Daftar isi
Sejarah merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari perjalanan sebuah bangsa. Ada banyak hal bisa dipelajari dan digali dari pengalaman sejarah sebagai upaya membangun karakter sebuah bangsa.
Oleh karena itu, penulisan sejarah sebuah bangsa perlu dilakukan untuk merekam proses sejarah agar tidak lenyap begitu saja. Dari sinilah historiografi nasional diperlukan sebagai upaya memelihara rekam jejak sejarah bangsa Indonesia.
Kata Historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia dan graphia. Historia diartikan sebagai sejarah, sedangkan graphia adalah penulisan. Secara bahasa historiografi dimaknai sebagai penulisan sejarah.
Pengertian historiografi lebih lengkap adalah sebagaimana yang diutarakan oleh Louis R Gottschalk, dimana menurutnya historiografi adalah bentuk publikasi, baik tulisan maupun lisan, yang sengaja memberikan pertelaan tentang suatu peristiwa atau kombinasi peristiwa-peristiwa pada masa lalu.
Historiografi juga bisa dimaknai sebagai cabang ilmu yang mempelajari mengenai perkembangan penulisan sejarah dari masa ke masa, atau singkatnya disebut sejarah penulisan sejarah.
Sementara itu, yang dimaksud dengan Historiografi Nasional adalah historiografi yang menggunakan Indonesia sebagai subjek utamanya. Penulisan historiografi bersifat indonesiasentris dan ditujukan untuk menumbuhkan karakter dan rasa nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia.
Historiografi nasional mulai dicetuskan setelah era kemerdekaan Indonesia, dimana para sejarawan Indonesia merasa perlu untuk menyusun kembali sejarah bangsa Indonesia dari perspektif bangsa Indonesia sendiri.
Dalam jurnal Historiografi dalam Denyut Sejarah Bangsa (2016) karya Taufik Abdullah, disebutkan bahwa historiografi nasional dirumuskan secara resmi pada Seminar Sejarah Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 14 sampai 18 Desember 1957 di Universitas Gajah Mada. Dalam seminar tersebut dibahas mengenai keragaman visi sejarah nasional. Berbagai pandangan mengenai makna kebangsaaan, kecenderungan idiologis, dan visi kesejarahan disampaikan oleh peserta dalam seminar tersebut.
Dalam buku karya Sartono Kartodirdjo yang berjudul Indonesian Historiography (2001), disebutkan bahwa ciri-ciri dari historiografi nasional adalah sebagai berikut:
Hitoriografi nasional disusun dengan tujuan sebagai berikut:
Beberapa contoh dari historiografi nasional yang ditulis oleh sejarawan Indonesia adalah sebagai berikut:
Keberadaan historiografi nasional memiliki sejumlah kelebihan dan juga kekurangan. Diantara kelebihan dari historiografi nasional adalah sebagai berikut:
Adapun kekurangan dari historiografi nasional adalah:
Historiografi nasional merupakan penulisan sejarah nasional Indonesia yang dilakukan dengan menjadikan sejarah bangsa Indonesia sebagai subjeknya atau bersifat Indonesia-sentris. Penulisan historiografi nasional dilakukan dengan menggunakan perspektif atau sudut pandang nasional Indonesia serta disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karenanya penulisan historiografi nasional harus dilakukan oleh sejarawan yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai kondisi sosial budaya bangsa Indonesia.
Tujuan dari penulisan historiografi nasional adalah untuk menceritakan tentang sejarah masa lalu bangsa Indonesia dari sudut pandang bangsa Indonesia sendiri. Selain itu, historiografi nasional juga digunakan sebagai media pembelajaran yang bersifat akademis. Lebih jauh lagi, historiografi nasional diharapkan bisa menjadi salah satu faktor pendukung terbentuknya integrasi bangsa dan juga memupuk jiwa nasionalisme dan patriotisme dalam diri bangsa Indonesia.
Keberadaan historiografi nasional tentunya memiliki banyak keunggulan dan kelebihan bagi bangsa Indonesia, yang karena itu para sejarawan menganggap pentingnya arti penyusunan historiografi nasional ini. Namun, di sisi lain ada juga kekurangan-kekurangan dari historiografi nasional. Terlepas dari itu semua, historiografi nasional merupakan catatan sejarah yang menggambarkan kondisi bangsa Indonesia pada masa lalu, yang didalamnya tentu memuat nilai-nilai dan kisah yang bisa dijadikan perlajaran bagi perjalanan bangsa Indonesia kedepannya.