Ketahanan pangan sebuah negara tak lepas dari kualitas sistem pertaniannya, meskipun memang beberapa negara memiliki letak geografis yang sulit untuk bercocok tanam, biasanya negara-negara yang tidak memiliki potensi pertanian mereka akan mengimpor pangan dari negara lain.
Meskipun cukup banyak negara di dunia yang memiliki letak geografis yang cocok untuk pertanian, namun belum tentu negara tersebut memiliki hasil pertanian yang melimpah dan berkualitas, hal ini sangat bergantung dengan sistem pertanian yang dipakai.
Negara Zimbabwe misalnya, dahulu negara ini menjadi lumbung pangan karena hasil pertaniannya yang luar biasa, namun saat ini Zimbabwe justru menjadi negara yang membutuhkan bantuan pangan karena penduduknya mengalami kelaparan.
Hal ini karena Zimbabwe mengalami kekeringan panjang, memang kondisi cuaca serta suhu dapat mempengaruhi pertanian, namun semestinya hal ini dapat diprediksi dan diatasi jika sistem pertaniannya sudah modern.
Pertanian modern saat ini sudah banyak dijalankan oleh negara-negara di dunia, Indonesia salah satunya, meskipun belum merata dan sepenuhnya. Faktor-faktor yang mendukung pertanian modern antara lain kualitas sumber daya manusia, teknologi dan inovasi, pengendalian hama hingga memikirkan pengolahan pasca panen.
Pertanian modern yang diterapkan di beberapa negara tak lepas dari pertanian yang berkelanjutan, penggunaan teknologi dan melibatkan ilmu pengetahuan serta inovasi. Inovasi di dalam pertanian sangat dibutuhkan, mengingat di abad saat ini hambatannya semakin besar.
Sebut saja masalah lahan pertanian yang semakin sempit, masalah irigasi serta masalah suhu yang semakin tinggi di daerah pertanian. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan inovasi dan teknologi, itulah mengapa tak banyak negara yang meskipun memiliki letak yang cocok untuk bercocok tanam namun hasil pertaniannya tidak mencapai kualitas dan kuantitas yang tinggi.
Berikut beberapa negara yang memiliki pertanian yang maju serta memiliki hasil pertanian yang berkualitas.
1. Jepang
Seperti kita ketahui, Jepang adalah negara yang memiliki teknologi tinggi, tentu teknologi juga dimanfaatkan oleh negara ini untuk menciptakan pertanian yang selangkah lebih maju dibandingkan negara-negara lain.
Lahan pertanian di Jepang menjadi masalah utama, hal ini diatasi dengan memanfaatkan lahan sempit seperti di atas gedung perkantoran, di pekarangan rumah dan di tepi rel kereta. Jepang juga sudah tidak bergantung pada sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas pertaniannya.
Beberapa inovasi yang dimiliki Jepang antara lain penggunaan mesin tanam, traktir tanpa awak dan mesin panen hingga pengendalian hama yang aman menggunakan lampu LED. Bahkan pemerintah Jepang juga memberikan subsidi untuk mengembangkan robot yang dapat digunakan untuk pembenihan hingga panen.
Pemerintah Jepang saat ini memberikan subsidi bagi pengembangan 20 jenis robot yang mampu membantu berbagai tahapan pertanian, mulai dari pembenihan sampai pemanenan berbagai tanaman. Sistem hidroponik dan rumah kaca juga diterapkan untuk mendapatkan produksi sayuran dan buah-buahan rumah tangga.
Pertanian Jepang ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya sendiri, di tahun 2050 Jepang menargetkan produksi pangan sebesar 55% untuk penduduknya.berkeinginan untuk menghasilkan paling tidak 55% dari pangan yang negaranya perlukan pada 2050.
2. Belanda
Sebagai negara yang memiliki lahan sempit, Belanda menjadi salah satu negara yang memiliki pertanian yang maju. Iklim di Belanda juga sebenarnya tidak mendukung untuk bercocok tanam, namun Belanda membuktikan dapat menjadikan hasil pertaniannya sebagai komoditas ekspor.
Ilmu pengetahuan, penelitian serta penerapan teknologi menjadi kunci pertanian negara kincir angin tersebut. Pemerintah Belanda juga menerapkan sistem pertanian berkelanjutan yaitu dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk menghasilkan hasil pangan yang lebih banyak.
Belanda bisa dengan mengurangi ketergantungan air untuk pertanian dan juga sudah banyak mengurangi penggunaan bahan kimia dalam pertanian. Saat ini tercatat Belanda adalah negara pengekspor pangan terbesar ke dua di dunia setelah Amerika Serikat.
3. Amerika Serikat
Sudah tidak diragukan lagi pertanian Amerika telah lama maju, jagung, gandung, sorghum dan kedelai menjadi andalan produk pertanian Amerika. Kunci dari kemajuan pertanian Amerika Serikat selain penggunaan teknologi yaitu kebijakan pemerintah yang mendukung sektor pertanian.
Kebijakan serta dukungan dari pemerintah AS ini menguntungkan para petani, hal ini dapat memacu usaha di bidang pertanian karena adanya resiko yang kecil bagi petani. Kebijakan AS ini bernama Farm Bill, yaitu undang-undang yang berisi program dan anggaran untuk petani dan pengembangan sektor pertanian.
Hingga saat ini AS berada di urutan pertama penghasil jagung terbesar di dunia, perkebunan jagung di AS berada wilayah sabuk jagung yang berada di daerah Amerika Barat Daya.
4. Cina
Sebagai negara besar yang menguasao industri teknologi, ternyata Cina juga memiliki pertanian yang maju. Pertanian di Cina lebih banyak diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya, meskipun sebagian hasil buah dan sayurannya juga menjadi komoditas ekspor.
Cina menggunakan sistem pertanian modern yang menggunakan mesin-mesin industri sehingga efisien dan secara efektif dapat meningkatkan jumlah produksi pertaniannya.
Ilmu pengetahuan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian juga diterapkan bersama kebijakan pemerintahan yang membangun infrastruktur di bidang pertanian.