Daftar isi
Purwakanthi dalam bahasa Jawa berasal dari dua kata, yaitu Purwa yang artinya wiwitan (awalan) dan Kanthi yang artinya gandheng (menggandeng atau mengulang). Secara makna, purwakanthi berarti urutan suara dalam sebuah kalimat, dimana kata atau suku kata pertama yang menggandeng kata atau suku kata setelahnya.
Purwakanthi juga bisa dimaknai sebagai susunan atau alunan bunyi yang sama dan berulang atau rima. Hanya saja dalam sastra atau bahasa Jawa, rima tersebut bisa terletak di depan kata, akhir kata, maupun kata secara utuh.
Berdasar aturan yang digunakannya, ada tiga jenis purwakathi dalam sastra Jawa. Berikut adalah penjelasan dan contohnya.
1. Purwakanthi Guru Swara
Purwakanthi guru swara adalah jenis purwakanthi yang memiliki aturan persamaan swara atau bunyi. Ciri-cirinya adalah:
- Adanya persamaan bunyi vokal
- Huruf vokal di awal akan diulangi lagi di bagian berikutnya
Contohnya:
Contoh Purwakanthi Guru Swara | Artinya | Penjelasan |
Watake putri kudu gemi, nastiti lang ngati-ati | watak anak perempuan harus hemat, teliti, dan hati-hati | Terdapat pengulangan bunyi vokal “i” pada kata putri, gemi, nastiti, dan ngati-ati. |
Yen gelem obah bakal mamah | Kalau mau bergerak (maksudnya berusaha bekerja) akan mengunyah (maksudnya bisa makan) | Terdapat pengulangan bunyi vokal “e” pada yen dan gelem serta pengulangan “a” pada obah, bakal, dan mamah |
Yen menang aja njur sawenang-wenang | Jika menang jangan semena-mena | Terdapat pengulangan bunyi vokal “e” dan “a” pada kata menang dan wenang |
2. Purwakanthi Guru Sastra
Purwakanthi guru sastra adalah jenis purwakanthi yang memiliki aturan persamaan sastra atau penulisan huruf konsonannya. Ciri-cirinya adalah:
- Adanya persamaan penggunaan konsonan
- Huruf konsonan yang digunakan di awal diulangi lagi setelahnya.
Contohnya:
Contoh Purwakanthi Guru Sastra | Artinya | Penjelasan |
Bobot bibit bebet | Asal usul, keturunan, kedudukan/status | Terdapat pengulangan konsonan “b” pada ketiga kata tersebut |
Sing sapa goroh bakal growoh | Siapa yang berbohong akan rugi besar | Terdapat pengulangan konsonan “g” pada kata goroh dan growoh |
Sluman Slumun Slamet | Yang selalu selamat | Terdapat pengulangan konsonan “s” dan “l” pada ketiga kata. |
3. Purwakanthi Guru Basa / Guru Lumaksita
Purwakanthi guru basa atau guru lumaksita adalah jenis purwakanthi yang memiliki aturan terkait bahasa, yakni penggunaan kata. Cirinya adalah adanya pengulangan kata yang digunakan di awal digunakan lagi setelahnya.
Contohnya :
Contoh Purwakanthi Guru Basa/Lumaksuta | Artinya | Penjelasan |
Urip iku orang angel, angele bisa digawe dewe | Hidup itu tidak sulit, sulitnya bisa dibuat-buat sendiri | Terdapat pengulangan kata “angel” (sulit) |
Mangsa iku gunakna ngupadi ilmu, ilmu donya lan akhirat | Waktu itu gunakan untuk mencari ilmu, ilmu dunia dan akhirat. | Terdapat pengulangan kata “ilmu” |
Witing tresna, tresnane mung sawetara. | Tumbuhnya cinta, cintanya hanya sementara | Terdapat pengulangan kata “tresna” |