IPS

Ras Melanesoid: Sejarah – Ciri dan Peninggalannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia merupakan negara heterogen dengan keanekaragaman yang unik salah satunya adalah ras melanesoid. Ras melanesoid adalah salah satu ras yang ada di Indonesia di mana banyak ditemukan di daerah-daerah bagian timur Indonesia dengan cirikhasnya yang memiliki kulit gelap dan cenderung berwarna hitam.

Apa itu Ras Melanesoid?

Ras melanesoid berasal dari dua suku kata Yunani yakni melano yang berarti hitam atau gelap dan soid yang berarti penampilan. Dengan arti lain, ras melanesoid merupakan ras manusia yang berciri khas kulit gelap dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia. ras ini adalah ras yang asli dari Indonesia. Ras melanesoid merupakan sub ras dari ras negroid.

Ras negroid itu sendiri ini terbagi menjadi beberapa jenis seperti African Negroid, Australoid dan Melanesian atau dikenal dengan melanesoid. Selain ketiga ras tersebut, terdapat juga beberapa sub ras negroid lainnya yakni Khoikhoi dan Negrito. Akan tetapi Khoikhoi dan Negrito ini memiliki persebaran dan junlahnya yang tidak sesignifikan seperti ketiga sub ras utama tersebut.

Sejarah Ras Melanesoid 

Ras melanesoid datang ke Papua sekitar 70.000 tahun SM. Kedatangan dari ras ini berlangsung saat akhir zaman es di mana ketika itu suhu berangsur menurun di titik terdinginnya sehingga membuat lautan membeku. Sementara permukaan air laut ketia itu menjadi lebih rendah dari pada permukaan laut yang sekarang. Air yang lebih rendah inilah akan menyingkap adanya jalur darat yakni dangkalan Sahul dan dangkalan Sunda di Indonesia.

Dari sini, terjadi perpindahan manusia dan adanya migrasi antar pulau. Saat ini permukaan air laut menjadi lebih tinggi yang disebabkan karena adanya pemanasan global yang akhirnya mengakibatkan mencairnya es di kutub. Di zaman dahulu, ras melanesoid melakukan migrasi dari wilayah Asia ke Osenia dan lalu menuju ke Papua.

Setelah itu, beberapa dari mereka melanjukan kembali migrasinya ke Benua Australia. Pada masa tersebut, Papua dan Benua Australia ini masih menjadi satu wilayah sehingga proses migrasi bisa dilakukan tanpa perlu menyebrangi lautan terlebih dahulu. selain ada di Indonesia, penyebaran ras ini juga berada di Kepulauan Solomon, Fiji serta Nugini. Pulau-pulau tersebut merupakan pulau yang berdekatan dengan Benua Australia-Oseania di mana mencakup Australia dan Selandia Baru.

Ciri-ciri Ras Melanesoid

Di Indonesia itu sendiri memliki jumlah populasi ras yang cukup tinggi yaitu sekitar 70 persen untuk wilayah Papua dan 30 persen sisanya berada di sekitar Papua dan Papua Nugini. Nah, tentunya ras melanesoid ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan ras lainnya. adapun ciri-ciri yang dapat ditemukan pada ras melanesoid sebagai berikut:

  • Memilki kulit berwarna hitam
  • Umumnya mempunyai rambut keriting dan berwarna hitam
  • Mempunyai bibi yang relatif tebal
  • Memiliki postur tubuh yang tegap
  • Memilihi hidung yang melebar dan pesek
  • Mempunyai tinggi badan sekitar 160 – 170 cm.

Selain dari ciri fisik, ada pula ciri lain yakni budaya yang dapat ditemukan dalam ras melanesoid seperti kapak genggam dan kapak perimbas. Alat-alat tersebut sering digunakan dalam kegiatan sehari-harinya. Kapak ini berfungsi untuk memotong, menumbuh makanan serta untuk berburu. Terdapat pula pesta adat yang bernama pesta adat emaida atau dikenal dengan pesta mencari jodoh.

Budaya Ras Melanesoid

Ras melanesoid juga terkenal akan budayanya. Adapun budaya-budaya yang ada di ras melanesoid sebagai berikut:

  • Untuk masyarakat yang menetap di daerah pesisir atau pantai, mereka biasanya tinggal di rumah anggung atau rumah tiang yang tempatnya itu berada persis di atas air laut atau sungai. Mata pencaharian mereka juga sebagai menokok sagu yang juga menjadi makanan pokok mereka sehari-hari. Selain itu, mereka juga sebagai nelayan di laut atau di sungai.
  • Untuk masyarakat yang menetap di derah pedalaman, mereka biasanya tinggal di dekat sumber mat air seperti lembah gunung, kaki gunung hingga sungai dan daerah-daerah rawa atau danau. Mata pencahariannya pun biasanya berburu hewan dan menghumpulkan hasil hutan.
  • Untuk masyarakat yang menetap di daerah pegunungan, mereka biasanya tinggal di gunung-gunung yang dikelilingi oleh hutan lebat dan juga hidup dalam suku-suku. Mata pencahariannya pun biasanya beternak dan berkebun.
  • Terdapat pesta emaida atau pesta mencari jodoh. Dalam pesta ini, masyarakat ras melanesoid akan mengundang pemuda-pemuda yang ingin menikahi wanita yang sudah memiliki suami. Umumnya pesta ini dilakukan antar dua desa yang saling berdekatan. Selain itu, waktu penyelenggaraannya pun bisa kapan saja dan di mana saja karena pesta ini ditemukan hampir di seluruh tempat yang ditinggali oleh ras melanesoid.
  • Selain pesta emaida, ras melanesoid juga memiliki budaya lain seperti pesta adat Yuwo. Pesta ini dilakukan oleh orang-orang yang telah dianggap kaya secara sosial. Pesta adat ini bertujua untuk memamerkan harta kekayaan yang dimilikinya. Kegiatannya seperti memotong babi atau ekina yang dijadikan sebagai jamuannya.
  • Terdapat pula pesta adat Yibu, merupakan pesta yang dilakukan untuk satu keluarga saja. Misal, merayakan ulang tahun, pernikahan, kelahiran anak, dan kematian seseorang.

Keturunan Ras Melanesoid di Indonesia

Di Indonesia, ras melanesoid ini terbagi menjadi kedalam beberapa keturunan suku yang tinggal di suatu daerah atau pulau tertentu. Berikut suku-suku yang termasuk kedalam ras melanesoid:

  • Suku Huli, yaitu suku yang terkenal dengan budayanya mengecat wajah. Warna yang sering digunakan berasal dari bahan alami berupa merah, putih dan kuning. Selain itu, suku ini juga memakai rambut palsu yang bertujuan untuk merubah penampilan.
  • Suku Muyu, yaitu suku yang tinggal di daerah dekat Sungai Muyu tepatnya mendiami Kabupaten Boven Digoel. Sungai Muyu tersebut terletak di sebelah timur laut Merauke.
  • Suku Korowai, yaitu suku yang tinggal di daerah dataran rendah. Biasanya mereka hidup dalam berkelompok di sebelah selatan Pegunungan Jayawijaya.
  • Suku Dani, yaitu suku yang tinggal di lembah Baliem dan memiliki ciri khas memakai koteka.
  • Suku Asmat, yaitu suku yang terkenal dengan seni ukur artistik di mana telah banyak mendiami dataran Papua.
  • Suku Amungme, yaitu suku yang masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah tempat tinggalnya). Pola hidup suku ini masih seperti manusia purba pada umumnya.

Peninggalan Ras Melanesoid

Adapun beberapa peninggalan ras melanesoid sebagai berikut:

  • Kapak genggam (biasanya digunakan untuk memotong, menumbuk, berburu, dan menggali).
  • Kapak perimbas (sering digunakan untuk berburu, memotong, membantu membuat alat lain, serta membantu hidup masyarakat yang nomaden).
  • Seni ukir berupa perkakas rumah tangga.
  • Kapak penetak
  • Kapak lonjong.

Dengan adanya ras melanesoid tentu menambah keragaman yang ada di Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ras melanesoid ini paling banyak ditemukan di daerah Papua. Dan memiliki ciri khasnya yaitu berkulit gelap dan berambut agak keringting. Selain itu, ciri khas lainnya yakni memiliki tubuh yang tinggi dan tegap serta bibir yang agak tebal.