Daftar isi
Dalam ajaran Agama Hindu mengenal berbagai nama dewa yang menguasai berbagai elemen dan mengendalikan berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Agama Hindu percaya bahwa Tuhan ada dalam berbagai bentuk manifestasi. Artikel berikut akan membahas berbagai nama dewa dalam manifestasi Agama Hindu.
Bali merupakan pulau dengan penganut Agama Hindu terbesar di Indonesia. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai kepercayaan dewa dalam ajaran Agama Hindu yang dipercaya oleh Hindu di Bali. Dewata Nawa Sanga adalah dewa yang menguasai sembilan penjuru arah mata angin yang merupakan perwujudan lambang swastika.
Para perwujudan dewa ini memiliki berbagai ciri dan tugas yang berbeda-beda. Berikut adalah nama-nama dewa yang disebutkan dalam konsep Dewata Nawa Sanga:
1. Dewa Siwa
Dewa Siwa adalah salah satu dari tiga dewa utama dalam konsep Tri Murti dimana dewa lainnya ialah Brahma dan Wisnu. Dewa Siwa dalam implementasinya merupakan penguasa arah tengah dengan warna panca warna dan senjata berupa padma.
Dewa Siwa digambarkan memiliki mata tiga (tri Netra) dan identik dengan hiasan yang melilit lehernya yaitu ular kobra. Tugas utama Dewa Siwa ialah sebagai pelebur yaitu melebur dan mengembalikan segala sesuatu hal yang sudah tidak seharusnya berada di dunia untuk kembali ke tempatnya.
Karena sebagai dewa pelebur, maka Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem sebagai dewa yang akan menuntun atma (jiwa manusia) yang telah tiada untuk kembali pada unsur pencipta.
Dewa Siwa disebutkan memiliki wahana (kendaraan) berupa lembu putih yaitu lembu Nandini dan saktinya (istrinya) ialah Dewi Durga. Implementasi utama Dewa Siwa dipuja di Pura utama Agama Hindu di Bali yaitu di Pura Pusat Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung.
2. Dewa Wisnu
Dewa Wisnu bersama Dewa Siwa adalah salah satu dewa utama dalam konsep Tri Murti. Dewa Wisnu penguasa arah utara dengan warna hitam dan senjata berupa Cakra Sudarsana. Dewa Wisnu memiliki wahana Garuda dengan saktinya yaitu Dewi Sri atau yang merupakan dewi kesuburan dan kemakmuran.
Dewa Wisnu dalam tugasnya yaitu sebagai dewa pemelihara. Adalah tugas Dewa Wisnu untuk memelihara segala sesuatu yang menjadi ciptaan sang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Ciri khas penggambaran Dewa Wisnu adalah tubuhnya yang berwarna biru dengan nama lain Dewa Wisnu ialah Dewa Narayana. Dalam konsep Tri Murti, Dewa Wisnu dipuja di Pura Puseh yang merupakan salah satu pura yang harus ada di setiap wilayah dewa di Bali.
3. Dewa Sambhu
Dalam konsep Dewata Nawa Sanga, Dewa Sambhu ialah penguasa arah timur laut dengan warna biru atau abu-abu. Wahana Dewa Sambhu ialah burung besar dengan badan manusia yang disebut dengan Wilmana.
Sakti Dewa Sambhu ialah Dewi Mahadewi. Senjata dari Dewa Sambhu ialah trisula. Dalam implementasinya, segala dewa dalam konsep Dewata Nawa Sanga dan dewa lainnya dipuja di Pura Pusat yaitu Pura Besakih.
4. Dewa Iswara
Dewa Iswara merupakan dewa penguasa arah timur dengan warna putih dan wahana yaitu gajah bernama gajah Airawata. Dewa Iswara dicirikan dengan senjatanya bernama Bajra. Di Bali, Pura utama yang menjadi tempat pemujaan Dewa Iswara ialah Pura Lempuyang Luhur yang terletak di Kabupaten Karangasem.
5. Dewa Maheswara
Dewa Maheswara ialah dewa penguasa arah tenggara dengan senjata berupa Dupa dan wahananya yaitu burung merak. Simbol warna untuk Dewa Maheswara ialah warna merah muda dan saktinya ialah Dewi Laksmi. Dalam implementasinya pemujaan Dewa Maheswara dipusatkan di Pura Goa Lawah yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali.
6. Dewa Brahma
Dewa Brahma dalam konsep Dewata Nawa Sanga ialah dewa penguasa arah selatan dengan simbol warna merah. Dewa Brahma juga merupakan dewa utama dalam konsep Tri Murti. Dewa Brahma memiliki sakti yaitu Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan.
Dewa Brahma berwahana angsa dan memiliki senjata bernama Gada. Dalam manifestasinya Dewa Brahma ialah dewa pencipta (yang merupakan perwujudan dari Brahma).
Dewa Brahma di Bali identik dengan dewa yang berkuasa di dapur dan berkaitan dengan unsur api. Dewa Brahma secara regional di Bali dipuja di Pura Luhur Andakasa yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali.
7. Dewa Rudra
Dewa Rudra ialah dewa penguasa arah barat daya dengan senjata bernama Moksala dan wahananya yaitu kerbau. Hal ini yang menyebabkan Hindu di Bali menjadikan kerbau atau lembu dan hewan lainnya yang menjadi wahana para dewa sebagai hewan yang dihargai dan beberapa bahkan menjadi hewan yang disucikan.
Sakti dari Dewa Rudra ialah Dewi Samodhi atau Dewi Santani. Berdasarkan kepercayaan Hindu, Dewa Rudra ialah dewa penguasa badai. Secara regional di Bali, pemujaan utama Dewa Rudra dilaksanakan di Pura Luhur Uluwatu.
Pura Uluwatu sendiri merupakan Pura dengan letak yang istimewa dan sangat indah. Terletak di selatan Pulau Bali dengan tepi tebing yang curam dan menghadap ke laut secara langsung.
Selain menjadi tempat persembahyangan, Pura Luhur Uluwatu juga menjadi objek wisata yang menjadi incaran turis domestik dan mancanegara. Di Pura ini dijadikan tempat pementasan kecak dengan latar alam matahari terbenam yang sangat indah.
8. Dewa Mahadewa
Dewa Mahadewa ialah dewa penguasa arah barat dengan simbol berwarna kuning. Senjata dari Dewa Mahadewa bernama Nagapasa dan wahananya ialah naga. Sakti dari Dewa Mahadewa adalah Dewi Santi. Secara regional, di Bali dewa ini dipuja di Pura Batukaru yang terletak di Kabupaten Tabanan tepatnya di lereng Gunung Batukaru.
9. Dewa Sangkara
Dewa Sangkara ialah dewa penguasa arah barat laut dengan senjata bernama Angkus dan simbol warnanya yaitu hijau. Wahana dari Dewa Sangkara adalah seekor singa dan saktinya bernama Dewi Rodri. Di Bali, pusat pemujaan Dewa Sangkara terletak di Pura Pucak Mangu yang ada di Kabupaten Badung.
Nama Dewa Lainnya
Selain, dewa-dewa dalam konsep Dewata Nawa Sanga, berikut adalah beberapa nama dewa yang sering muncul dalam ajaran Agama Hindu di Bali:
- Dewa Agni
Dewa Agni ialah dewa yang dipercaya sebagai dewa penguasa api. Dimana Agni sendiri dalam Bahasa Sanskerta berarti api. Karakter Dewa Agni digambarkan dengan tubuh berwarna merah dan rambut berupa api yang berkobar. Dewa Agni juga memiliki wahana sendiri yaitu biri-biri atau domba.
- Dewa Ganesha
Dewa Ganesha dipercaya sebagai putra Dewa Siwa, dimana Dewa Ganesha ini merupakan dewa pengetahuan dan simbol dari kebijaksanaan serta kecerdasan. Dewa Ganesha digambarkan dengan karakter tubuh dewa yang gemuk dan berkepala gajah. Di Bali sendiri, patung Dewa Ganesha sering dijumpai dan dipuja oleh berbagai kalangan dalam berbagai upacara. Dewa Ganesha dianggap sebagai simbol pelindung dan penolak bala, bencana dan mala petaka.
- Dewa Chandra
Dewa Chandra merupakan dewa bulan. Dalam penggambarannya, Dewa Chandra digambarkan dengan sosok berparas tampan dan muda serta mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda putih.
- Dewa Indra
Dewa Indra dipercaya sebagai dewa perang dan merupakan dewa yang mengendalikan hujan serta petir yang terjadi di dunia. Dalam mitologi lain, Dewa Indra dikatakan disamakan dengan Dewa Zeus dari mitologi Yunani.
- Dewa Surya
Dewa Surya memiliki kedudukan yang penting karena dipercaya sebagai dewa matahari. Dewa Surya atau dewa matahari digambarkan mengendarai kereta dengan tujuh kuda yang menarik keretanya.
- Dewa Baruna
Dewa Baruna atau Dewa Waruna dalam kepercayaan Agama Hindu merupakan dewa air dan penguasa lautan serta Samudra.
- Dewa Bayu
Dewa Bayu dipercaya sebagai dewa yang mengendalikan dan mengatur angin.
- Dewa Yama
Dewa maut atau dewa kematian adalah nama lain dari Dewa Yama. Dewa ini dipercaya berada di akhirat dan bertugas menjadi hakim untuk mengadili roh dan jiwa manusia yang telah mati.
- Dewi Durga
Dewi Durga merupakan sakti Dewa Siwa serta ibu dari Dewa Ganesha dan memiliki fungsi sebagai dewi pelebur. Nama lain Dewi Durga adalah Dewi Uma dan Dewi Parwati. Terdapat dua jenis penggambaran Dewi Durga, Dewi Durga dapat digambarkan sebagai dewi yang cantik dengan kulit kuning keputihan namun disisi lain ada penggambaran Dewi Durga yang murka dengan penampilan yang buruk dan lidah yang menjulur panjang.
- Dewi Saraswati
Dewi Saraswati adalah sakti dari Dewa Brahma yang merupakan dewi dari ilmu pengetahuan. Di Bali sendiri, terdapat upacara yang dikhususkan untuk penghormatan kepada Dewi Saraswati yang terjadi setiap 210 hari sekali.