Ilmu psikologi menekankan pada pengetahuan terkait proses pada fungsi mental manusia. Salah satu upaya untuk mendapatkan pengetahuan ini adalah dengan melakukan penelitian. Dalam penelitian psikologi, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Berdasarkan Pendekatan Analisis
- Kuantitatif
Secara sederhana, metode penelitian kuantitatif merupakan metode dengan data yang dianalisis bersifat numerik dan dapat diolah dengan metode statistika atau program pengolahan data. Metode ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang menunjukkan penolakan terhadap hipotesis nihil. Contohnya pada penelitian Fellasari dan Lestari (2016) berjudul Hubungan antara Pola Asuh Orangtua dengan Kematangan Emosi Remaja. Subjek yang merupakan 137 siswa SMAN 2 Tambang ini diukur dengan kuesioner dengan empat pilihan jawaban dari 20 item pernyataan. - Kualitatif
Jika penelitian kuantitatif melakukan analisis pada data berbentuk angka, metode penelitian kualitatif menganalisis data yang berbentuk naratif, gambar, video, dan sebagainya. Analisis yang dilakukan dapat digunakan untuk membuat kesimpulan deduktif maupun induktif, termasuk menunjukkan dinamika pada fenomena-fenomena yang ada. Contohnya pada penelitian Ramadhani (2018) yang berjudul Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Karakter Peduli Lingkungan. Metode kualitatifnya berjenis fenomenologi dengan cara melakukan wawancara tidak terstruktur pada subjek, yakni warga yang menerapkan PHBS serta dengan observasi - Mixed Method
Metode mixed method merupakan upaya untuk menggabungkan kelebihan dari metode kuantitatif dan kualitatif sehingga data yang diperoleh menjadi semakin komprehensif. Selain itu, penggabungan ini juga diharapkan dapat mengatasi kekurangan kedua metode tersebut. Contohnya pada penelitian oleh Taslim, Ninin, dan Astuti (2021) berjudul Gambaran Psychological Well Being pada Ibu Rumah Tangga di Kota Bandung. Subjek yang diteliti ibu rumah tangga usia 18-40 tahun berjumlah 66 orang untuk mengisi kuesioner dan akan dilakukan wawancara untuk masing-masing dua orang dengan skor sangat rendah dan rendah, skor rata-rata, serta skor tinggi dan sangat tinggi pada setiap dimensi.
2. Berdasarkan Waktu
- Longitudinal
Penelitian longitudinal adalah jenis penelitian yang dilaksanakan dalam rentang periode tertentu dan pengukuran penelitiannya juga dilakukan selama beberapa kali. Pengukuran pada metode penelitian ini berfokus pada variabel tertentu secara terus menerus sebab tujuannya adalah melihat perubahan atau perkembangan. Contohnya pada penelitian Stanton dan Silva (1992) berjudul A Longitudinal Study of the Influence of Parents and Friends on Children’s Initiation of Smoking. Subjeknya adalah anak-anak yang tergabung dalam DMHDS dan pengukuran dilakukan ketika mereka usia 7, 9, 11, 13, dan 15 tahun dengan cara melakukan wawancara. - Cross Sectional
Metode penelitian cross sectional cakupan subjeknya dapat lebih banyak dan beragam dengan batasan karakteristik yang lebih luas pula sehingga hasil dari data yang diteliti akan semakin kaya. Akan tetapi, rentang waktu pengukurannya lebih terbatas dalam satu waktu tertentu sehingga tidak dapat melihat adanya perubahan atau perkembangan. Contohnya pada penelitian oleh Wati dan Sumarmi (2017) dengan judul Citra Tubuh pada Remaja Perempuan Gemuk dan Tidak Gemuk: Studi Cross Sectional. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa usia 13-15 tahun di SMPK Santa Agnes Surabaya yang diukur pada waktu bersamaan selama periode penelitian, yakni bulan April-Agustus 2017.
3. Berdasarkan Sifat Permasalahan
- Deskriptif
Tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang lengkap terkait setting sosial maupun hubungan di antara fenomena yang diukur. Metode ini lebih mengarah pada memberi penjelasan berdasarkan fakta yang ada, tetapi tidak menunjukkan analisis yang lebih dalam. Contohnya pada penelitian oleh Mahmud dan Ujun (2016) berjudul Studi Deskriptif Mengenai Pola Stres pada Mahasiswa Praktikum. Subjeknya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengambil mata kuliah praktikum. Data diambil dengan kuesioner lalu dilakukan analisis deskriptif untuk menemukan pola stres pada mahasiswa. - Eksperimental
Metode eksperimental cukup berbeda dengan metode penelitian psikologi lainnya, tetapi metode ini tetap sering digunakan. Penggunaan eksperimen artinya peneliti melakukan kontrol terhadap variabel dependen untuk melihat hubungan sebab akibat dan perbedaan yang terjadi. Pada umumnya digunakan dua kelompok khusus sebagai subjek, yakni kelompok kontrol dan eksperimen. Contohnya pada penelitian oleh Lathifah, Ramli, dan Faizah (2016) berjudul Pengaruh Tayangan Humor terhadap Short Term Memory pada Mahasiswa Baru. Eksperimen yang dilakukan menggunakan kelompok kontrol dan eksperimen yang masing-masing berjumlah 25 orang untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh dan perbedaan setelah kelompok eksperimen diberi tayangan humor. - Korelasional
Menurut Fraenkel dan Wallen (2008), penelitian korelasional adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel beserta tingkat hubungannya. Dengan metode ini, sejauh mana variasi pada satu faktor berkorelasi dengan faktor lainnya dapat terlihat melalui koefisien korelasi. Contohnya penelitian Tarmidi (2010) berjudul Korelasi antara Dukungan Sosial Orang Tua dan Self-Directed Learning pada Siswa SMA. Metode korelasional menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar (variabel tergantung) dengan dukungan sosial orang tua (variabel bebas) pada 195 siswa SMAN 1 Medan yang diukur dengan kuesioner. - Kausal-Komparatif
Untuk membandingkan subjek yang berbeda sekaligus melihat hubungan sebab-akibat di dalamnya, peneliti dapat menggunakan metode kausal-komparatif. Metode ini membantu peneliti melihat adanya akibat yang terjadi karena faktor-faktor penyebab. Dengan kata lain, metode kausal-komparatif juga menunjukkan perbedaan berdasarkan faktor tersebut. Contohnya pada penelitian Budiarto (2018) berjudul Social Well-Being, Psychological Well-Being dan Emotional Well-Being: Studi Kausal Komparatif pada Praktisi Seni Bela Diri Bima dan Kebugaran Fisik. Hasilnya, tingkat social well-being lebih tinggi pada individu yang mengikuti bela diri karena merasakan kesejahteraan sosial terkait nilai hidup, filosofi hidup, dll.
Demikianlah beberapa metode penelitian psikologi yang umumnya digunakan. Metode tersebut terbagi ke dalam empat jenis, yakni berdasarkan pendekatan analisis, berdasarkan waktu, serta berdasarkan sifat permasalahan.
Kemudian, beberapa metodenya, yaitu kuantitatif, kualitatif, mixed method, longitudinal, cross sectional, deskriptif, eksperimental, korelasional, dan kausal-komparatif. Akan tetapi, seluruh metode tersebut dapat dikombinasikan dan sebenarnya masih banyak metode penelitian psikologi lainnya.