Daftar isi
Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah Nusantara pada era abad ke 13 hingga abad ke 16. Kerajaan bercorak Hindu-Buddha ini merupakan kerajaan yang sangat besar.
Kerajaan Majapahit disebutkan mengibarkan benderanya hingga ke Filipina, Burma dan Thailand dengan total 98 kerajaan yang berada di bawah kekuasaannya.
Pembagian wilayah kekuasaan Majapahit bersumber dari dua buku yakni kitab Negarakertagama pupuh XIII dan XIV.
Adapun wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nāgarakṛtāgama pupuh XIV terbagi ke dalam 12 bagian secara hierarki. Wilayah tersebut antara lain sebagai berikut.
Kahuripan sebenarnya adalah kerajaan yang lebih dahulu berdiri dibandingkan dengan Majapahit. Kerajaan Kahuripan berdiri sebagai kelanjutan dari kerajaan Medang yang runtuh pada tahun 1006 Masehi. Selang tiga tahun kemudian, Airlangga mendirikan kerajaan Kahuripan yang beribukotakan di Jawa Timur.
Sayangnya pada tahun 1045, kerajaan ini dibagi menjadi dua yakni bagian barat bernama Kadiri beribukota di Daha dan bagian timur bernama Jenggala beribukota di Kahuripan.
Kerajaan Kahuripan muncul kembali setelah berdirinya Majapahit tepatnya pada tahun 1293. Raden Wijaya, pendiri dari Majapahit menjadikan Daha dan Kahuripan sebagai wilayah utama mereka.
Raden Wijaya memberikan kerajaan ini kepada putrinya yaitu Tribhuwana Tunggadewi dengan gelar para raja adalah Bhre.
Daha adalah bagian dari kerajaan Kahuripan yang berada di bagian barat dengan kerajaannya bernama Kadiri. Sama dengan Kahuripan, Daha juga mendapat perhatian dari Raden Wijaya dengan menjadikannya sebagai bagian dari kerajaan Majapahit.
Daha bergabung dengan Majapahit sejak tahun 1293 dan dijadikan pusat kerajaan. Para penguasa Daha mendapat gelar secara simbolis sedangkan pemerintahan harian berada di tangan patih Daha.
Tumapel adalah wilayah kekuasaan Majapahit yang berada di Malang atau tepatnya di Supit Urang, yakni lahan di sekitar pertemuan antara Sungai Brantas dan Sungai Bango.
Wilayah ini lebih populer dengan nama kerajaan Singasari yakni sebuah kerajaan yang dibentuk oleh Ken Arok pada tahun 1222.
Dalam kitab Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu menjelaskan hubungan Majapahit dengan Singasari. Raden Wijaya merupakan anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
Raden Wijaya pun melanjutkan kekuasaan leluhurnya di daerah bekas Singasari yang runtuh pada tahun 1292 dan diberikan kepada Kertawardhana yang merupakan keturunannya atau ayah dari raja Hayam Wuruk.
Wengker adalah wilayah kekuasaan Majapahit yang berada di Kabupaten Ponorogo yakni dimulai dari bagian barat Gunung Wilis hingga bagian timur Gunung Lawu.
Wilayah ini berada dibawah kekuasaan menantu Raden Wijaya dan juga merupakan paman dari Raja Hayam Wuruk. Sama seperti kerajaan naungan Majapahit lainnya penguasa Wengker diberi gelar Bhre.
Wilayah wengker merupakan bagian dari Majapahit yang dianggap penting terutama dalam lingkungan politik sehingga mendapatkan kekuasaan yang mandiri.
Matahun adalah wilayah yang menjadi kekuasaan Majapahit yang saat ini dikenal sebagai Bojonegoro di Jawa Timur.
Dahulu kala kawasan ini dipimpin oleh Rajasawardhana yang kemudian menikah dengan Indudewi yakni adik sepupu Hayam Wuruk. Rajasawardhana kemudian diberi gelar Bhre Matahun.
Wirabhumi adalah bagian dari kekuasaan Majapahit yang berada di Blambangan, Banyuwangi, Jawa timur. Wilayah ini dipimpin oleh putra kandung Hayam Wuruk dari selirnya.
Pemimpin di wilayah ini disebut sebagai Bhre Wirabhumi sedangkan nama aslinya masih menjadi misteri namun ada yang menyebutkannya sebagai Aji Rajanatha atau Sri Bhattara Rajanata.
Paguhan adalah wilayah di bawah naungan Majapahit yang di masa sekarang bernama Blitar. Wilayah ini dipercayakan kepada Singhawardhana yang merupakan saudara ipar dari Maharaja Hayam Wuruk.
Singhawardhana mendapatkan gelar Bhre Paguhan. Wilayah kekuasaannya dimulai dari Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.
Uniknya wilayah ini tidak tercantum pada Prasasti Waringin Pitu yang dikeluarkan pada tahun 1447. Kemungkinannya adalah pada tahun tersebut wilayah Paguhan menyatu dengan wilayah lain yang ada di sekitarnya yakni Kahuripan di sebelah barat laut atau Wirabhumi di bagian timur.
Kabalan adalah wilayah Majapahit yang ada di Bojonegoro, Jawa Timur yang dikuasai oleh putri Hayam Wuruk yakni Kusumawardhani. Putri Mahkota yang akan meneruskan tahta dan menjadi ratu ini mendapatkan gelar Bhre Kabalan.
Namun Kusumawardhani menolak untuk mendapatkan tahta tersebut dan memilih hidup bersama dengan sang suami yakni Bhre Mataram Wikramawardhana.
Hingga saat ini para ahli belum dapat menentukan dimana dan seperti apa kondisi wilayah Pawanuan itu. Nama berdasarkan Negarakertagama daerah ini dikuasai oleh keponakan Raja Hayam Wuruk yaitu Suryawardhani yang kemudian mendapat gelar Bhre Pawanuan.
Lasem adalah wilayah yang dulu pernah hidup pada era Mataram Kuno yang kemudian mendapat perhatian dari Majapahit. Wilayah ini diketahui berada di Jawa Tengah yakni antara antara Pekalongan, Jawa Tengah dan Tuban, Jawa Timur.
Wilayah ini berada di bawah kepemimpinan Rājasaduhita Indudewi yang merupakan anak dari Dyaḥ Wyat. Sepupu dari Raja Hayam Wuruk ini kemudian disebut sebagai Bhres Lasem.
Wilayah Lasem meliputi meliputi Kabupaten Batang, Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Jepara, Kudus, Pati dan Kabupaten Rembang.
Daerah Pajang saat ini adalah Kelurahan Pajang di Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Pada masa kerajaan Majapahit wilayah ini dikuasai oleh saudara perempuan Raja Hayam Wuruk yang bernama Rājasaduhita Iswari.
Penguasanya diberi gelar Bhre Pajang dengan wilayah kekuasaannya yang terdiri dari Kota Solo, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Kabupaten Grobogan, Blora dan Kabupaten Semarang.
Mataram saat ini dikenal sebagai Yogyakarta dan merupakan bagian dari kerajaan Majapahit. Wilayah ini dikuasai oleh keponakan Hayam Wuruk yakni anak dari Dyah Nertaja yang diberi nama Raden Gagak Sali.
Raden Gagak ali kemudian memiliki nama keratonnya yakni Wikramawardhana yang akhirnya mendapat gelar sebagai Bhre Mataram.
Dalam Negarakertagama pupuh XIII, kerajaan Majapahit dibagi menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut.
Dalam buku Negarakertagama, Sumatera disebut sebagai “Melayu”. Daerah Majapahit yang berada di Melayu antara lain:
Wilayah Tanjung Negara adalah sebutan untuk daerah kekuasaan Majapahit yang mencakup Kalimantan dan Terengganu. Daerahnya antara lain:
Wilayah ketiga adalah wilayah Tumasik yakni sebutan untuk daerah kekuasaan Majapahit yang berada di sekitar Singapura dan Malaysia Barat.
Dalam kitab Negarakertagama wilayah ini dikenal sebagai “Hujung Medini”. Daerahnya meliputi:
Bagian terakhir adalah wilayah-wilayah yang berada di sebelah timur pulau Jawa yakni Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga ke Irian. Daerah kekuasaannya mencakup: