Daftar isi
Ketika mempelajari bahasa Arab, mungkin Anda tidak asing dengan istilah i’rab. I’rab memiliki kaitan yang erat dengan harakat.
I’rab suatu kata dapat berubah berdasarkan struktur kalimat atau perubahan kata berdasarkan wazannya. Sebelum membahas lebih lanjut, sebenarnya apakah i’rab itu?
Ada banyak definisi mengenai i’rab, namun singkatnya, i’rab adalah perubahan harakat akhir kata karena beberapa sebab seperti struktur kata atau perbuatan yang dilakukan oleh kata itu.
Misalkan, sang kata berlaku sebagai kata benda, lalu berubah jadi kata sifat.
Biasanya, perubahan harakat yang terjadi adalah harakat pada huruf terakhir.
Bisa saja yang tadinya tanwin menjadi tidak tanwin sebagaimana kasus isim munshorif dan isim ghoiru munshorif. Atau tadinya fathah menjadi kasrah.
Misalkan pada kalimat جَاءَ زَيْدٌ (Jaa-‘a Zaydun, Zaid telah datang), harakat akhir kata “Zaid” dapat berubah dari dhammah tanwin menjadi fathah tanwin pada kalimat رَاَيْتُ زَيدًا (ra ayta Zaydan, Aku telah melihat Zaid).
Posisi Zaid pada kalimat pertama sebagai orang yang hadir secara nyata, sedangkan Zaid di kalimat kedua ‘telah dilihat’, yang artinya mungkin Zaid tidak ada di area pembicaraan.
Ada empat jenis I’rab yang wajib Anda pelajari, yaitu i’rab rofa’, nashob, khafadz/jarr, dan jazm. Berikut penjelasannya.
I’rab rofa’ berarti harakat huruf terakhir pada suatu kata berada dalam salah satu diantara empat kondisi ini:
Berikut pembahasan lebih lanjut terkait kata-kata yang diakhiri dengan masing-masing kondisi.
1. Harakat Dhammah
Harakat dhammah biasanya terletak di empat tempat. Biasanya bentuk dhammah-nya berada dalam kondisi tanwin.
2. Huruf Wauw
Kedudukan huruf wauw adalah sebagai pengganti harakat dhammah. Kondisi huruf wauw biasanya ada di dua tempat berikut.
3. Huruf Alif
Huruf alif biasanya ada dalam isim tatsniyah atau umum dikenal sebagai kosa kata mutsanna dalam bahasa Arab.
Kosa kata ini menunjukkan dua benda atau orang. Biasanya kata ini diakhiri huruf alif dan nun.
Contohnya seperti طالبان (Thalabaan) yang bermakna dua orang siswa.
4. Huruf Nun
Huruf nun biasanya ada di fi’il mudhari’ (fi’il terkini) yang dilakukan oleh dua orang (tatsniyah/ mutsanna), lebih dari dua orang (jamak), atau perempuan (muannats). Contohnya adalah sebagai berikut.
Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
تفعلان | Taflaan | Mengerjakan (dilakukan oleh dua pelaku) |
تفعلون | taf’aluun | Mengerjakan (dilakukan oleh lebih dari dua pelaku) |
تفعلين | taflayn | Mengerjakan (dilakukan oleh dua pelaku perempuan) |
I’rab nashob berarti akhir kata berada dalam salah satu dari lima kondisi berikut:
Lima kondisi yang menyebabkan suatu kata harus memiliki i’rab nashab adalah jika Ia diawali kata أَنْ (an, bahwa), لَنْ (lan, takkan), إذَنْ (idzan, kalau begitu), كَيْ (kay, supaya), dan لِ (li, agar).
Bentuknya adalah harakat fathah, alif, kasrah, ya, dan huruf nun yang dihilangkan. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Harakat Fathah
Jika pada i’rab rofa’ sebelumnya harakat dhammah adalah identitas utamanya, pada harakat nashab, fathah (baris atas) menjadi identitasnya.
Kata-kata yang berharakat fathah adalah isim mufrad, jamak taksir, dan fi’il mudhari’ yang dimasuki amil nawashib.
Amil nawashib berasal dari dua kata, amil (kata yang mengisyaratkan perbuatan) dan nawashib (yang membuat kata setelahnya ber-i’rab nashab).
Ada 10 kata yang menyebabkan hal ini, yaitu:
Contohnya adalah sebagai berikut.
Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
أُرِيْدُ رُجُوْعًا إِلَى الْبَيْتِ | uriidu rujuu’an ilal bayt. | Aku ingin pulang ke rumah. |
لَنْ يَنْجَحَ الْكَسْلاَنُ | lan yanjaha alkaslaan. | Tidak akan sukses orang yang malas. |
قرأتُ القرأنَ | qara’ta alqur’aana. | Baca qur’anmu |
2. Alif
Alif adalah pengganti fathah pada asma’ul khamsah (lima isim/ nama benda) yaitu باك، اخاك، حماك، فاك، ذا مال. (akhaaka, abaaka, dzaaamaala, faaka, hamaaka yang berarti saudara lelakimu, ayahmu, yang memiliki harta, mulutmu, pamanmu).
Contoh penggunaannya adalah رايتُ ابَاكَ في السوقِ (raaita abaaka fii assauq, Saya melihat ayahmu di pasar).
3. Harakat Kasrah
Harakat kasrah adalah pengganti fathah pada jamak muannats salim. Contohnya adalah السمواتِ Ass-samawaati (langit yang besar/ luas).
4. Huruf ya
Huruf ya adalah pengganti fathah pada jamak muzakkar salim dan isim dalam bentuk mutsanna. Contohnya adalah sebagai berikut.
Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia | Bentuk Kata |
كتابَيْنِ | kataabayni | dua buku | mutsanna |
المسلمِيْنَ | almuslimiiin | kaum muslim (laki-laki) | jamak muzakkar salim |
5. Hadzfu Nun (Membuang huruf nun)
Kadang, huruf nun atau tanwin bisa dihilangkan dalam suatu kata. Kondisi ini berlaku jika suatu kata berada dalam bentuk af’alul khamsah.
Af’alul khamsah adalah lima bentuk kata kerja. Hal yang membedakan bentuk kata kerja ini satu sama lain adalah gender subjek (mudzakkar dan muannats) dan jumlah subjek.
Lima bentuknya adalah sebagai berikut.
Jumlahnya ada dua kata, dibedakan berdasarkan sudut pandang komunikasi dengan subjek, komunikasi langsung (kamu) dan tidak langsung (dia/ mereka). Wazan nya adalah sebagai berikut.
Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
تَفْعَلَانِ | taf’alaan | Kamu berdua (laki-laki) sedang mengerjakan. |
يَفْعَلَانِ | yaf’alaan | Mereka berdua (laki-laki) sedang mengerjakan. |
Biasanya ini berlaku untuk jamak muzakkar. Ada dua wazan yang juga dibedakan berdasarkan sudut pandang.
Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
تَفْعَلُونَ | taf’aluuna | Kalian (laki-laki) sedang mengerjakan. |
يَفْعَلُوْنَ | yaf’aluuna | Mereka (laki-laki) sedang mengerjakan. |
Wazannya adalah: تَفْعَلِيْنَ (taf’aliina, artinya Kalian (wanita) sedang mengerjakan).
Kenapa suatu kata bisa berubah dalam bentuk jarr-nya? Karena kata tersebut didahului huruf jar, yaitu:
I’rab jenis ini biasanya identik dengan harakat kasrah. Hanya saja, ada dua lagi penggantinya, yaitu huruf ya dan harakat fathah. Berikut penjelasannya.
1. Harakat Kasrah
Beberapa kata yang akan berakhir dengan harakat kasrah dalam bentuk jarr-nya adalah sebagai berikut.
Isim dalam bentuk singular dan i’rab jarr akan diakhiri dengan harakat kasrah, misalnya المَدْرَسَةِ (al madrasati) yang berarti sekolah.
Jamak taksir adalah kata ang menyatakan lebih dari dua pelaku dan tidak beraturan.
Contohnya adalah الأَنْبِيَاءِ (Al anbiyaa’) yang berarti para Nabi.
Singkatnya, ini adalah jamak untuk pelaku perempuan. Contohnya adalah المُسْلِمَاتِ (al muslimaati) yang berarti perempuan Muslim (jamak).
2. Huruf Ya
Ada dua kata yang menggunakan huruf ya di akhir kalimatnya jika menggunakan i’rab jar, yaitu:
Dalam bentuk nashab, asma’ul khomsah akan diakhiri alif, tapi dalam bentuk jarr-nya, posisi alif akan diganti ya.
Bentuknya akan berubah, kali ini posisi alif di tengah digantikan huruf ya.
Bahasa Arab | Latin | Artinya |
أَبِيْكَ | abiika | Bapakmu |
أَخِيْكَ | Akhiika | Saudara laki-lakimu |
حَمِيْكَ | hamiika | Pamanmu |
فِيْكَ | fiika | mulutmu |
ذِيْ مَالٍ | dzii maalin | yang mempunyai harta |
Dalam kondisi rofa’, isim mutsanna yang biasanya berakhiran alif dan nun kini akan berakhiran ya dan nun.
Contohnya adalah كِتَابَانِ kitaabaani dua buku jadi كِتَابَيْنِ kitaabayni dua buku
Pada kondisi jar-nya, maka jamak tipe ini akan diakhiri dengan ya sebelum huruf nun-nya. Contohnya adalah العَالَمِيْنَ (Al’alamiiina, semesta alam).
3. Harakat Fathah
Biasanya, kata yang dapat menggunakan i’rab jar dalam kondisi fathah adalah isim ghoiru munshorif.
Contoh isim ini adalah nama dan beberapa sifat نَظَرْتُ إِلَى أَحْمَدَ Nazhartu ila Ahmada yang artinya Saya Melihat Ahmad.
Jika didahului dengan إنْ (in, jika), لَمْ (lam, tidak), لَمَّا (lammaa, belum), لاَمُ (lam sebagai lam amr/lam perintah atau lam nahyi/ lam larangan), maka suatu kata akan berubah i’rab menjadi i’rab jazm.
I’rab jazm berlaku pada dua kondisi, yaitu harakat sukun dan kondisi membuang huruf ilat (alif, wauw, dan ya yang tidak ada barisnya). Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Harakat sukun berlaku pada fi’il mudhari’ yang tidak diakhiri huruf ilat. Contohnya adalah يَفْعُلْ (yaf’ul) yang artinya mengerjakan.
Jika harus jazm, bagaimana jika fi’il mudhari’ diakhiri huruf ilat? Buanglah huruf ilat tersebut.
Contohnya adalah يَخْشَى Menjadi لَمْ يَخْشَ (yakhsya menjadi lam yakhsya). Dapat dilihat bahwa huruf ya tanpa baris di kata yakhsya dihilangkan.
Berikut ini adalah contoh penggunaan i’rab dalam kalimat. Yang ditandai bold adalah kata dengan i’rab, sedangkan italic adalah kata penyebab i’rab.
Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
جَاءَتْ المُؤمِنَاتُ | Jaa at almu’minaatu | Perempuan-perempuan beriman itu telah datang. |
مُحَمَّدٌ يَكْتُبُ الرِسَالَةَ | Muhammadun yaktubur risaalatan | Muhammad sedang menulis risalah. |
جَاءَ مُسْلِمَانِ | Jaa a muslimaani | Dua orang muslim itu sudah datang. |
سَأَزُوْرُكَ غَدًا، إِذَنْ أَنْتَظِرَكَ | Sa’zuuruka ghadan, idzan antazhiraka. | Besok saya akan mengunjungimu, kalau begitu saya akan menunggumu. |
اِجْتَهِدْ كَيْ تَنْجَحَ | Ijtahid kay tanjaha | Bersungguh-sungguhlah supaya kamu sukses |
اَلْمَدْرَسَةِ اَكْبَرُ مِنْ بَيْتِيْ | Almadrasati akbaru min baytii | Sekolah lebih besar daripada rumahku |
اَلْقَلَمُ عَلَى اْلَمَكْتَبِ | Alqalamu ‘ala almaktabi. | Pulpen di atas meja |
رُبَّ طَالِبٍ نَاشِطٍ نَاجِحٌ فِي الْاِمْتِحَانِ | rubban thaalibin naasyithin naajihan fii alimtihaan. | Banyak siswa yang rajin itu sukses dalam ujian |
إِنْ تَجْلِسْ أَجْلِسْ | in tajlis ajlis. | Jika kamu duduk, saya akan duduk. |
ذَهَبَ الوَلَدُ وَ لَمَّا يَعُدْ | dzahaba al-waladu wa lammaa ya’ud. | Anak itu pergi dan belum kembali. |