7 Sastrawan Jepang yang Hebat dan Terkenal

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berikut ini beberapa sastrawan asal Jepang beserta karyanya yang terkenal dan mendunia:

1. Banana Yoshimoto

Banana Yoshimoto sebenarnya bernama asli Mahoko Yoshimoto. Perempuan yang lahir di Tokyo, 24 Juli 1964 ini memilih kata “Banana” sebagai nama penanya sejak zaman kuliah.

Karya-karya yang dihasilkan oleh Yoshimoto tidak hanya ditargetkan pada orang-orang yang menjadi bagian dari generasi muda, tetapi juga untuk mereka yang berjiwa muda.

Yoshimoto memulai kariernya dalam dunia sastra ketika sedang bekerja sebagai pelayan di rumah makan suatu klub golf pada 1987 dan terinspirasi penulis asal Amerika, Stephen King. Hasil karya Yoshimoto sering kali berkaitan dengan anak muda, eksistensialisme, serta bagaimana tragedi dapat membentuk kita. 

Novel yang pertama kali ia publikasikan adalah Kitchen (1988) dan mendapat respons positif. Selain itu, ia juga menulis karya-karya lain yang terkenal, seperti NP (1990), Asleep (1989), Lizard (1988), Amrita (1994), Hardboiled & Hard Luck (1999).

2. Haruki Murakami

Pria kelahiran Fushimi-ku, Kyoto pada 12 Januari 1949 ini adalah seorang penulis novel, cerita pendek, cerita pendek, sekaligus penerjemah.

Ia mungkin menjadi novelis asal Jepang yang paling terkenal di dunia Barat. Ia sudah menulis lebih dari 20 novel, cerita pendek, dan cerita nonfiksi. Selain itu, karyanya juga sudah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa.

Karya-karyanya yang paling terkenal, yaitu Hear the Wind Sing (1979), The Wind-Up Bird Chronicle (1997), Kafka on the Shore (2002), What I Talk About When I Talk About Running (2008), 1Q84 (2009-2010), serta Killing Commendatore (2017).

3. Kenzaburō Ōe

Penulis dan tokoh besar dalam sejarah literatur kontemporer Jepang ini lahir pada 31 Januari 1935. Literatur asal Prancis dan Amerika cukup banyak mempengaruhi novel, cerita pendek, dan esai yang ditulis Ōe. Ōe juga mendapat penghargaan Nobel karena kontribusinya itu terhadap literatur.

Topik-topik yang dibahas oleh Ōe kebanyakan seputar senjata nuklir, nonkonformisme sosial, dan eksistensialisme yang ditulis secara elegan.

Salah satu karya yang menari dari Ōe adalah Lavish Are the Dead (1957) yang menceritakan dua siswa bekerja paruh waktu merawat mayat untuk sekolah kedokteran. 

Selain itu, masih banyak karyanya yang lain, seperti Prize Stock/The Catch (1957), Nip the Buds, Shoot the Kids (1958), The Sexual Man (1963), A Personal Matter (1964), The Silent Cry (1967), The Flood Invades My Spirit (1973), Bitten by the Hippopotamus (1985), dan masih banyak lagi karya lain yang bahkan mendapat penghargaan.

4. Kōbō Abe

Pria yang dikenal sebagai penulis puisi, esai, naskah drama, musisi, fotografer serta novelis ini memiliki nama pena Kimifusa Abe. beliau dilahirkan di Kita, Tokyo, pada 7 Maret 1924.

Awalnya, Abe tidak ingin melakukan pekerjaan militer dan mengikuti Perang Dunia II sehingga mendaftarkan diri pada studi kedokteran di tahun 1943.

Akan tetapi, pada kenyataannya menjadi dokter bukanlah keinginannya sehingga setelah lulus, Abe kembali menulis puisi dan drama.

Beberapa judul novel (dalam bahasa Inggris) yang menjadi karya Abe, yaitu At the Guidepost at the End of the Road, Starving Unions, Beast Head for Home (1994), Takeaki Enomoto (1964), The Double of Human Being (1966), The Flying Man (1994), dan masih banyak lagi.

Ia juga menulis kumpulan cerita pendek, seperti contohnya The Deaf Girl (1949), The Red Cocoon (1950), The Dream Soldier (1957), Beyond the Curve (1966).

Beberapa esai yang dipublikasikan Abe, di antaranya Theory and Practice in Literature (1954), Discovering America (1957), Beyond the Neighbor (1966), Passport of Heresy (1968).

5. Natsuo Kirino

Natsuo Kirino merupakan nama pena dari seorang penulis cerita kriminal yang dikenal luas sebab tulisannya dapat mendorong pembaca untuk mempertimbangkan lagi kemampuan perempuan untuk melakukan kekerasan. Wanita yang bernama asli Mariko Hashioka ini lahir di Kanazawa, 7 Oktober 1951.

Awalnya ia menjadi penulis cerita fiksi romantis, tetapi kemudian berganti menjadi fiksi detektif dan masih terus ia geluti. Kemampuannya memunculkan hal-hal yang “gelap” membuat J. Madison memberi label cerita fiksi yang ditulis Kirino sebagai “feminis noir”.

Novelnya yang berjudul Out (1997) merupakan karya Kirino yang sangat sukses dengan menjadi best-seller dalam waktu kurang dari sebulan sehingga mendapat banyak penghargaan pula. Ia juga memiliki series novel berjudul Detective Miro Murano dan Fireball Blues.

6. Ryū Murakami

Pria kelahiran 19 Februari 1952 di Sasebo, Nagasaki ini dikenal sebagai penulis novel, esai, cerita pendek, serta pembuat film. Ia menulis novel sejak masih duduk di bangku perkuliahan. Sejak tahun 1976 sampai saat ini, ia sudah menulis lebih dari 30 buku dan karya lainnya yang tidak terhitung.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah In the Miso Soup mengenai kisah laki-laki berusia 20 tahun yang bekerja di dunia “gelap”. Kemudian terdapat pula buku berjudul Audition yang terkenal di US mengenai seorang duda yang kesepian dan mencari istri baru, tetapi justru menemukan rahasia gelap.

7. Yukio Mishima

Penulis novel, cerita pendek, puisi, kritik, serta esaias ini memiliki nama lahir Kimitake Hiraoka. Ia dianggap sebagai salah satu penulis asal Jepang yang terpenting di abad ke-20.

Mishima bahkan menerima penghargaan Nobel pada 1968 meski penghargaan tersebut diantarkan pada Yasunari Kawabata. 

Beberapa karyanya yang terkenal, yaitu novel-novel seperti The Sound of Waves (1954), The Temple of the Golden Pavilion (1956), The Sailor Who Fell From Grace (1963), Spring Snow (1954).

Selain itu, esai kritis yang ia tulis juga banyak dikenal masyarakat, seperti Sun and Steel (1965-1968) dan Way of the Samurai (1967).

fbWhatsappTwitterLinkedIn