Daftar isi
Mungkin sebagian besar dari kita tidak begitu akrab dengan salah satu majas penegasan yakni majas silepsis. Jenis majas ini memang tidak begitu sering dibahas jika dibandingkan dengan majas popular yang lain seperti majas personifikasi, majas hiperbola, majas ironi atau majas metafora.
Penggunaan majas sendiri tidak bisa sembarangan, sebab pada umumnya majas sering digunakan dalam penulisan suatu karya sastra seperti puisi dan prosa. Jika kita bandingkan keduanya, puisi lebih sering menggunakan majas daripada prosa.
Majas silepsis merupakan gaya bahasa yang menggunakan satu kata, mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Pengertian lain dari majas silepsis yakni menjadi bagian dari majas penegasan, menggunakan satu kata yang memiliki lebih dari satu makna dan yang berfungsi lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Lalu sebenarnya apa itu majas penegasan? Majas penegasan sendiri merupakan majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk memberikan penegasan terhadap sesuatu sehingga menimbulkan kesan ataupun pengaruh kepada para pembaca dan juga pendengar.
Sedangkan majas penegasan terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
Adapun ciri dari majas silepsis yakni dalam satu kalimat terdapat kata yang memiliki arti atau makna lebih dari satu sintaksis.
Contohnya:
Dini mempunyai semua martabat dan martabat pribadi
Maksudnya “semua martabat” di sini yakni dapat berupa harta, kedudukan, kekayaan dan lain sebagainya. Sedangkan “martabat pribadi” yaitu harga dirinya.
Variasi atau jenis lain dari majas silepsis yakni majas zeugma. Dalam majas zeugma kata-kata yang digunakan cenderung tidak logis serta tidak gramatikal untuk konstruksi sintaksis yang kedua. Sehingga jika dirangkai menjadi kalimat yang rancu.
Contohnya:
Dengan membalakan mata dan telinganya, ia mengusir orang tersebut.
Kau perlu tahu, gadis itu terlihat lembut tetapi dia juga dapat marah.