Pendapatan Perkapita: Pengertian – Manfaat dan Cara menghitungnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pendapatan perkapita merupakan suatu manajemen suatu negara mengenai kegiatan ekonomi, biasanya pendapatan ini mengaruh pada tingkat perkembangan negara tersebut. Berikut pembahasannya.

Apa itu Pendapatan Perkapita?

Pendapatan perkapita adalah sebuah acuan untuk melihat kesejahteraan dalam pembangunan di sebuah negara.

Juga sering disebut sebagai pendapatan rata-rata penduduk yang merupakan gambaran Produk Domestik Bruto atau PDB.

Manfaat Menghitung Pendapatan Perkapita

Alasan utama menghitung pendapatan perkapita ini adalah sebagai hitungan standart perekonomian.

Tanpa menghitung pendapatan perkapita akan sulit untuk mengetahui tolak ukur dalam pembangunan negara.

Dengan diketahuinya pendapatan perkapita tersebut, juga akan diketahuin sejauh mana kesejahteraan dan pambangunan disuatu negara.

Bila tidak ada monitor dalam pertumbuhan ekonomi diasuatu negara. Negara tersebut tidak akan tau sempai mana kesejahteraan warganya.

Sehingga apabia masyarakatnya belum mendapat kesejahteraan, negara tersebut tidak akan melakukan perbaikan karna ketidaktahuan tersebut.

Cara Menghitung Pendapatan Perkapita

Untuk dapat menghitung pendapatan perkapita digunakan 2 cara yaitu perhitungan nominal dan perhitungan rill. Berikut penjelesannya,

Perhitungan Nominal

Cara nominal ini dapat diketahui dari Produk Nasional Bruto berdasarkan harga yang berlaku.

Misalnya disuatu negara, angka Produk Nasional Bruto pada tahun tersebut sebesar 1.589.098 milliar.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 240.000.000 jiwa. Maka nilai pendapatan perkapitanya adalah?

Keterangan:

  • PPK : Pendapatan PerKapita
  • GNP : Gross National Produk atau Produk Nasioanl Bruto
  • GDP : Gross Domestic Produk atau Produk Domestik Bruto.

Maka didapatkan

PPK = 1.589.098 : 240.000.000 = 0.0066212416666667

Jadi, pendapatan perkapita di negara tersebut adalah 0.0066212416666667 juta.

Perhitungan Rill

Disuatu negara pada tahun 2017, angka Gross National Produk sebesar 800.000 milliar. Sementara Gross Domestik

Product pada tahun sebelumnya adalah 1.525.384 milliar dengan jumlah penduduk sebanyak 256.449.000 jiwa.

Maka GDP pada tahun 2017 dijadikan sebagai tahun dasar.

Dengan rumus:

PPK = GNP : GDP

Keterangan:

  • PPK : Pendapatan PerKapita
  • GNP : Gross National Produk atau Produk Nasioanl Bruto
  • GDP : Gross Domestic Produk atau Produk Domestik Bruto.

Sehingga didapatkan,

PPK = 800.000.000.000.000 : 256.449.000 = 3.119.529 juta.

Jadi, jumlah pendapatan perkapita dengan menggunakan tahun dasar sebelumnya atau 2017 adalah 3.119.528 juta.

Pendapatan Perkapita Indonesia

Pada tahun 2019 Indonesia mengalami perlambatan, namun Produk Domestik Bruto per kapita mengalami peningkatan.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2019 tumbuh sebesar 5,02% lebih lambat dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,17%.

Perlambatan ekonomi di Indonesia dipengaruhi ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global

Pada tahun 2019 juga, PDB perkapita Indonesia mencapai Rp 59,1 juta. Meningkat 5,5% dibandingkan dengan tahun sebelum-sebelumnya.

Perlambatan pendapatan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi beberapa hal antara lain:

  • Produktivitas modal, sebagian perusahaan di Indonesia melihat dari pengembalian investasi yang lebih tinggi daripada rata-rata global berkat margin keuntungan yang lebih tinggi.
  • Pengembangan infrastruktur, walaupun pembangunan terjadi dimana-mana namun infrastruktur di Indonesia masih terbelakang.
  • Kestabilan finansial, menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam kebijakan fiskal dan manajemen Indonesia telah membuat kemajuan yang cukup signifikan.
  • Produktivitas tenaga kerja melebihi peningkatan biaya tenaga kerja, selama beberapa tahun terakhir ini produktivitas tenaga kerja meningkat 47% namun karena biaya tenaga kerja yang naik sebesar 55% tingkat produktivitas belum membaik.
  • Adaptasi teknologi, penggunaan teknologi di Indonesia cenderung lebih sedikit daripada negara lain.
  • Besaran ekspor yang semakin sedikit.
  • Minim sumber daya yang berkualitas, di Indonesia sangat kekurangan sumber daya manusia yang terlatih dan berkompeten.
fbWhatsappTwitterLinkedIn