Konsep Design Thinking: Tujuan, Elemen dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Design Thinking

Design thinking merupakan sebuah istilah pendekatan dalam pemecahan masalah yang berfokuskan pada pengguna. Kebutuhan pengguna menjadi prioritas utama dalam sebuah solusi. Anda perlu mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan teknologi yang memungkinkan sehingga kesuksesan bisnis bisa tercapai.

Pada awalnya, design thinking memang sering digunakan untuk keperluan designer saja. Namun, metode ini sebenarnya dapat digunakan atau diadopsi oleh siapa saja. Beberapa pekerjaan atau jabatan yang juga cocok untuk menerapkan metode atau prinsip ini adalah :

  • Organisasi, lembaga, atau perusahaan yang ingin menciptakan produk atau solusi yang sukses di masyarakat dengan risiko kegagalan yang minimal
  • Pemimpin kelompok yang mau meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan produk
  • Pekerja kreatif, freelancer, atau siapapun yang mau meningkatkan pemahamannya terhadap kebutuhan pengguna dalam membuat produk yang bermanfaat

Jika pekerjaan anda tidak disebutkan diatas tapi ingin mencoba mode design thinking, maka tidaklah masalah. Design thinking dapat membantu anda dalam :

  • Mengenal dan memahami kebutuhan pengguna dengan lebih baik
  • Meminimalisir risiko kegagalan produk
  • Menyempurnakan solusi atau produk dari waktu ke waktu
  • Meningkatkan percepatan proses pembelajaran pengembangan produk atau solusi

John E. Arnold adalah penulis pertama yang menggunakan istilah design thinking. Ada 4 bidang pemikiran design yang ditulisnya dalam buku Creative Engineering (1959), diantaranya adalah :

  • Fungsionalitas baru
  • Tingkat kinerja solusi yang lebih tinggi
  • Penurunan biaya produksi
  • Peningkatan salabilitas

Secara tidak langsung, John E. Arnold juga mengatakan bahwa design thinking tergolong sebuah bentuk inovasi produk, baik berupa inovasi inkremental (kinerja yang lebih tinggi) ataupun inovasi radikal (fungsionalitas baru). Arnold juga mengatakan bahwa pengembangan produk harus mencari peluang di keempat pemikiran design tersebut.

Manfaat Design Thinking

Ada beberapa manfaat utama dari design thinking, diantaranya yaitu :

  • Menjembatani Tujuan Bisnis dan Pengembangan Kapasitas Karyawan

Setiap bisnis pasti mengejar keuntungan, atau sering juga disebut dengan return of investment (ROI). Tentu saja hal tersebut sangat bertentangan dengan tujuan pengembangan kapasistas karyawan, terutama saat pelatihan karyawan yang memerlukan waktu dan biaya tertentu. Design thinking dapat bermanfaat dalam proses penghematan pengeluaran dan meningkatkan ROI perusahaan.

  • Berfokus pada Solusi

Kebanyakan perusahaan menginginkan pengalaman pelanggan yang baik. Design thinking dapat mewujudkan hal tersebut dengan memberikan solusi yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi pelanggan. Hal ini cukup selaras dengan konsep experiental learning yang dikatakan oleh David Kolb.

  • Menguatkan Hubungan dengan Pelanggan (Loyalitas)

Teknologi pembelajaran yang berkaitan dengan keseharian pelanggan dapat disediakan oleh design thinking. Pembelajaran dari design thinking ini dapat menghasilkan pengembangan kapasitas senada dengan masalah keseharian. Pelatihan haruslah berfokus pada penumbuhan loyalitas pegawai dalam perusahaan.

  • Menciptakan Ide dan Solusi yang Inovatif

Design thinking memiliki pola berpikir pada pencarian solusi. Metode ini dapat menghasilkan banyak ide baru yang bisa dikembangkan untuk berinovasi. Faktanya, hampir 71% perusahaan yang menerapkan design thinking menghasilkan budaya kerja yang bagus, dan 69% diantaranya mengatakan bahwa proses inovasi perusahaan menjadi lebih efisien.

Ide inovasi bernilai cukup mahal karena dapat membantu perkembangan perusahaan. Pola pikir kreatif juga akan tumbuh dan menciptakan produktivitas karyawan.

  • Efisien dan Mudah Diterapkan

Design thinking dapat diterapkan hampir di berbagai bidang perusahaan. Hal ini disebabkan karena design thinking cukup menekan pada sisi pelanggan atau pengguna. Umpan balik dari pelanggan menjadi salah satu hal yang berguna untuk meningkatkan kualitas produk/jasa.

  • Manfaat Lainnya
    • Memudahkan perusahaan dalam memahami kebutuhan konsumen
    • Meningkatkan efisiensi proses desain
    • Mengurangi risiko kegagalan produk
    • Menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan
    • Menghemat anggaran perusahaan
    • Meningkatkan pendapatan

Elemen Design Thinking

Ada 4 elemen penting dalam design thinking, diantaranya adalah :

  • User Centered (Fokus pada Pengguna)

Design thinking memusatkan pikiran atau fokus pada pengguna. Apapun solusi yang diciptakan harus berpusat pada kebutuhan pengguna, terutama untuk menyelesaikan permasalahan mereka.

  • Iterative

Iteratif merupakan proses yang dilakukan secara berulang. Design thinking akan memaksa anda untuk melakukan inovasi yang berulang sampai mendapatkan solusi yang paling optimal.

  • Highly Creative (Kreativitas Tinggi)

Design thinking membebaskan anda untuk mengembangkan kreativitas selebar mungkin untuk menghasilkan solusi yang terbaik. Setiap ide kreatif anad harus menerapkan elemen-elemen utama dalam design thinking.

  • Hands On (Langsung Turun Tangan)

Design thinking tidak selalu teori saja. Anda diharuskan untuk melakukan pengujian ide produk secara langsung dalam design thinking. Konsep produk anda benar-benar diluncurkan ke calon pengguna untuk menguji efektivitasnya.

Tahapan Design Thinking

Lima tahapan penting dalam design thinking antara lain :

  • Empathize
Empathize atau Empati
Empathize atau Empati

Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam design thinking adalah empathize, atau memahami kebutuhan calon konsumen. Lakukanlah pendekatan empati dan melihat sebuah masalah dari kacamata target konsumen. Dapatkanlah pemahaman tentang kebutuhan mereka dan bukan asumsi saja.

Ada beberapa riset yang dapat anda lakukan dalam tahap empati, diantaranya adalah riset pasar (pengumpulan dan penganalisa data yang berhubungan dengan target pasar), riset keyword (penentuan kata kunci untuk produk), dan riset produk (pencarian informasi tentang produk bisnis dari sisi harga, kualitas, dan persaingannya).

Dalam melakukan riset, anda dapat mengunakan berbagai alat yang berkompeten sesuai kebutuhan, termasuk Google Trends, UberSuggest, dan survey review produk.

  • Define
Define atau definisi
Define atau definisi

Tahapan kedua yang harus dilakukan adalah identifikasi masalah yang ditemui dan cari tau kebutuhan calon konsumen anda. Teruslah berpegang pada pola pikir user centered. Anda dapat mencoba menggunakan buyer persona untuk mengidentifikasi masalah.

Buyer persona merupakan karakter fiktif yang menggambarkan target konsumen bisnis anda. Anda memerlukan data pribadi, tingkah laku, dan kebiasaan saat berbelanja untuk menggunakan buyer persona. Setiap kelompok target konsumen akan terpetakan dengan jelas sehingga strategi bisnis dan solusi dapat ditentukan dengan lebih baik.

  • Ideate
Ideate
Ideate

Ideate merupakan tahapan ketiga yang memerlukan pengumpulan ide-ide solusi. Kreativitas anda harus bekerja dengan baik sehingga banyak inovasi yang akan keluar. Untuk bisa mengeluarkan ide saat brain storming, anda dapat melakukan design sprint, yaitu proses penciptaan produk dengan cepat selama 5 hari.

Lima hari dalam design sprint harus anda manfaatkan dengan baik, mulai dari memahami masalah, memikirkan solusi, menciptakan produk, dan menguji produk. Pilihlah beberapa solusi saja dari seluruh alternatif solusi yang ada, dengan pertimbangan layak secara teknis, layak secara ekonomi, dan skala keinginan pengguna.

  • Prototype/Mockup
Prototype atau Mock Up
Prototype atau Mock Up

Jika sketsa rancangan produk sudah buat, anda dapat membuat prototype atau mock up dari produk tersebut. Prototype dan mock up ini lah yang akan anda presentasikan ke tim. Prototype dan mock up akan memperjelas ide produk anda sehingga setiap pihak terkait akan memahami konsep produk dengann baik.

Sebenarnya prototype dan mock up merupakan dua hal serupa namun berbeda. Prototype adalah sample awal produk dengan model, bentuk, dan meteri yang tidak terlalu sempurna namun tetap menjelaskan fungsi dasar rancangan. Hal ini sangat berbeda dengan mock up yang sudah berupa rancangan tetap dan dilengkapi dengan elemen, warna, tipografi dan lainnya.

  • Test atau Pengujian
Test atau Pengujian
Test atau Pengujian

Tahapan terakhir yang perlu anda lakukan adalah pengujian. Perhatikan setiap respon pengguna terhadap produk yang anada buat. Buatlah minimum viable product dengan fitur dasar namun kegunaan tinggi. MVP ini diluncurkan pe pasaran sehingga anda mendapatkan feedback nyata dari konsumen.

Kelebihan Design Thinking

Design thinking memiliki banyak manfaat bagi semua bidang pekerjaan, dimana dapat membantu pemecahan masalah yang kompleks di lingkungan kerja. Design thinking juga mampu melahirkan ide-ide yang cemerlang dan inovatif.

Proses design thinking, secara tidak langsung, dapat membantu perusahaan untuk menciptakan hal baru di pasaran. Hal tersebut dapat berwujud produk ataupun jasa. Melakukan perbaikan terhadap sesuatu yang sudah ada juga dapat dilakukan dengan design thinking, terutama dalam menambah kualitas produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Beragam masalah serius yang dapat terjadi kapanpun bisa anda selesaikan dengan design thinking. Bahkan, masalah global berupa perubahan iklim dan kemiskinan juga dapat terbantu dengan adanya design thinking ini. Tantangan yang terjadi dalam beragam bidang bisnis, misalnya perubahan manajemen, bisa anda selesaikan dengan pola pikir ini.

Contoh Design Thinking

Beberapa contoh dari design thinking yang dapat dijadikan pelajaran adalah :

  • AirBnB

AirBnB merupakan layanan online untuk penyedia layanan penginapan, mulai dari hotel, apartemen, sewa rumah, dan sebagainya. Aplikasi ini terus meningkatkan kualitas pelayanannya dengan menguatkan media visual. Konsumen cukup ragu dengan gambar beresolusi rendah, sehingga foto-foto yang disajikan di aplikasi ini cukup apik, katalog cukup detail, dan deskripsi produk sangat lengkap.

Calon konsumen alhasil mendapatkan user experince yang baik. Revenue dari perusahaan ini pun mencapai 3,378 miliar dan meningkat 4 kali lipat di tahun 2021.

  • Halodoc

Aplikasi Halodoc juga menerapkan design thinking untuk penggunaannya. Aplikasi kesehatan ini dipimpin oleh CEO Jonathan Sudharta, dimana beliau melihat kesulitan masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi kesehatan.

Sudah ada banyak iterasi atau perubahan yang terjadi dalam halodoc, mungkin dapat dikatakan hampir 200 kali. Hal ini disebakan karena pada awalnya Jonathan dan tim hanya memikirkan solusi tanpa mendalami dulu akar masalahnya.

Sekarang, halodoc sudah menjadi aplikasi kesehatan yang sukses. Ada banyak layanan kesehatan yang dapat anda gunakan di aplikasi ini. Tidak heran, pengguna aplikasi halodoc sudah lebih dari 20 juta orang.

  • Sikat Gigi Elektrik Braun / Oral-B

Sikat gigi elektrik Braun atau Oral-B merupakan salah satu produk yang berasal dari design thinking. Perusahaan Procter and Gamble memahami bahwa banyak orang yang merasa tidak menyikat giginya dengan benar. Alhasil, munculah sikat gigi elektrik yang dapat membersihkan gigi dengan lebih maksimal.

  • Gojek

Gojek juga tergolong salah satu aplikasi yang lahir dengan design thinking. Nadiem melihat bahwa masyarakat butuh transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan jakarta dan tukang ojek juga perlu kepastian penghasilan. Bermodalkan ide tersebut, Nadiem pun menciptakanpenhubung antara kebutuhan penumpang dan tukang ojek.

Awalnya, Nadiem hanya membuat sebuah call center untuk ojek konvensional. Respon dari masyarakat pun cukup positif pada prototype ini. Alhasil, pada tahun 2015, aplikasi Gojek diluncurkan. Respon masyarakat pun cukup baik. Hingga saat ini, Gojek semakin mengembangkan bisnisnya pada layanan makanan, barang, pembelian barang, jasa kebersihan, dan lain sebagainya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn