Daftar isi
Ketika pandemik COVID-19 mulai merebak, hampir semua orang berburu masker hingga harga masker melambung tinggi bahkan menghilang dari pasaran.
Kekosongan ini kemudian diisi dengan diproduksinya masker kain secara massal sesuai standar dalam jumlah besar oleh beberapa pengusaha konveksi sehingga kebutuhan masker tercukupi.
Pengertian Secara Umum
Secara umum, yang dimaksud dengan produksi massal adalah pembuatan barang yang dilakukan dalam jumlah besar.
Pengertian Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi massal atau produksi massa diartikan sebagai berikut.
Pembuatan barang dalam jumlah besar-besaran, biasanya dengan mesin, baik yang berupa ulangan produklama maupun produk yang coraknya telah diberi variasi, misalnya dalam hal warna dan perlengkapannya.
Pengertian Menurut Para Ahli
Adapun pengertian produksi massal menurut para ahli di antaranya adalah sebagai berikut.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara umum yang dimaksud dengan produksi massal adalah pembuatan barang yang dilakukan dalam jumlah besar.
Adapun tujuan produksi massal adalah untuk menguasai pasar. Jika terjadi kelebihan produk, baik dunia usaha maupun dunia industri dapat memaksa pasar untuk melakukan diskon, promosi, dan lain-lain agar produk tersebut cepat terserap.
Produksi massal mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
Yang dimaksud dengan perencanaan produksi massal adalah proses untuk memproduksi barang pada suatu periode sesuai yang telah dijadwalkan melalui pengelolaan sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan.
Perencanaan produksi massal mencakup hal-hal berikut.
Adapun tujuan perencanaan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.
Sedangkan fungsi perencanaan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.
Produksi massal tidak dilakukan secara tiba-tiba atau serampangan melainkan harus direncanakan dengan matang yang berlangsung melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
Routing adalah proses menentukan urutan proses produksi massal dari bahan mentah hingga menjadi sebuah produk termasuk berbagai macam peralatan yang akan digunakan.
Umumnya, routing digunakan untuk memperbaiki dan mengawasi hal-hal sebagai berikut.
Tujuan routing adalah untuk menentukan jalur atau urutan operasi produksi yang terbaik dan termurah yang dapat diterapkan di pabrik sehingga memberikan kemudahan bagi semua lini produksi dalam mencapai tujuan perusahaan.
Scheduling atau penjadwalan mengandung arti menetapkan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disinergikan sebagai satu kesatuan.
Tujuan scheduling atau penjadwalan adalah sebagai berikut.
Dispatching merupakan tahap dimulainya proses produksi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang diatur antara lain sebagai berikut.
Follow up merupakan tahap ditetapkan dan ditentukannya berbagai macam kegiatan seperti pengadaan, pembelian, dan pemesanan bahan baku serta berbagai macam peralatan yang akan digunakan.
Tujuannya adalah mengoordinasikan semua perencanaan produksi agar produksi berjalan lancar.
Ketika akan melakukan produksi massal suatu produk, perlu dilakukan perencanaan produksi yang sangat matang yang meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut.
1. Menentukan produk yang akan diproduksi secara massal
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan produk yang akan diproduksi secara massal, misalnya masker kain.
Mengapa masker kain? Karena masker kain saat ini sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat guna mencegah penyebaran wabah COVID19.
2. Menyaring ide dan gagasan
Ide atau gagasan yang dimaksud adalah terkait ide atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar dan hal-hal lainnya.
Misalnya, ide atau gagasan tentang masker kain disesuaikan dengan pasar dan standar dari WHO.
3. Membuat desain produk
Desain produk adalah rancangan bentuk yang memiliki nilai, kegunaan, dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait desain produk antara lain biaya, kualitas, kebutuhan konsumen, dan keunggulan dalam persaingan.
Misalnya, rancangan masker kain yang akan diproduksi massal termasuk kemasan yang akan digunakan sebagai wadah atau bungkus produk.
4. Membuat gambar kerja produk
Gambar kerja produk mengacu pada gambar yang dijadikan acuan atau patokan agar ide dapat diwujudkan dalam wujud fisik sebuah benda. Gambar kerja produk terdiri atas bentuk, bahan-bahan, dan warna.
Misalnya, gambar produk masker kain yang memuat informasi lebih detil seperti bentuk masker kain, jenis kain serta bahan-bahan lain yang digunakan sesuai standar WHO.
5. Membuat dan menguji fungsi prototipe produk
Langkah selanjutnya adalah membuat prototipe atau model produk dan mengujinya sebelum produk tersebut diproduksi secara massal dan dilempar ke pasaran.
Tujuannya adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan produk sebelum masuk tahap produksi.
Misalnya, model atau prototipe masker kain yang sesuai standar WHO diuji desain serta fungsinya sebelum diproduksi secara massal.
6. Memproduksi produk tersebut secara massal
Setelah lolos uji prototipe produk, tahap selanjutnya adalah memproduksi produk tersebut secara massal dengan memperhatikan beberapa hal antara lain jumlah produk yang diproduksi, bentuk produk, dan pendistribusian produk.
Beberapa contoh produk yang menggunakan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.
Sebagai produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dan berbiaya rendah, produksi massal tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Produksi Massal
Kelebihan melakukan produksi massal antara lain sebagai berikut.
Kekurangan Produksi Massal
Adapun kekurangan dalam produksi massal antara lain sebagai berikut.