Daftar isi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada beberapa pengertian mengenai kata teori. Salah satunya disebutkan bahwa teori adalah asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Secara umum, teori sastra merupakan cabang ilmu sastra yang mengkaji mengenai hukum dasar dan prinsip-prinsip mengenai suatu karya sastra yang akan membedakannya dengan selain karya sastra.
Dalam bukunya yang berjudul The Mirror and The Lamp: Romantic Theory and The Critical Tradition, M.H. Abrams menyebutkan empat komponen utama dalam mempelajari karya sastra, yaitu:
Dalam ilmu sastra dikenal sepuluh jenis teori sastra. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing teori tersebut.
Teori struktural adalah teori sastra yang digunakan dalam menganalisis sebuah karya sastra berdasarkan pada strukturnya. Teori ini memandang sebuah karya sastra sebagai suatu hal yang berdiri sendiri dan terlepas dari penyusun maupun pembacanya.
Bagian dari karya sastra yang dianalisis dalam teori struktural adalah berkenaan dengan unsur intrinsik karya sastra yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, setting atau latar, serta sudut pandang yang digunakan penulis dalam menyusun karyanya.
Teori psikologi sastra digunakan dalam menganalisis unsur kejiwaan atau batiniah dari sebuah karya sastra atau menganalisis karya sastra berdasarkan pada sudut pandang psikologi. Menurut Hardjana (1991:60), fungsi psikologi dalam karya sastra adalah untuk menyelami atau menjelajahi batin tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra guna mengetahui lebih jauh mengenai seluk beluk dari tindakan manusia dan juga responnya atas tindakan lainnya.
Teori kepribadian digunakan untuk menganalisis aspek kepribadian dalam sebuah karya sastra, baik itu kepribadian tokoh-tokohnya maupun kepribadian sistem sosial kemasyarakatan yang dibahas dalam karya sastra.
Teori ini digunakan untuk menganalisis sebuah karya sastra dengan berdasarkan pada segi kemasyarakatan. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa seorang pengarah adalah bagian dari sebuah masyarakat yang ia berinteraksi dengan mereka. Sementara itu, kepribadian manusia akan dipengaruhi diantaranya oleh sistem budaya dan lingkungan dimana dia tumbuh. Dengan demikian, struktur sosial seorang penulis atau pengarang karya sastra tentu akan mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya.
Teori sastra feminis memiliki pandangan bahwa karya sastra adalah cerminan dari realitas sosial yang patriarki. Tujuannya adalah untuk mengungkap adanya anggapan patriarki yang tersirat dalam sebuah karya sastra melalui citra perempuan yang digambarkan di dalamnya.
Selanjutnya, teori sastra feminis juga berkembang sebagai kajian mengenai sastra perempuan atau yang dikenal dengan istilah ginokritik.
Resepsi sastra merupakan kualitas keindahan yang muncul sebagai akibat dari adanya hubungan antara karya sastra dengan pembaca karya tersebut. Teori ini mengkaji mengenai hubungan antara karya sastra dengan resepsi atau penerimaan pembaca terhadapnya. Menurut teori ini, makna dari sebuah karya sastra hanya dapat dipahami dari melihat efek atau dampak yang ditimbulkan oleh karya sastra tersebut terhadap pembacanya.
Diantara ideologi utama yang berkembang di dunia adalah ideologi Marxisme. Diantara pandangan ideologi ini adalah kepercayaan bahwasanya sosio ekonomi adalah penentu dari suatu kehidupan. Dalam kaitannya dengan sastra, teori ini menekankan adanya keterkaitan antara sosio ekonomi, sejarah, dan budaya sehingga sebuah karya sastra akan senantiasa dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Teori sastra poskolonial adalah seperangkat teori yang mengkaji karya sastra berkaitan dengan praktik kolonialisme dan imperialisme. Teori ini menganggap bahwa sebuah karya sastra memiliki kemampuan untuk membentuk sebuah hegemoni kekuasaan dan juga sebaliknya bisa menjadi kekuatan untuk melawan hegemoni tersebut.
Teori stilistika dalam karya sastra adala teori yang mengkaji tentang penggunaan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra. Teori ini berdasarkan pada pandangan bahwasanya sastra sendiri memiliki keindahan bahasa dan juga makna atau pesan yang ada di dalamnya.
Kajian teori stilistika sendiri dilakukan dengan menggunakan pendekatan objektif yang menfokuskan perhatiannya pada penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra.
Menurut Hoed (1992:2), semiotik adalah ilmu yang menganalisis atau mengkaji mengenai tanda. Teori semiotik menganggap bahwa bahasa adalah merupakan sebuat sistem tanda yang mewakili makna tertentu. Teori ini mengkaji karya sastra dari sisi tanda-tanda atau lambang yang ada dalam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra.