Daftar isi
Bagaimana jika perusahaan membutuhkan akses cepat ke lebih banyak uang tunai daripada yang ada untuk memenuhi kewajiban keuangan? Mungkin saja ada salah satu faktor alam yaitu badai yang mematikan listrik selama beberapa hari, memaksa bisnis untuk menutup usahanya dan kehilangan kontrol penjualan, atau mungkin pelanggan terlambat melakukan pembayaran besar – tetapi penggajian masih perlu dijalankan, dan faktur terus mengalir masuk.
Maka dari itu, biasanya perusahaan menggunakan Rasio Cepat untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut.
Rasio Cepat, juga dikenal sebagai rasio Uji Asam atau Likuiditas, mengukur kemampuan bisnis untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan memiliki aset yang siap dikonversi menjadi uang tunai.
Aset tersebut adalah, yaitu, kas, surat berharga, dan piutang. Aset ini dikenal sebagai aset “cepat” karena dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai.
Sebagai contoh, mari kita asumsikan sebuah perusahaan memiliki:
Perusahaan ini memiliki rasio likuiditas 5,5, yang berarti dapat membayar kewajiban lancarnya 5,5 kali lipat menggunakan asetnya yang paling likuid. Rasio di atas 1 menunjukkan bahwa bisnis memiliki cukup kas atau setara kas untuk menutupi kewajiban keuangan jangka pendek dan mempertahankan operasinya.
Rumus ini mengambil uang tunai, ditambah sekuritas, ditambah Piutang Usaha, dan kemudian membagi total itu dengan Hutang Usaha (satu-satunya kewajiban dalam contoh ini).
Hasilnya adalah 5,5.
Rasio Cepat = [C ash & setara + surat berharga + piutang] / Kewajiban lancar
Atau, sebagai alternatif,
Rasio Cepat = [Aset Lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka] / Kewajiban Lancar
Kelebihan Rasio Cepat :
Kekurangan Rasio Cepat :
Contoh Soal 1
butik pakaian mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan untuk merombak tokonya. Pemberi pinjaman perlu menghitung rasio cepat dan meminta neraca dari pemilik toko. Neraca diilustrasikan di bawah ini.
Uang tunai | Rp. 10.000 |
Inventaris | Rp. 5.000 |
Piutang | Rp. 5.000 |
Investasi di saham | Rp. 1000 |
Pajak dibayar dimuka | Rp. 500 |
Kewajiban lancar | Rp. 15.000 |
Rasio cepat = (10.000 + 1000 + 5000) / 15000 |
= 16000 / 15000
= 1,07
Rasio cepat bisnis adalah 1,07, yang menunjukkan bahwa pemilik dapat melunasi semua kewajiban lancar dengan aset likuid yang ada dan masih tersisa dengan beberapa aset.
Contoh Soal 2
Masters Co. Ltd memiliki rincian sebagai berikut:
Aset lancar:
Total Aset Lancar = Rp. 410,000.000
Kewajiban Lancar:
Total Kewajiban Lancar = Rp. 440,000.000
Rasio cepat tahun sebelumnya adalah 1,4 dan rata-rata industri adalah 1,7
Perhitungan rasio uji asam rumus:
Rumus rasio cepat = (Uang Tunai + Surat Berharga Jangka Pendek + Piutang AC) / Kewajiban Lancar
= (Rp. 200,000,000 + Rp. 60,000,000 + Rp. 40,000,000) / (Rp. 440,000,000)
= (Rp. 300.000.0000) / (Rp. 440.000.000)
= 0,68
Jadi rasio cepat Masters Co, Ltd adalah 0,68.
Melacak rasio Cepat membantu manajemen untuk menentukan apakah mereka mempertahankan tingkat optimal aset Cepat untuk menjaga kewajiban jangka pendeknya di neraca mereka. Ini menunjukkan siklus keuangan jangka pendek yang berfungsi dengan baik dari sebuah perusahaan.
Hal ini meningkatkan kredibilitas perusahaan dengan investor dengan mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan mereka pada nilai investasi mereka. Dan juga, kreditur perusahaan tahu bahwa pembayaran mereka akan dilakukan tepat waktu.