Edukasi

Model Pembelajaran STAD, Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa terdapat beberapa model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran STAD. Kali ini kami akan membahas mengenai apa itu model pembelajaran STAD lengkap dengan langkah – langkah, kelebihan, serta kekurangannya.

Pengertian Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran yang kooperatif dalam membagi para peserta didik menjadi kelompok – kelompok kecil yang berisikan dengan peserta didik dengan kemampuan akademik yang berbeda – beda.

Di dalam kelompok tersebut, nantinya para peserta didik akan saling bekerja sama satu sama lain dalam menyelesaikan sebuah masalah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Model STAD ini menjadi salah satu alternatif dalam melakukan pengaplikasian yang sederhana pada pembelajaran yang kooperatif. Model pembelajaran yang kooperatif ini dianggap sebagai cara yang paling sederhana dan terbaik dalam melakukan pendekatan awal yang kooperatif antara guru dan siswa.

STAD itu sendiri memiliki kepanjangan Student Temas Achievement Division, yang dapat diartikan dvisi prestasi yang diperoleh siswa. STAD memiliki peran penting dalam mendorong serta memotivasi satu sama lain dengan tujuan agar keterampilan yang disampaikan dan diajarkan oleh guru dapat dikuasai.

Dari penjelasan di atas, STAD dapat disimpulkan sebagai model pembelajaran yang kooperatif yang dapat mendorong kerja sama antar siswa dalam belajar kelompok dengan keragaman anggota baik akademik maupun latar belakang satu sama lain yang nantinya dapat bertujuan agar para siswa dapat membantu sama lain, sekaligus menciptakan suasana sosial yang beraneka ragam dalam menguasai keterampilan.

Pengertian Model Pembelajaran STAD Menurut Para Ahli

Adapun beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian model pembelajaran STAD antara lain sebagai berikut :

  • Menurut Rusman, model pembelajaran STAD merupakan sebuah model pembelajaran bagi para siswa yang mana para siswa akan terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota sebanyak kurang lebih 4 hingga 5 orang dengan kemampuan, jenis kelamin, serta suku yang berda – beda dan menciptakan keragaman.
  • Menurut Robert Slavin, model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru atau pengajar dalam menghasilkan tim yang mana anggotanya memiliki kemampuan majeuk dalam berlatih dan belajar sebuah konsep dan keahlian yang dilakukan bersama – sama.
  • Menurut Trianto, model pembelajaran STAD merupakan model proses pembelajaran yang bersifat kooperatif yang mana menggunakan metode membagi kelompok – kelompok kecil berjumlah 4 – 5 anggota pada masing – masing kelompok peserta didik yang diacak dan heterogen.
  • Menurut Anas, model pembelajaran STAD merupakan sebuah model pembelajaran yang tersusun atas lima komponen utama yang membangun proses pembelajaran antara lain adanya kelas, proses belajar yang ada di dalam kelompok, penyelesaian kuis, analisa skor pengembangan, serta adanya penghargaan atau apresiasi pada kelompok.
  • Menurut Endang Mulyatiningsih, model pembelajaran STAD merupakan sebuah strategi pembelajaran yang bersifat kooperatif dengan memadukan dan menyatukan beberapa metode yang digunakan seperti ceramaha, questioning, serta adanya diskusi antar peserta didik.

Langkah – Langkah Model Pembelajaran STAD

Untuk melakukan model pembelajaran STAD, terdapat enam langkah utama yang harus dilakukan. Langkah – langkah atau sintaks model pembelajaran STAD yang bersifat kooperatif ini antara lain sebagai berikut.

  1. Langkah yang pertama adalah memberikan penyampaian tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri serta memberikan motivasi dalam belajar kepada para siswa.
  2. Lengkah kedua, menyajikan dan menyampaikan segala informasi yang sesuai kepada para siswa dengan melalui demonstrasi ataupun melalui sebuah bacaan.
  3. Langkah ketiga, memberikan penjelasan bagi para siswa tentang cara membentuk kelompok belajar. Selain itu, untuk memperluas wawasan, keterampilan, dan cara bersosialisasi, pengajar juga perlu membantu para siswa dalam melakukan transisi kelompok secara efektif dan efisien.
  4. Membimbing masing – masing kelompok belajar yang sebelumnya sudah dibentuk ketika para siswa sedang mengerjakan tugas dan melakukan belajar bersama.
  5. Langkah kelima, memberikan evaluasi terkait dengan hasil belajar mengenai materi apa saja yang sudah diajarkan dan dipelajari, kemudian masing – masing kelompok dihimbau untuk melakukan presentasi terkait dengan hasil kerja.
  6. Langkah yang terakhir yakni menghargai hasil dan upaya belajar para siswa baik dalam kelompok maupun individu baik dengan pujian maupun dengan reward lainnya.

Kelebihan Model Pembelajaran STAD

Terdapat beberapa kelebihan model pembelajaran STAD yang perlu kita ketahui antara lain sebagai berikut.

  • STAD dapat meningkatkan rasa percaya diri bagi para siswa serta kecakapan pada masing – masing individu.
  • Dengan menggunakan model STAD ini, akan membangun interaksi sosial yang ada di dalam kelompok sehingga siswa dapat sekaligus belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar terutama rekan yang ada dalam satu kelompok.
  • Siswa belajar untuk berkomitmen dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri maupun kelompoknya.
  • Mengajarkan para anggota kelompok untuk dapat lebih menghargai satu sama lain dan juga menumbuhkan rasa percaya.
  • Memotivasi para siswa untuk berperan aktif, terutama dalam melakukan tutor sebaya dalam rangka meningkatkan potensi keberhasilan kelompok itu sendiri.

Kekurangan Model Pembelajaran STAD

Adapun beberapa kekurangan dari model pembelajaran STAD yang perlu kita ketahui juga sebelum memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif ini.

  • Terkait dengan sarana yang ada di kelas dan metode belajar kelompok yang dikembangkan, ini akan memakan waktu terutama dalam mengatur tempat duduk karena sebagian besar belum ada ruangan khusus untuk mengaplikasikan metode belajar kelompok ini.
  • Besarnya jumlah siswa menyebabkan kurang maksimalnya guru dalam mengamati kegiatan belajar mengajar ini, baik pada masing – masing individu maupun secara kelompok.
  • Dalam metode ini, guru menjadi dituntut lebih dalam menyelaikan tugas terkait proses belajar mengajar dalam waktu yang cepat, khususnya dalam mengoreksi pekerjaan, menilai perkembangan siswa dan kelompok pada akhir pertemuan.