Daftar isi
Sebagaimana diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang ketika memimpin sebuah organisasi maupun perusahaan tidaklah sepenuhnya lepas dari karakteristik pribadinya. Namun, seorang pemimpin juga seharusnya mau belajar untuk menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan apa yang menjadi kebutuhan dalam organisasi yang dipimpinnya tersebut.
Diantara bentuk kepemimpinan yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi adalah dukungan atau support yang diberikan oleh pemimpin kepada bawahan atau anggotanya. Selain menjadikan harmonisnya hubungan antara atasan dengan bawahan, adanya support atau dukungan juga akan meningkatkan motivasi dan kinerja para karyawan.
Oleh karena itu, gaya kepemimpinan suportif merupakan salah satu bentuk gaya kepemimpinan yang bisa dijadikan andalan bagi mereka yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin.
Pengertian Gaya Kepemimpinan Suportif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kepemimpinan merupakan cara memimpin atau perihal pemimpin. Sementara itu, kata suportif diartikan sebagai hal yang bersifat memberi dukungan dan semangat. Dengan demikian, kepemimpinan suportif adalah bentuk atau cara memimpin dengan memberikan dukungan dan semangat kepada bawahannya.
Sejumlah ahli juga telah mengungkapkan definisi mereka mengenai kepemimpinan suportif. Berikut beberapa diantaranya:
- House, dalam Robbins (2006:448), menyebutkan bahwa kepemimpinan suportif merupakan kepemimpinan yang selalu bersedia menjelaskan segala permasalahan pada bawahan, mudah didekati dan memuaskan hati para karyawan.
- Winardi (2000:63) menyatakan bahwa kepemimpinan suportif adalah pemimpin yang menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.
- Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:269) gaya kepemimpinan suportif yaitu pemimpin yang bersahabat dan mudah diajak berdialog oleh siapa pun. Pemimpin yang mau memberikan perhatian penuh pada kesejahteraan bawahan, serta memperlakukan anggota secara setara.
- Evans, dalam Amirullah dan Budiyono (2004:256), menyatakan bahwa kepemimpinan suportif merupakan gaya kepemimpinan yang ramah, mudah ditemui dan menunjukkan sikap yang ramah pada bawahan.
- Dari uraian di atas kepemimpinan suportif dalam pelaksanaannya banyak memberikan dukungan baik materi maupun dukungan moril pada bawahan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan walaupun dalam situasi yang kurang kondusif.
Kepemimpinan suportif dikenal juga dengan istilah perilaku penyokong atau perhatian, merupakan kepemimpinan yang dilakukan dengan memberikan dukungan kepada karyawan. Adapun bentuk dukungan tersebut bisa berupa kesediaan dalam menjelaskan segala permasalahan, kemudahan untuk diajak berkomunikasi, memberikan bimbingan, atau menyediakan apa yang dibutuhkan karyawannya.
Pemimpin tipe kepemimpinan supportif pada umumnya memiliki sikap yang ramah dan mau menujukkan kepedulian pada bawahan. Hal ini tentunya akan dapat meningkatkan motivasi dalam diri karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka. Gaya kepemimpinan suportif sangat efektif ketika dihadapkan pada pekerjaan yang sulit atau memiliki tingkat stress tinggi, sehingga memerlukan suport atau dukungan dari pemimpin.
Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Suportif
Beberapa ciri atau karakteristik yang menonjol dari gaya kepemimpinan suportif ini diantaranya adalah:
- Pemimpin tidak segan dalam menunjukkan perhatian pribadi pada bawahan .
- Pemimpin memiliki sikap ramah, bersahabat dan mudah ditemui.
- Pemimpin bersedia mengadakan konsultasi pribadi atau menjelaskan permasalahan kepada bawahan.
- Pemimpin yang suportif cenderungmendorong bawahan untuk memperlibatkan perasaan dan perhatian mereka dalam pekerjaan.
- Pemimpin suportif akan senantiasa berusaha membuat keselarasan dan keharmonisan dalam kelompok.
- Adakalanya pemimpin juga menggunakan imbalan untuk memperoleh dukungan.
- Pemimpin suportif lebih senang menggunakan imbalan positif daripada sanksi negatif.
- Pemimpin suportif mampu melakukan pendekatan personal kepada bawahannya
- Pemimpin suportif senantiasa berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan anggotanya.
Tokoh yang Menggunakan Gaya Kepemimpinan Suportif
- Presiden Amerika George Washington
George Washington adalah seorang jenderal yang berhasil mengantarkan Amerika meraih kemerdekaannya dari Britania Raya. Ia juga merupakan presiden pertama dari negara Paman Sam tersebut.
George Washington dikenal sebagai pemimpin revolusioner yang kharismatik dan suportif terhadap orang-orang di sekitarnya. Ia dikenal sangat merawat dan memerhatikan kesejahteraan prajurit yang dipimpinnya selama perang revolusi. Hal inilah yang membuatnya sangat disegani oleh para prajuritnya hingga ketika Amerika meraih kemerdekaan ia terpilih menjadi presiden pertamanya. - Prabowo Subianto
Gaya kepemimpinan suportif Prabowo Subianto diantaranya sebagaimana banyak diceritakan oleh anak buahnya tatkala beliau masih menjadi Danjen Kopassus. Kala itu, Prabowo dikenal sebagai pemimpin yang sangat memperhatikan kondisi dan kesejahteraan bawahannya. Salah satunya adalah bahwa Prabowo yang menggunakan gajinya sendiri untuk membeli sembako dan dibagikan kepada para prajuritnya.
Contoh Penerapan Gaya Kepemimpinan Suportif
Berikut adalah contoh penerapan gaya kepemimpinan suportif dalam perusahaan:
- Seorang supervisor yang mau turun membantu bawahannya yang kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya.
- Seorang pemimpin yang melihat karyawannya menurun kinerjanya, kemudian ia memanggilnya secara pribadi dan melakukan pendekatan untuk mengetahui permasalahan yang tengah dihadapi karyawannya tersebut.
- Seorang pemimpin perusahaan secara rutin memberikan reward atas karyawan yang dinilai memiliki kinerja terbaik setiap bulannya.
Kelebihan dan Kekurangan Gaya Kepemimpinan Suportif
Sebagaimana gaya kepemimpinan lainnya, gaya kepemimpinan suportif juga memiliki sejumlah keunggulan dan kekurangan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penerapannya.
Beberapa kelebihan dari gaya kepemimpinan suportif adalah:
- Gaya kepemimpinan ini bisa menciptakan loyalitas dalam tim atau organisasi.
- Adanya perasaan dihargai dalam diri bawahan atau karyawan yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan produktivitas mereka.
- Sangat efektif dalam situasi kerja yang rentan tekanan psikologis.
- Membangun suasana kerja yang nyaman dan kondusif.
Adapun beberapa kekurangan dari gaya kepemimpinan ini adalah:
- Bisa menimbulkan ketergantungan anggota kepada pemimpin.
- Pemimpin yang terlalu terlibat dengan bawahan akan mengaburkan garis tanggung jawab.
Kesimpulan Pembahasan
Gaya kepemimpinan suportif adalah gaya kepemimpinan yang dijalankan dengan senantiasa memberikan suport atau dukungan kepada para anggotanya. Dukungan tersebut bisa berbentuk perhatian, ketersediaan waktu, maupun pemberian fasilitas yang dibutuhkan karyawan atau anggota. Gaya kepemimpinan suportif sangat efektif terutama ketika karyawan dihadapkan pada kondisi kerja yang penuh tekanan. Suport atau dukungan dari pemimpin tentunya akan memberikan suntikan semangat bagi karyawan untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas mereka.
Selain memiliki banyak kelebihan, gaya kepemimpinan suportif juga memiliki sejumlah kelemahan. Oleh karenanya, seorang pemimpin yang hendak menerapkan gaya kepemimpinan ini sebaiknya berusaha mempertimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya. Dan yang lebih penting adalah menyesuaikan dengan kondisi anggota organisasi yang dipimpinnya.