Daftar isi
Tipe kepemimpinan merupakan salah satu kunci menuju sebuah organisasi atau perusahaan yang berkembang. Tipe kepemimpinan ini disesuaikan dengan tipe perusahaan yang akan dipimpin. Namun, juga disesuaikan dengan tipe dari pemimpinannya juga.
Salah satu kepemimpinan yang digunakan dalam suatu organisasi adalah tipe kepemimpinan transaksional. Tipe kepemimpinan yang satu ini lebih diorientasikan pada hasil akhir yang akan dicapai. Sehingga semua yang berhubungan dengan strategi pencapaiannya, harus bisa direncanakan sedemikian rupa.
Lalu, apa saja sih ciri ciri dari tipe kepemimpinan transaksional ini? Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai kepemimpinan transaksional.
Pengertian Kepemimpinan Transaksional
Secara umum, dalam pelaksanaannya tipe kepemimpinan transaksional ini lebih ditekankan pada adanya hubungan ketergantungan antara pemimpin dan karyawan. Hal tersebut dapat terlihat saat proses penyelesaian tugas dan deadline dalam jangka waktu tertentu.
Dalam hal ini, antara pemimpin dan karyawan harus sama sama bersinergi dan menyamakan visi. Sehingga beban pekerjaan yang ditanggung akan lebih mudah diselesaikan. Walaupun, dalam hal ini lebih ditekankan pada hubungan ketergantungan antara karyawan dan juga pemimpin.
Pemimpin tetap berperan sebagai pengawas dan juga pengendali jalannya organisasi. Sehingga dengan tetap diperhatikannya peranan dari tiap struktur ini, pekerjaan yang dikerjakan akan semakin mudah terselesaikan.
Maka, tak jarang pun tipe kepemimpinan transaksional ini juga disebut sebagai tipe kepemimpinan yang manajerial. Karena dalam proses pelaksanaannya benar benar diorientasikan pada hasil akhir. Dan tentunya, membutuhkan strategi dan rencana yang matang.
Ciri-ciri Kepemimpinan Transaksional
Adapun beberapa ciri ciri serta karakteristik yang menggambarkan tipe kepemimpinan transaksional ini.
- Pemimpin dan para karyawannya memiliki hubungan interaksi yang baik antar satu dengan lainnya.
- Lebih diorientasikan untuk menghasilkan hasil yang memuaskan dan sangat maksimal di akhir.
- Struktur organisasi beserta perannya terbagi secara jelas.
- Antara pihak pemimpin dan juga pihak karyawan saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.
- Untuk mendorong hasil yang memuaskan, para pemimpin tidak segan segan untuk memberikan insentif ataupun upah gaji yang tinggi.
- Adanya pemberian petunjuk dan komando yang sangat jelas dari pemimpin.
- Dalam pelaksanaannya sangat menjunjung tinggi aturan dan ketentuan yang sudah berlaku.
- Sistem sanksi dan hukuman benar benar diterapkan dalam hal ini.
Contoh Kemimpinan Transaksional
Berikut merupakan contoh kepemimpinan transaksional.
- Seorang pelatih atlet ternama, yang selalu mendorong para muridnya untuk senantiasa berlatih dan menjaga bentuk tubuh dengan baik. Hal itu dilakukan semata mata untuk bisa mencapai hasil yang maksimal pada pertandingan yang akan datang.
- Seorang mandor, yang terus menerus mendorong para pekerjanya untuk bekerja secara cepat. Supaya deadline ataupun tenggang waktu dari pembangunan bisa cepat direalisasikan.
Kelebihan dan Kekurangan Tipe Kepemimpinan Transaksional
Adapun kelebihan serta kekurangan yang timbul dari penerapan tipe kepemimpinan transaksional ini dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan.
Kelebihan Tipe Kepemimpinan Transaksional
Berikut merupakan kelebihan dari penerapan tipe kepemimpinan transaksional.
- Hasil akhir yang dicapai bisa maksimal.
- Diadakannya insentif ataupun bentuk imbalan lainnya yang memicu keuntungan bagi para pekerja.
- Kedekatan dari pihak pemimpin dan karyawan. Hal tersebut dikarenakan adanya kesadaran bahwa antara satu sama lain saling membutuhkan.
- Bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tenggat waktu yang lumayan singkat ataupun lama.
- Pekerjaan ataupun tugas bisa selesai secara efektif dan efisien.
- Semua pola pengerjaan terbagi secara sistematis dan terstruktur.
Kekurangan Tipe Kepemimpinan Transaksional
Berikut merupakan kekurangan yang masih perlu dipertimbangkan dalam penerapan tipe kepemimpinan transaksional satu ini.
- Kretivitas dari para karyawan menjadi terbatas dan terhambat karena semua pekerjaan harus disesuaikan dengan instruksi dan komando dari pemimpin.
- Tidak adanya ruang bagi para pekerja untuk mengutarakan pendapatnya.
- Sangat ditekan dengan berbagai tuntutan dan aturan yang ada.
- Adanya kecenderungan pekerja merasa dieksploitasi dengan berbagai tuntutan pekerjaan yang dibebankan.
- Sangat minimnya peluang untuk para pekerja berkembang dan meningkatkan kapasitas dari dirinya.
- Lebih cenderung bersikap otokratis, karena pemimpin sangat berorientasi pada hasil akhirnya.
- Persaingan yang terjadi antar pekerja semakin terasa.