Produksi Massal: Pengertian – Perencanaan dan Tahapannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika pandemik COVID-19 mulai merebak, hampir semua orang berburu masker hingga harga masker melambung tinggi bahkan menghilang dari pasaran.

Kekosongan ini kemudian diisi dengan diproduksinya masker kain secara massal sesuai standar dalam jumlah besar oleh beberapa pengusaha konveksi sehingga kebutuhan masker tercukupi.

Pengertian Produksi Massal

Pengertian Secara Umum

Secara umum, yang dimaksud dengan produksi massal adalah pembuatan barang yang dilakukan dalam jumlah besar.

Pengertian Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi massal atau produksi massa diartikan sebagai berikut.

Pembuatan barang dalam jumlah besar-besaran, biasanya dengan mesin, baik yang berupa ulangan produklama maupun produk yang coraknya telah diberi variasi, misalnya dalam hal warna dan perlengkapannya.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertian produksi massal menurut para ahli di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Eliya Fauzia dkk (2019) mendefinisikan produksi massal sebagai kegiatan memproduksi barang tertentu yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah jumlah besar melalui serangkaian operasi yang sama engan produk sebelumnya. 
  • Fitri Febriyanti dan Eni Soerjati Priowirjanto (2019) mendefinisikan produksi massal sebagai proses menghasilkan sebuah produk yang terstandarisasi dalam jumlah banyak menggunakan perakitan denganteknologi otomasi.
  • Indaryanto (2019) mendefinisikan produksi massal sebagai produksi yang dibuat dalam jumlah besar yang bermanfaat untuk banyak orang dalam masyarakat secara luas.

Tujuan Produksi Massal

Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara umum yang dimaksud dengan produksi massal adalah pembuatan barang yang dilakukan dalam jumlah besar.

Adapun tujuan produksi massal adalah untuk menguasai pasar. Jika terjadi kelebihan produk, baik dunia usaha maupun dunia industri dapat memaksa pasar untuk melakukan diskon, promosi, dan lain-lain agar produk tersebut cepat terserap.

Ciri-ciri Produksi Massal

Produksi massal mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut.

  • Produk yang dihasilkan dunia usaha maupun dunia industri adalah produk yang berbiaya rendah dan dalam jumlah yang besar.
  • Bertujuan untuk menguasai pasar.
  • Produk dijual di pasar bebas.
  • Tingginya spesialisasi produk.
  • Adanya stok produk untuk memenuhi kebutuhan saat masa tunggu.
  • Memiliki alur kerja yang seimbang.
  • Produk yang sama diproduksi secara berkesinambungan.
  • Adanya prosedur standarisasi produk.

Perencanaan Produksi Massal

Yang dimaksud dengan perencanaan produksi massal adalah proses untuk memproduksi barang pada suatu periode sesuai yang telah dijadwalkan melalui pengelolaan sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan.

Perencanaan produksi massal mencakup hal-hal berikut.

  • Persiapan rencana produksi
  • Menyusun jadwal penyelesaian produk
  • Merencanakan produksi dan pengadaan bahan dari luar
  • Menjadwalkan proses operasi tiap unit
  • Menyampaikan jadwal pada pemesan.

Adapun tujuan perencanaan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan
  • Memaksimalkan kepuasan pelanggan
  • Meminimalkan perubahan nilai produksi
  • Meminimalkan perubahan tenaga kerja
  • Memaksimalkan perlengkapan dan inventaris pabrik.

Sedangkan fungsi perencanaan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Menjamin rencana produksi dan pemasaran produk
  • Mengukur kapasitas produksi yang konsisten terhadap rencana produksi
  • Alat untuk memonitor hasil produksi.

Tahapan Produksi Massal

Produksi massal tidak dilakukan secara tiba-tiba atau serampangan melainkan harus direncanakan dengan matang yang berlangsung melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

Routing

Routing adalah proses menentukan urutan proses produksi massal dari bahan mentah hingga menjadi sebuah produk termasuk berbagai macam peralatan yang akan digunakan.

Umumnya, routing digunakan untuk memperbaiki dan mengawasi hal-hal sebagai berikut.

Tujuan routing adalah untuk menentukan jalur atau urutan operasi produksi yang terbaik dan termurah yang dapat diterapkan di pabrik sehingga memberikan kemudahan bagi semua lini produksi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Scheduling

Scheduling atau penjadwalan mengandung arti menetapkan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disinergikan sebagai satu kesatuan.

Tujuan scheduling atau penjadwalan adalah sebagai berikut.

  • mengetahui jumlah pekerjaan yang harus diperbaiki
  • membuat daftar prioritas operasi manufaktur yang berbeda
  • memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal, dan waktu untuk setiap operasi.

Dispatching

Dispatching merupakan tahap dimulainya proses produksi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang diatur antara lain sebagai berikut.

  • Bahan, alat, perlengkapan, dan lain sebagainya yang diperlukan untuk produksi sebenarnya.
  • Perintah, instruksi, gambar, dan lainnya untuk memulai pekerjaan.
  • Memelihara catatan yang tepat dari awal dan menyelesaikan setiap pekerjaan tepat waktu.
  • Berpindah pekerjaan dari proses lainnya sesuai jadwal.
  • Memulai prosedur kontrol.
  • Mencatat waktu mesin.
  • Tindakan lanjutan.

Follow-up

Follow up merupakan tahap ditetapkan dan ditentukannya berbagai macam kegiatan seperti pengadaan, pembelian, dan pemesanan bahan baku serta berbagai macam peralatan yang akan digunakan.

Tujuannya adalah mengoordinasikan semua perencanaan produksi agar produksi berjalan lancar.   

Penerapan Produksi Massal Yang Benar

Ketika akan melakukan produksi massal suatu produk, perlu dilakukan perencanaan produksi yang sangat matang yang meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut.

1. Menentukan produk yang akan diproduksi secara massal

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan produk yang akan diproduksi secara massal, misalnya masker kain.

Mengapa masker kain? Karena masker kain saat ini sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat guna mencegah penyebaran wabah COVID19.   

2. Menyaring ide dan gagasan

Ide atau gagasan yang dimaksud adalah terkait ide atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar dan hal-hal lainnya.

Misalnya, ide atau gagasan tentang masker kain disesuaikan dengan pasar dan standar dari WHO.    

3. Membuat desain produk

Desain produk adalah rancangan bentuk yang memiliki nilai, kegunaan, dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait desain produk antara lain biaya, kualitas, kebutuhan konsumen, dan keunggulan dalam persaingan.  

Misalnya, rancangan masker kain yang akan diproduksi massal termasuk kemasan yang akan digunakan sebagai wadah atau bungkus produk.  

4. Membuat gambar kerja produk

Gambar kerja produk mengacu pada gambar yang dijadikan acuan atau patokan agar ide dapat diwujudkan dalam wujud fisik sebuah benda. Gambar kerja produk terdiri atas bentuk, bahan-bahan, dan warna.

Misalnya, gambar produk masker kain yang memuat informasi lebih detil seperti bentuk masker kain, jenis kain serta bahan-bahan lain yang digunakan sesuai standar WHO.  

5. Membuat dan menguji fungsi prototipe produk

Langkah selanjutnya adalah membuat prototipe atau model produk dan mengujinya sebelum produk tersebut diproduksi secara massal dan dilempar ke pasaran.

Tujuannya adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan produk sebelum masuk tahap produksi.

Misalnya, model atau prototipe masker kain yang sesuai standar WHO diuji desain serta fungsinya sebelum diproduksi secara massal.

6. Memproduksi produk tersebut secara massal  

Setelah lolos uji prototipe produk, tahap selanjutnya adalah memproduksi produk tersebut secara massal dengan memperhatikan beberapa hal antara lain jumlah produk yang diproduksi, bentuk produk, dan pendistribusian produk.

Contoh Produk yang Menggunakan Produksi Massal

Beberapa contoh produk yang menggunakan produksi massal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Peralatan elektronik seperti televisi, radio, hair dryer, kulkas, setrika, gawai
  • Alat transportasi seperti motor, mobil
  • Peralatan mandi seperti sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo
  • Alat-alat kebersihan seperti sapu, kain pel
  • Makanan dan minuman.

Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal

Sebagai produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dan berbiaya rendah, produksi massal tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan Produksi Massal

Kelebihan melakukan produksi massal antara lain sebagai berikut.

  • Efisiensi waktu 
    Digunakannya mesin-mesin yang bekerja dengan cepat sangat membantu para pekerja dalam menyiapkan berbagai macam perlengkapan serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
  • Menghemat biaya produksi
    Suatu produk yang diproduksi secara massal dapat menghemat biaya produksi. Hal ini disebabkan perusahaan mendapat potongan harga ketika membeli bahan baku dalam jumlah besar. Selain itu, digunakannya mesin-mesin dalam proses produksi juga dapat mengurangi biaya yang dialokasikan untuk tenaga kerja. Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat pengeluaran yang tidak perlu.  
  • Tingkat akurasi yang tinggi
    Proses produksi massal umumnya menggunakan mesin-mesin modern yang lebih akurat, efisien, dan optimal sehingga dapat meminimalisasi tingkat risiko kesalahan manusia dalam memproduksi barang.
  • Tingkat produksi tinggi
    Selain dapat meminimalisasi tingkat resiko kesalahan manusia dalam memproduksi barang, mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi massal juga dapat menghasilkan barang dalam jumlah besar dan cepat.  
  • Proses berkreasi
    Biasanya, suatu produk yang diproduksi secara massal tidak hanya memiliki satu varian saja melainkan beberapa varian. Hal ini dilakukan dengan cara menambah nilai barang serta disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal ini menunjukkan adanya proses kreasi yang dilakukan perusahaan.
  • Komitmen yang tinggi
    Produksi massal membutuhkan komitmen yang tinggi dari sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan terutama dalam hal waktu dan usaha yang diberikan. Semakin banyak waktu dan semakin besar perhatian yang diberikan maka akan semakin besar pula keberhasilan dalam memproduksi barang.  

Kekurangan Produksi Massal

Adapun kekurangan dalam produksi massal antara lain sebagai berikut.

  • Terlalu kaku  
    Produksi massal umumnya dikerjakan oleh mesin yang telah dirancang sedemikian rupa. Jika terjadi gangguan pada mesin, dapat terjadi kesalahan dalam pengerjaan desain proses produksi.
  • Kurangnya varian produk
    Terkadang suatu produk tidak memiliki varian lain. Hal ini disebabkan adanya kesamaan produk yang dihasilkan oleh para produsen. Akibatnya kebutuhan konsumen tidak terpenuhi.    
  • Tidak ada jaminan
    Setiap produk yang dilempar ke pasaran sesungguhnya tidak memiliki jaminan akan sukses besar di pasaran. Karena itu, perusahaan harus tetap memperhatikan kebutuhan konsumen serta permintaan pasar terhadap produk tertentu.
fbWhatsappTwitterLinkedIn