Daftar isi
Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai perencanaan agregat yang meliputi pengertian, karakteristik, sifat, tujuan, fungsi, jenis biaya dan strategi di dalam melakukan perencanaan agregat.
Pengertian Perencanaan Agregat
Menurut Para Ahli
- Schreder
Perencanaan agregat berkenaan dengan penyesuaian tingkat penawaran dan tingkat penawaran dan tingkat permintaan atas output selama jangka waktu menengah yaitu sampai 12 bulan ke depan. - Hendra Kusuma
Perencanaan agregat ialah suatu hubungan antara perencanaan harian atau penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Untuk menyusun rencana agregat, pertama tama harus diidentifikasi pentingnya mengukur output. - Nasution
Perencanaan agregat yakni sebuah perencanaan produksi untuk menentukan berapa unit volume produk yang harus diproduksi setiap periode bulannya dengan menggunakan kapasitas maksimum yang tersedia. - Mohammad Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung
Perencanaan agregat ini memiliki horizon waktu sekitar 12 bulan, dengan memperbarui rencana secara berkala. Tingkat permintaan agregat terdiri dari satu atau beberapa produk. - Render
Perencanaan agregat atau penjadwalan agregat merupakan salah satu [endekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18 bulan ke depan).
Secara Umum
Perencanaan agregat adalah suatu proses perencanaan kuantias dan pengaturan waktu keluarannya untuk jangka waktu menengah sekitar 3 bulan hingga 1 tahun.
Karakteristik Perencanaan Agregat
- Perencanaan agregat dapat dinyatakan dalam kelompok produk.
- Satuan unit bisa dikonversikan ke dalam bentuk rupiah.
- Satuan unit biasanya tergantung dari jenis produk.
- Setelah satuan unit ditetapkan, salah satu faktor konversi juga harus segera ditetapkan.
- Horizon perencanaan yang cukup panjang yaitu selama 5 tahun.
Sifat Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat yaitu mengkombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu secara keseluruhan. Di dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak dapat menguraikan per produk. Namun menyangkut beberapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa dapat mempermasalahkan beberapa jenis produk.
Tujuan Perencanaan Agregat
Ada 4 tujuan dari perencanaan agregat diantaranya yaitu pengumpulan, kelompok produk, tenaga kerja dan waktu. Berikut ini penjelasan dari keempat tujuan perencanaan agregat tersebut yaitu:
- Pengumpulan
Pengumpulan terfokus kepada general course of action dan konsisten dengan tujuan dari perusahaan secara umum. Rencana produksi dapat dikelompokkan menurut pengelompokan besar, jasa, unit tenaga kerja, produk dan lainnya. - Kelompok Produk
Suatu perusahaa dapat mengelompokkan produknya, baik itu barang atau jasa ke dalam kelompok kelompok yang besar dan memiliki tujuan yaitu menghindari detail yang terlalu banyak pada tahap proses perencanaan/ - Tenaga Kerja
Suatu perusahaan mengelompokkan tenaga kerja mereka melalui beberapa cara dan tergantung dari fleksibilitas para tenaga kerjanya. - Waktu
Waktu perencanaan agregat adalah jangka menengah yaitu antara 3 hingga 18 bulan dan biasanya dilakukan secara bulanan atau triwulan.
Fungsi Perencanaan Agregat
- Perencanaan agregat memiliki fungsi sebagai alat komunikasi diantara managemen teras dan manufaktur.
- Perencanaan agregat digunakan sebagai pegangan untuk dapat merancang jadwal induk produksi.
- Sebagai alat ukur untuk performansi proses di dalam perencanaan produksi.
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
- Memonitor hasil dari produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk dan untuk mencapai target produksi.
Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat
Terdapat beberapa jenis biaya yang terlibat di dalam perencanaan agregat diantaranya ada hiring cost, firing cost, overtime cost dan undertime cost, inventory cost dan backorder cost serta subcontract cost. Berikut ini penjelasan dari kelima jenis biaya tersebut:
- Hiring Cost
Hiring cost merupakan biaya penambahan dari tenaga kerja yang dapat menimbulkana atau memunculkan biaya untuk iklan, training dan lainnya. Biaya training adalah biaya besar jika tenaga kerja yang direkrut merupakan tenaga kerja yang belum memiliki pengalamn sama sekali. - Firing Cost
Firing cost merupakan biaya pemberhentian tenaga kerja yang dapat terjadi dikarenakan semakin rendahnya permintaan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun. Pemberhentian tenaga kerja dapat mengakibatkan perusahaan harus dapat mengeluarkan yang pesangon bagi karyawan yang dipemberhentikan. - Overtime Cost dan Undertime Cost
Overtime cost dan undertime cost merupakan biaya lembur dan biaya menganggur. Penggunaan waktu lembur memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan keluaran dari produksi dan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk lembur. - Inventory Cost dan Backorder Cost
Persediaan memiliki fungsi agar dapat mengantisipasi timbulnya kenaikan pada permintaan. - Subcontract Cost
Jika permintaan melebihi dari kapasitas reguler, biasanya perusahaan akan melakukan subkontrak kelebihan dari permintaan yang tidak bisa ditanganinya sendiri kepada perusahan lainnya. Aktivitas ini dapat mengakibatkan adanya biaya subkontrak yang lebih mahal daripada memproduksi sendiri.
Strategi Perencanaan Agregat
Strategi perencanaan agregat dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tipe strategi pilihan kapasitas dan tipe strategi pilihan permintaan. Berikut ini penjelasan dari 2 strategi perencanaan agregat yaitu:
Tipe Strategi Pilihan Kapasitas
Suatu perusahaan dapat menentukan pilihan produksinya dengan beberapa cara diantaranya meragamkan ukuran tenaga kerja, meragamkan tingkat produksi, mengubah tingkat persediaan, subkontrak dan penggunaan karyawan paruh waktu. Berikut ini penjelasan dari beberapa cara tersebut:
- Meragamkan Ukuran Tenaga Kerja
Meragamkan ukuran tenaga kerja melalui cara memberhentikan atau mengaryakan tenaga kerja dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan tingkat produksi. Karyawan baru membutuhkan pelatihan agar mereka lebih terbiasa. Pemberhentian dapat menurunkan moral para pekerja dan produktivitas menjadi lebih rendah. - Meragamkan Tingkat Produksi
Meragamkan tingkat produksi melalui cara lembur atau waktu kosong. Saat permintaan sedang tinggi, terdapat batasan berapa banyak lembur yang bisa dilakukan. Upah lembur membutuhkan banyak uang dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas kerja dapat menurun atau merosot. - Mengubah Tingkat Persediaan
Manajer bisa meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah yang digunakan untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa yang akan datang. Jika strategi tersebut yang dipilih, maka biaya lainnya akan meningkat. Pada saat perusahaan masuk masa permintaan yang terus meningkat, maka kekurangan bisa saja terjadi. - Subkontrak
Subkontrak ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya yaitu membawa risiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing dan sering susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna dan selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu. - Penggunaan Karyawan Paruh Waktu
Karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja yang tidak terampil.
Tipe Strategi Pilihan Permintaan
Dasar di dalam pemilihan permintaan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi, mempengaruhi permintaan dan bauran produk yang counterseasonal. Berikut ini penjelasan dari beberaa cara tersebut yaitu:
- Tunggakan Pesanan Selama Periode Permintaan Tinggi
Tunggakan pesanan adalah pesanan yang diterima oleh perusahaan, namun tidak mampu untuk segera dipenuhi. Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan tapi pendekatan tersebut malah sering mengakibatkan hilangnya penjualan. - Mempengaruhi Permintaan
Pada saat permintaan sedang rendah, perusahaan mencoba agar meningkatkan permintaan melalui beberapa cara, misalnya iklan, potongan harga, promosi dan lainnya. - Bauran Produk yang Counterseasonal
Teknik penghalusan yang luas dan digunakan oleh para manufaktur yaitu mengembangkan bauran produk yang terdiri dari barang counterseasonal. Perusahaan yang mengikuti pendekatan ini dapat melibatkan diri mereka dengan produk luar yang targetnya pasar mereka.