Ctenophora merupakan salah satu filum hewan invertebrata yang hidup di air. Hewan ini mirip sekali dengan ubur-ubur meskipun secara klasifikasi berbeda filum. Ditinjau dari morfologinya, Ctenophora memiliki bentuk yang bulat dan lonjong serta lunak dan simetris radial.
Salah satu keunikannya adalah hewan ini dapat mengeluarkan cahaya dari tubuhnya sendiri. Tidak hanya bentuknya yang menyerupai ubur-ubur, sistem reproduksi Ctenophora juga memiliki sistem reproduksi yang hampir sama dengan filum Coelenterata.
Hampir seluruh spesies Ctenophora merupakan hewan hemafrodit atau mempunyai alat kelamin ganda di dalam satu tubuh. Dengan kata lain, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina berada di satu tubuh hewan Ctenophora.
Cara reproduksi Ctenophora juga dilakukan secara generatif, walaupun ada beberapa spesies yang melakukannya secara vegetative dengan cara fragmentasi.
Aseksual (vegetative)
Cara reproduksi ini dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki saat memasuki fase polip. Semakin lama, kuncup tersebut semakin besar dan membentuk tentakel. Kuncup tumbuh di area kaki hingga besar. Kemudian induk menghasilkan kuncup baru dan semakin banyak yang nantinya menjadi koloni.
Seksual (generative)
Sama halnya dengan hewan Coelenterata lainnya, Ctenophora juga bereproduksi dengan cara seksual yakni generative. Cara ini dilakukan dengan adanya peleburan sel sperma dan sel telur yang berlangsung pada medusa. Letak testis terletak di dekat tentakel, sementara ovarium di dekat kaki.
Sperma yang sudah matang akan dikeluarkan dan berenang menuju ovum. Kemudian ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Zigot tumbuh di ovarium yang kemudian menjadi larva.
Proses Pembuahan Ctenophora
Organ reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia yakni di kanal internal di bawah bari sisir. Sel ovum dan sel sperma dilepaskan melalui pori-pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesiesnya, melakukan proses pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenopohora. Namun ada juga beberapa spesies yang melakukan pembuahan secara internal.
Perkembangan telur yang sudah dibuahi menjadi dewasa berjalan langsung. Dengan arti lain, telur tersebut berkembang menjadi ctenophora muda yang menyerupai ctenophora dewasa namun ukurannya lebih kecil dan tidak terdapat fase larva sebelumnya.
Pada beberapa spesies, Ctenophora mudah ini telah bisa memproduksi sel telur dan sel sperma selama mereka memperoleh makanan yang cukup. Bila mereka kehabisan makanan, maka mereka berhenti memproduksi telur dan sperma serta tubuh mereka akan mengecil.
Saat bahan makanan bertambah, mereka juga tumbuh ke ukuran normal kemudian melanjutkan sistem reproduksinya. Kemampuan inilah yang dapat membuat Ctenophora menghasilkan populasi baru dalam waktu yang singkat.