Daftar isi
Masih membahas pelajaran sejarah, kali ini yang akan bahas mengenai kapak perimbas, mari simak pembahasan berikut ini.
Apa itu Kapak Perimbas?
Kapak perimbas merupakan alat dari batu yang berasal dari kebudayaan zaman paleolitikum yang memiliki sisi tajam tidak beraturan dan berbentuk masih kasar.
Kapak ini ditemukan pada daerah tertentu. Daerah tersebut adalah Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Flores, Pacitan, dan lain sebagainya.
Kegunaan dari kapak ini adalah untuk memudahkan berburu, mengumpulkan makanan dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut KBBI kapak perimbas merupakan kapak batu yang tidak bertangkai yang digunakan dengan cara digenggam tangan. Kapak perimbas berasal dari kata dasar kapak.
Sejarah Kapak Perimbas
Penelitian tentang kapak ini di Indonesia dimulai pada tahun 1935. Pada saat itu arkeolog Koeningsswald melakukan penelitian di wilayah Punung, Pacitan, Jawa Timur.
Koeningsswald berpendapat jika temuan alat bantu yang ada di Pacitan memiliki kebudayaan yang sama pada daerah Eropa di awal zaman paleolitik.
Penemuan kapak ini di Pacitan menjadi awal mula penelitian artefak batu terutama kapak di daerah nusantara.
Daerah yang telah ditemukannya kapak perimbas adalah Lahat di Sumatera Selatan, Kalianda di Lampung,
Awalbangkal di Kalimantan Selatan, Cabbege di Sulawesi Selatan, Sembira dan Trunyan di Bali, Batutring di Sumbawa, dan Nusa Tenggara Timur.
Penemuan artefak kapak parimbas terbanyak berada di Pacitan. Heekeren membagi temuan kapak parimbas yang di temukan di Pacitan menjadi beberapa jenis. Diantaranya yaitu tipe setrika, tipe kura-kura, dan tipe serut samping.
Tipe setrika memiliki bentuk seperti setrika. Dimana memiliki penampang yang cembung dan memiliki penyerpihan yan tegas.
Tipe kura-kura juga memiliki penampilan yang sama seperti namanya. Penampangnya bulat dan memiliki permukaan yang meninggi bagian atasnya.
Untuk selanjutnya adalah tipe serut samping. Pada tipe ini bentuknya dibuat tajam pada salah satu bagian dan tidak teratur.
Ciri-ciri Kapak Perimbas
Berikut adalah ciri ciri dari kapak perimbas, sebagai berikut:
- Terbuat dari batu kuarsa, kuarsit, basal, atau obsidian.
- Berasal dari kebudayaan zaman paleolitikum.
- Pemangkasan dilakukan pada satu permukaan saja
- Tajamannya berbentuk konveks (cembung)
- Kulit batu masih melekat pada sebagian besar permukaan batunya.
Fungsi Kapak Perimbas
Adapun fungsi dari kapak perimbas, sebagai berikut:
- Untuk merimbas kayu
- Memahat tulang
- Sebagai senjata berburu
- Menumbuk atau memecahkan biji-bijian
- Memotong daging
- Menguliti hewan buruan.
Pembuatan Kapak Perimbas
Pembuatan Kapak Perimbas dibuat dengan meruncingkan batu di salah satu permukaan isinya.
Sehingga bagian tersebut akan jauh lebih tajam dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Kulit batu masih menempel pada seluruh bagian permukaan yang tidak ditajamkan. Bagian tersebut yang bisa dijadikan sebagai area pegangan. Kapak perimbas menjadi kapak yang sangat nyaman ketika menggenggamnya.
Cara membentuk Kapak Perimbas yaitu harus menggunakan dua batu agar sisi batu pada tepian menjadi tajam.
Hal tersebut memungkinkan kapak bisa digunakan untuk memotong dan membelah batu inti. Kapak Perimbas yang ditemukan di Indonesia yaitu terbuat dari batuan kuarsa, basal, kuarsit, obsidian dan batu rijang.
Persebaran Kapak Perimbas di Indonesia
Penelitian awal yang berkenaan langsung sama tradisi paleolitik di Nusantara dimulai pada tahun 1935.
Jadi kapak perimbas ditemukan oleh koenigsswald pas Koenigsswald nemuin alat-alat batu prasejarah di wilayah Punung (Pacitan), di daerah Kali Baksoko.
Alat-alat batu itu masih kasar dan teknik pembuatannya tergolong sederhana.
Koenigswald juga beranggapan kalo kebudayaan batu di zaman Paleolitikum yang tersebar di wilayah Pacitan hampir sama, sama kebudayaan batu tua yang berkembang di wilayah Eropa di awal zaman Paleolitikum.
Temuan kapak perimbas di Pacitan ini ngebuat perhatian dan juga penelitian terhadap artefak batu terutama kapak dari zaman Paleolitik di wilayah Indonesia mulai bermunculan.
Tempat temuan-temuan kapak perimbas di Indonesia seperti di wilayah:
- Lahat (Sumatra Selatan)
- Kalianda (Lampung)
- Awangbangkal (Kalimantan Selatan)
- Cabbege (Sulawesi Selatan)
- Wilayah Sembiran dan Trunyan (Bali)
- Batutring (Sumbawa)
- Maumere
- Ruteng (Flores)
- Wilayah Atambua, Kefanmanu, Noelbaki (NTT).
Dari semua tempat temuan kapak perimbas di nusantara, Punung (Pacitan) merupakan daerah paling banyak dan terpenting sebagai tempat ditemukannya kapak perimbas di Indonesia.
Kapak ini berasal dari budaya Pacitan ini bahkan sama Heekeren dibagi jadi jenis berdasarkan ciri-ciri pokok yang sudah digolongkan Movious. Diantaranya yaitu:
- Iron-heater Chopper (tipe setrika), Tipe ini bentuknya hampir sama seperti setrika, dengan tampilan yang cembung, dan nunjukin penyerpihan yang tegas.
- Tortoise (tipe kura-kura), Tipe ini punya tampilan yang bulat dengan permukaan bagian atas yang cembung dan meninggi.