat dengan sebuah reseptor khusus yang terdapat pada neuro pasca sinaptik. Akibat dari neurotransmiter yang terikat akan memicu terjadinya impuls listriknya yang berdekatan.

Impuls listrik ini selanjutnya dibawa menuju ke sistem saraf pusat yakni otak. Di dalam otak impuls listrik akan diterjemahkan menjadi sebuah perintah agar organ dapat melakukan reaksi. Selanjutnya, otak akan memerintahkan organ terkait untuk melakukan reaksi. Tidak hanya itu, otak juga akan menggerakkan otot agar dapat bergerak sesuai dengan perintah.

2. Meneruskan Impuls Listrik Menuju Akson

Selain menerima impuls dari dendrit, badan sel juga berfungsi untuk melanjutkan impuls menuju akson. Badan sel atau soma tertutup oleh sebuah membran. Di mana membran ini berfungsi untuk melindungi serta memungkinkan terjadinya interaksi dengan sekitar.

Di dalam badan sel mengandung organel yang memiliki peranan untuk menghasilkan energi serta enzim. Di dalam badan sel terdapat nukleus atau inti sel. Di mana di sekeliling inti sel terdapat perikarion. Biasanya badan sel memiliki banyak cabang dari dendrit.

Dendrit akan menerima impuls listrik yang berasal dari rangsangan pada saraf sensorik. Kemudian impuls ini akan dilanjutkan menuju struktur sel saraf lainnya yakni badan sel. Badan sel akan menerima impuls yang berasal dari dendrit.

Selanjutnya, impuls tersebut akan diteruskan oleh badan sel menuju akson. Akson akan berusaha membawa keluar impuls ini dari badan sel. Di dalam akson terdapat mielin yakni lapisan padat berupa lemak yang berfungsi untuk melindungi saraf. Selain itu, mielin juga memiliki peranan untuk membawa impuls cepat keluar.

Di dalam saraf tepi, mielin dihasilkan oleh sel schwann. Akson akan membawa impuls keluar dan melewati celah sinaptik. Awal mulanya neuron atau sel saraf akan mengirimkan sinyal atau impuls listrik menggunakan potensial aksi.

Potensial aksi merupakan pergeseran energi listrik potensial sel saraf yang disebabkan oleh adanya aliran partikel bermuatan yang masuk dan keluar melalui membran neuron. Saat potensial aksi dihasilkan, maka potensial aksi dibawa sepanjang akson menuju akhir pra sinaps.

Potensi aksi akan dapat menyebabkan adanya sinapsis kimia dan listrik. Sinapsis adalah tempat di mana sel saraf dapat melanjutkan pesan-pesan listrik dan kimia yang terjadi di antara mereka. Sinapsis ini terdiri dari 3 bagian yakni akhir pra sinaps, celah sinaptik, dan akhir pasca sinaps.

Dalam sinapsis kimia, neuron akan melepaskan pembawa pesan kimia yang dinamakan dengan neurotransmitter. Molekul-molekul ini kemudian akan melewati celah sinaptik. Selanjutnya molekul ini akan berikatan dengan reseptor yang berada di ujung pascasinaps dendrit.

Neurotransmiter dapat memicu respons yang terjadi pada neuron pasca sinaps atau impuls listrik yang berdekatan. Hal ini dapat menyebabkan menghasilkan potensial aksi sendiri. Alternatifnya, hal ini dapat mencegah aktivitas pada neuron pasca sinaps. Dalam hal ini, neuron pasca sinaps tidak menghasilkan potensial aksi.

Proses selanjutnya rangsangan akan dihantarkan menuju otak. Otak akan mengirimkan informasi ke otot, kelenjar serta organ tubuh lainnya untuk dapat melakukan respons. Di dalam otak, terdapat sekitar 100 miliar sel saraf.

Di mana sel saraf ini termasuk di dalamnya ada sel saraf kranial serta 31 saraf tulang belakang. Sel saraf dapat dijumpai pada seluruh tubuh. Sel saraf akan melakukan interaksi dengan satu sama lainnya agar dapat menghasilkan respons serta tindakan yang berupa fisik.

Respons ini dapat berupa gerakan tubuh yang dihasilkan dari interaksi dengan otot. Pada proses ini, otak akan bekerja sama dengan saraf motorik untuk menghasilkan gerakan sebagai respons dari informasi yang diterima.

fbWhatsappTwitterLinkedIn