Daftar isi
Pernahkah kamu mengikuti suatu kegiatan di mana kamu menjadi salah satu panitianya? Jika pernah, pasti kamu juga mengikuti proses kegiatan tersebut dari mulai tahap perencanaan hingga evaluasi.
Tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan dalam proses evaluasi dapat mendeskripsikan kesuksesan atau kegagalan suatu kegiatan. Evaluasi juga dilakukan untuk memberi penilaian, kritik, serta saran yang dapat mendorong adanya perbaikan pada kegiatan selanjutkan.
Evaluasi wajib dilakukan pada setiap kegiatan, tak terkecuali kegiatan pemberdayaan komunitas. Evaluasi pemberdayaan dilakukan secara sistematis, mulai dari pengamatan (observasi), pengumpulan data empiris, pengukuran, analisis data, sampai pada tahap penilaian dan pengambilan keputusan.
Dalam kegiatan evaluasi pemberdayaan komunitas terdapat beberapa prinsip yang harus dilaksanakan. Prinsip dapat diartikan sebagai ketentuan atau aturan dalam melakukan suatu tindakan. Berikut adalah penjelasan mengenai lima prinsip pemberdayaan komunitas yang perlu diketahui.
1. Berorientasi pada Peningkatan Kualitas
Observasi dan evaluasi kegiatan pemberdayaan komunitas wajib mengutamakan pada peningkatan mutu atau kualitas setiap anggota. Kegiatan ini harus dilakukan secara terus-menerus, agar setiap pihak baik fasilitator maupun anggota komunitas memperoleh manfaat dan pengetahuan yang baik.
Peningkatan kualitas anggota komunitas dapat dinilai melalui berbagai aspek, seperti jumlah produksi, pendapatan masyarakat, kemandirian, kesejahteraan, kesetaraan, dan ketahanan sosial masyarakat.
2. Partisipasi
Dalam kegiatan evaluasi dan observasi pemberdayaan komunitas diperlukan partisipasi atau keikutsertaan semua pihak. Mulai dari anggota komunitas, lembaga pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan perusahaan.
Selain bisa menciptakan hubungan kerja sama yang baik, dengan adanya partisipasi, setiap pihak dapat menyampaikan ide, saran, dan gagasan yang berguna untuk mengembangkan kegiatan. Partisipasi dapat pula mendorong timbulnya sikap peduli sosial, simpati, empati, dan gotong royong.
Anggota masyarakat tidak hanya ikut serta dalam proses pelaksanaan pemberdayaan saja, tetapi juga berpartisipasi dalam menyusun rencana, mengawasi jalannya kegiatan, dan melakukan evaluasi. Jadi, partisipasi seluruh pihak sangat dibutuhkan demi kesuksesan dan keberhasilan suatu program pemberdayaan.
3. Transparansi
Segala data dan informasi mengenai pemberdayaan komunitas harus dipantau dan dibeberkan secara terbuka. Transparansi merupakan salah satu prinsip evaluasi pemberdayaan yang mesti dilakukan dengan rasa tanggung jawab, jujur, dan penuh integritas.
Misalnya, dalam menulis laporan keuangan, hendaknya disusun secara relevan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tidak ada jumlah data yang berkurang maupun bertambah.
4. Akurasi Informasi
Akurasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan evalusi pemberdayaan komunitas, agar informasi yang diperoleh tidak bias atau tidak cenderung hanya menguntungkan satu pihak saja. Oleh karena itu, setiap proses kegiatan pemberdayaan harus dipantau secara tepat, cermat, dan teliti.
Jika informasi yang diperoleh akurat dan lengkap, maka dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan serta tindakan yang akan dilakukan selajutnya. Selain itu, pentingnya akurasi informasi dapat mengontrol dan menyelesaikan masalah dengan baik.
5. Berkelanjutan
Pemberdayaan komunitas merupakan kegiatan yang berkelanjutan dengan tujuan agar masyrakat dapat hidup mandiri dan sejahtera.
Pada awal kegiatan pendampingan pemberdayaan, fasilitator memiliki peran yang dominan karena harus membimbing dan mengarahkan anggota komunitas secara jelas. Namun, seiring dengan berjalannya program, peran fasilitator makin sedikit.
Hal ini dikarenakan anggota komunitas yang diharapkan sanggup untuk mengelola dan melanjutkan kegiatan yang sudah dilaksanakan.