Daftar isi
Sabana merupakan sebuah padang rumput yang biasanya dikelilingi oleh pohon-pohon yang tumbuh tersebar dan sangat jarang, pohon yang paling banyak tumbuh di padang sabana yaitu pohon jenis palem dan akasia.
Pada umumnya, padang sabana terbentuk di kawasan tropis atau subtropis terutama di daerah yang memiliki temperatur udara panas sepanjang tahun dan hujan yang turun secara musiman dan secara alami terbentuk disebabkan oleh cuaca dengan tingkat curah hujan yang rendah, yaitu hanya sekitar 30 mm/tahun.
Curah hujan yang rendah ini membuat tumbuhan sangat susah sekali untuk menyerap air, sehingga mengakibatkan hanya jenis tumbuhan rumput saja yang mampu untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan alam yang kering.
Pengertian Bioma Sabana
Bioma sabana berbentuk sebuah bioma padang rumput dengan semak dan pepohonan yang umumnya ditemukan di antara hutan hujan tropis, sehingga disebut juga sebagai padang rumput tropis. Bioma sabana merupakan sebuah padang rumput yang diselingi oleh pepohonan maupun semak-semak seperti palem dan akasia yang termasuk kedalam tipe ekosistem di dataran rendah maupun tinggi dengan pohon yang tersebar secara tidak merata dan lapisan bawahnya didominasi oleh rerumputan.
Sabana dapat tumbuh di wilayah tropis maupun subtropis dengan kawasan yang memiliki curah hujan rendah rendah dan daerah yang bioma sabana paling banyak terdapat di Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara Timur).
Umumnya bioma sabana berada di kawasan kering yang juga bisa berkembang di kawasan dengan curah hujan yang lumayan tinggi pula. Sabana menjadi daerah padang rumput yang sangat luas dengan sedikit pohon dan batu dengan curah hujan 90-150 sentimeter per tahun.
Bioma sabana merupakan salah satu ekosistem yang besar dengan daerah luas berupa wilayah padang rumput yang terdiri dari pohon yang tumbuh dengan jarang dan diselingi dengan semak belukar serta rumput yang terbentuk karena adanya perbedaan letak geografis dan astronomis pada daerah tropis maupun subtropis dengan curah hujan rendah dan merupakan salah satu sistem biotik terbesar di bumi yang banyak menempati daerah luas di beberapa benua, seperti Benua Afrika, Amerika Selatan, dan Australia.
Karakteristik Bioma Sabana
- Bioma Sabana Terdapat di Daerah Khatulistiwa yang Beriklim Tropis
BIoma sabana mempunyai keunikan yang membedakannya dengan hutan lain, yaitu hanya dapat ditemukan di beberapa kawasan yang dilewati oleh garis khatulistiwa atau yang beriklim tropis karena daerah yang dilewati garis khatulistiwa tentunya memiliki curah hujan yang rendah.
Hutan sabana terbentuk karena adanya curah hujan yang rendah dengan suhu yang cenderung hangat. Padang rumput sabana umumnya berada di kawasan yang panas dengan letaknya yang juga berada di daerah datar atau sedikit berbukit.
Dalam kawasan bioma ini juga terdapat berbagai macam spesies rumput dan setidaknya ada 4.500 spesies rumput yang dapat ditemukan.
- Iklim yang Bertolak Belakang Dengan Curah Hujan Musiman
Bioma sabana ini mempunyai curah hujan yang intensitas turunnya sedang atau cenderung tidak teratur yang menyebabkan hutan ini mempunyai dua iklim yang tentunya bertolak belakang, yaitu musim kering dan musim basah.
Ketika musim kering tiba, curah hujan yang turun sangat sedikit sekali hanya sekitar 4 inci bahkan terkadang hujan tidak turun sama sekali dan cuacanya akan terasa lebih dingin dibandingkan musim basah. Pada musim basah tiba, curah hujan yang turun dimulai pada bulan Mei.
Ekosistem hutan sabana juga terbentuk secara alami yang disebabkan karena perkembangannya yang tidak membutuhkan terlalu banyak air yang berdampak pada tumbuhan dan hewan yang hidup dalam lingkungan tersebut.
- Jenis Flora Didominasi Rumput-Rumputan
Tumbuhan yang mampu untuk bertahan hidup di lingkungan tanah dengan suhu yang cukup panas adalah rerumputan, hal ini dikarenakan rumput dapat tumbuh dengan baik tanpa harus ada kapasitas air yang cukup.
Beberapa jenis spesies tumbuhan lain yang dapat berkembang di hutan ini, yaitu tanaman akasia dan palem-paleman yang mampu bertahan hidup di padang rumput sabana karena tidak terlalu membutuhkan air setiap hari dan tahan terhadap kondisi tanah yang kering.
Namun, untuk tumbuh subur kedua tumbuhan ini juga membutuhkan tanah yang banyak mengandung unsur hara, sehingga meskipun kedua jenis tanaman tersebut mampu beradaptasi di kondisi yang kering jumlahnya juga masih sangat sedikit dibandingkan dengan rumput-rumputan.
- Hewan di Sabana Mampu Beradaptasi dengan Menghemat Konsumsi Air
Di bioma ini juga hidup beberapa jenis hewan dengan ciri khas yang mampu bertahan hidup di padang rumput yang kering, seperti hewan singa, hyena, macan tutul, buaya, zebra, dan beberapa hewan lainnya yang umumnya hidup secara berkelompok yang bermanfaat untuk menjaga keberlangsungan kehidupannya.
Hewan yang tinggal pada bioma ini mempunyai kemampuan tubuh yang mampu untuk menghemat air sebagai wujud beradaptasi dengan lingkungannya yang mempunyai curah hujan sedikit.
- Tanah di Daerah Sabana Tidak Terlalu Subur
Tanah di sabana memiliki karakteristik tanah yang tidak terlalu subur dan hanya mempunyai lapisan humus yang sangat tipis dengan penyusunnya yang dari tumbuhan dan hewan yang membusuk.
Tanah di sabana juga berpori, sehingga air dapat mengalir dengan sangat cepat dan tanahnya cenderung berwarna merah karena terdapat kandungan besi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, hanya ada sedikit pohon yang dapat tumbuh dan hanya dikelilingi oleh rumput-rumputan yang agak tinggi.
Contoh Persebaran Bioma Sabana di Indonesia
- Sabana Baluran di Jawa Timur
Hutan sabana baluran berlokasi di kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur yang merupakan bagian dari Taman Nasional Baluran. Terdapat berbagai jenis flora yang hidup di sabana Baluran, contohnya seperti tumbuhan bakau dan padang rumput.
Ragam fauna yang tinggal di hutan sabana baluran ini diantaranya, yaitu kijang, macan tutul, dan banteng liar yang hidup bebas. Sabana baluran ini cukup terkenal dikalangan domestik maupun mancanegara sebagai tempat wisata yang menawarkan pemandangan alam yang luar biasa.
Hutan wisata baluran ini juga menyediakan beberapa sarana dan prasarana seperti penginapan, dan kantin dengan harga tiket jmasuk yang relatif lebih terjangkau.
- Sabana Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon
Badak bercula satu merupakan salah satu hewan endemik yang tinggal di Taman Nasional Ujung Kulon, namun tidak hanya badak bercula satu, di taman nasional Ujung Kulon juga terdapat banteng liar yang terdapat di sabana cidaon depan dermaga pulau Peucang.
Pemandangan sabana Cidaon tidak perlu untuk diragukan lagi karena pemandangannya yang sangat mempesona belum terjamah oleh manusia.
Di taman nasional Ujung Kulon juga telah disediakan berbagai tipe resort yang bisa disewa untuk menginap. Tiket untuk warga negara lokal tarifnya hanya dari Rp 3.000 sampai Rp 7.500 saja sudah dapat masuk ke taman nasional ini.
- Sabana Selo di Taman Nasional Gunung Merbabu
Sabana gunung Merbabu bernama sabana selo yang letaknya sebelum menuju puncak utama apabila mendaki dari dusun Genting, desa Tarubatang, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali. Sabana gunung Merbabu mempunyai keindahan pemandangan yang dapat memikat hati siapapun bagi yang melihatnya.
Terdapat beberapa macam hewan dan tumbuhan yang dapat dijumpai serta sabana ini juga memiliki lembah dan pegunungan yang dapat dinikmati pemandangannya setelah menuruni puncak utama gunung Merbabu.