Daftar isi
Selain olahraga sepak bola, bulu tangkis, hingga basket, Indonesia juga memiliki olahraga tradisional.
Olahraga tradisional merupakan sebuah permainan yang telah mengakar, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan menjadi aset budaya bangsa.
Beberapa olahraga tradisional yang ada Indonesia, yaitu:
Pencak silat merupakan olahraga tradisional yang juga sering dipertandingkan di ajang internasional, seperti SEA Games dan Asian Games.
Pencak silat menjadi olaraga jenis bela diri sama seperti karate milik Jepang, taekwondo milik Korea dan kungfu milik Cina, yang membedakannya dari cara memainkannya.
Cara memainkan pencak silat dimulai dari sikap atau posisi dan pergerakannya, ketika pesilat bergerak menjadi petarung maka gerakannya berubah mengikuti posisi lawan dengan berkelanjutan sesuai penguasaan tekniknya.
Teknik tersebut terdiri dari teknik serangan dan teknik bertahan dengan rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian bawah dan atas, seperti kaki, lutut, tangan, lengan dan telapak kaki.
Phantol merupakanolahraga tradisional yang berasal dari Rembang Jawa Timur.
Awalnya phantol digelar pada zaman kerajaan Majapahit untuk mencari orang-orang terkuat untuk bertugas menjadi penjaga pelabuhan agar bebas dari ancaman perampok.
Cara memainkan phantol hampir mirip dengan pencak silat namun teknik yang digunakannya berbeda.
Teknik yang digunakan olahraga phantol mengarah kepada gulat tradisional.
Biasanya phantol dipertandingkan ketika akhir bulan saat purnama, berlokasi dekat dengan pantai dan merupakan tradisi yang harus dijaga.
Geudeu-geudeu merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Pidie, Aceh.
Cara memainkan geudeu-geudeu hampir mirip dengan panthol, namun yang membedekannya yaitu jumlah peserta.
Geudeu-geudeu terdiri dari dua tim yang beranggotakan tiga orang dan semua anggota tim akan bergulat secara bersamaan.
Sehingga bagi orang awan, geudeu-geudeu mungkin terlihat seperti tempat perkelahian secara massal.
Maka dari itu geudeu-geudeu dapat menjadi olahraga tradisional yang keras karena pesertanya pasti akan cedera pada tubuhnya atau bahkan bisa sampai meninggal.
Namun olahraga tradisional geudeu-geudeu tidak terlalu terkenal diluar daerah Pidie.
Karapan sapi merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Madura. Olahraga karapan sapi awalnya diciptakan dari petani-petani untuk membantu membajak sawahnya, namun orang-orang menarik melihat hal tersebut hingga terjadilah olahraga ini.
Cara memainkan karapan sapi mirip dengan pacuan kuda namun bukan menggunakan kuda melainkan dua ekor sapi.
Penunggangnya akan menaiki kereta kayu lalu menggunakan dua ekor sapi tersebut untuk menariknya.
Pemenangnya akan menjadi yang pertama mencapai garis finish, biasa jarak pacuannya sekitar 100 meter.
Gerobak sodor merupakan olahraga tradisional yang terkenal dikalangan anak-anak kecil namun perlahan olahraga ini sudah mulai dilupakan.
Cara memainkan gerobak sodor dengan membentuk dua tim yang terdiri dari 3-7 orang.
Dua tim tersebut terbagi menjadi tim penghadang dan tim yang melewati hadangan tersebut.
Sebagai tim penghadang, hanya dapat bergerak secara horizontal sesuai dengan garis yang sudah di buat.
Biasa nya garis tersebut berbentuk kotak-kotak dengan tambahan 1 garis ditengah-tengah.
Untuk tim yang melewati hadangan harus berasil melewati dari ujung ke ujung dan kembali lagi.
Bila semua anggota berhasil melewati hadangan dan sudah kembali ketempat semula maka dapat dikatakan tim tersebut sebagai pemenang.
Pacu jalur merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Riau yang dilakukan diatas sungai.
Cara memainkan pacu jalur dengan membentuk tim yang beranggotakan 40-60 orang.
Anggota tersebut akan berada diatas perahu yang berukuran panjang 25-40 m dengan lebar 1.3-1.5 m.
Setiap perahu terdiri dari satu komandan yang akan memberikan intruksi kepada anggotanya.
Intruksi tersebut dapat berupa menyanyi untuk menentukan irama kayuhan.
Biasanya olahraga pacu jalur dilombakan ketika hari kemerdekaan dan mulai menjadi salah satu cabang olahraga yang mulai dipertandingkan di ajang SEA Games.
Tarik tambang merupakan olahraga tradisional yang populer dan sederhana bagi masyarakat indonesia.
Tarik tambang sering diperlombakan diberbagai acara di Indonesia, seperti peringatakan hari kemerdekan, gathering ataupun outhing.
Cara memainkan tarik tambang yaitu dengan menyediakan satu tali tambang untuk ditarik oleh dua tim dengan jumlah anggota per tim minimal 5 orang.
Permainan akan dimulai ketika tali tambang berada pada titik tengah dan semua anggota tim telah memegang tali tambangnya masing-masing.
Lalu peluit akan dibunyikan, kedua tim akan berlomba saling tarik tambang dan tim yang kalah adalah tim yang tertarik ke sisi tengah.
Selain kekuatan, strategi juga cukup penting dalam memenangkan perlombaan tarik tambang.
Maka dari itu perlombaan tarik tambang sering dimanfaatkan untuk melatih kerjasama dan kekompakan tim.
Bakiak merupakan sebuah sandal besar yang terbuat dari kayu panjang yang dihaluskan, dapat memuat tiga atau empat orang dan diberikan selop khusus.
Olahraga tradisional bakiak berasal dari Sumatera Barat. Memiliki manfaat yang hampir sama dengan tarik tambang, yaitu untuk melatih kerjasama dan kekompakan tim.
Cara memainkannya dengan membentuk satu tim yang terdiri dari tiga atau empat orang.
Semua anggota tim akan berjalan bersama-sama menggunakan bakiak dari garis start hingga finish.
Olahraga tradisional bakiak saat ini masih sering diperlombakan terutama ketika hari kemerdekaan karena olahraga tradisional ini cukup menghibur dan dapat diikuti oleh siapa saja.
Zawo-zawo dalam Bahasa Indonesia berarti lompat batu merupakan olahraga tradisional yang berasal dan hanya dapat dijumpai di Kepulauan Nias, Sumatera Utara.
Awalnya, ketika suku-suku di Nias masih terpecah belah untuk membuat pertahanan ditumpuklah batu-batu hingga membentuk trapesium setinggi dua meter.
Sebagai pertanda untuk mempersiapkan diri sebelun perang maka batu-batu tersebut harus dilompati.
Sehingga cara memainkan zawo-zawo dengan melompati batu-batu tersebut.
Setelah perang usai, kegunaan zawo-zawo berubah menjadi sebuah ritual bagi pemuda Nias sebelum mempersunting wanita idamannya.
Apabila pemuda tersebut berhasil melakukakan zawo-zawo maka diakan sebuah pesta dan jamuan makan sebagai perayaan.
Enggrang merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Jawa. Enggrang sering dipertandingkan ketika ada acara-acara nasional ataupun hari kemerdekaan.
Cara memainkan enggrang cukup sederhana, karena hanya memerlukan sepasang bambu panjang dengan ukuran kecil yang cukup untuk menahan badan dan sepasang kayu yang berfungsi sebagai pijakan.
Untuk dapat menjadi pemenang, peserta harus berjalan dengan enggrang dari start sampai finish tanpa terjatuh, sehingga peserta diwajibkan seimbang diatas enggrang.
Olahraga ini cukup menantang namun sayang sekali enggrang jaman sekarang mulai susah ditemui dan bahkan keberadaanya mulai hampir punah.
Balap karung merupakan olahraga tradisional yang cukup sering diperlombakan di Indonesia diberbagai kegiatan, terutama pada hari kemerdekaan.
Awalnya balap karung diciptakan ketika Indonesia mereeka untuk memperingati masa-masa kelam berpakaian karung goni ketika zaman penjajahan Jepang.
Cara memainkan balap karung hanya memerlukan karung sebagai alatnya. Peserta diwajibkan masuk kedalam karung lalu berjalan atau melompat dengan cepat dari start menuju finish.
Bila peserta ada yang terjatuh biasanya diperbolehkan melanjutkan pertandingan.
Bagi peserta yang dapat berada difinish terlebih dahulu akan dinyatakan sebagai pemenang.
Tiban merupakan olahraga tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Biasanya olahraga tiban juga dibungkus dengan kesenian.
Awalnya tiban dilakukan sebagai upacara ritual sejak zaman hindu di kerjaan Kediri.
Ritual tersebut diadakan ketika musim kemarau berfungsi untuk memanggil hujan agar para dewa kasihan dan menurunkan hujan.
Cara memainkan tiban zaman dulu dengan berjemur dibawah terik matahari, namun karena dirasa kurang menyedihkan, maka tiban juga dilakukan dengan mencambuk tubuh hingga berdarah-darah.
Masing-masing peserta akan saling mencambuk secara bergantian hingga turun hujan.
Lalu karena dianggap sebagai tradisi yang menarik, tiban mulai dilakukan dipanggung atau dipusat keramaian agar dapat dinikmati oleb masyarakat.
Tiban dizaman sekarang, dimainkan dengan dua pasang peserta yang saling membawa cambuk yang terbuat dari lidi pohon aren dan akan saling mencambuk bagian punggung lawan secara bergantian.
Untuk menghindari terjadinya luka yang banyak, peserta atau lawan diperbolehkan menghindar.
Maka dari itu peserta tiban membutuhkan ketahanan fisik dan keberanian yang bagus.