Sistem Reproduksi Cacing Tanah

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cacing tanah (Lumbricus rubellus) merupakan hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang) yang hitup di dalam tanah yang lembab dan gembur. Hewan ini mengandung protein yang tinggi yakni 76% jauh lebih tinggi dibandingkan kadar protein yang ada pada hewan mamalia dan ikan.

Inilah mengapa cacing tanah sering digunakan sebagai alternatif untuk bahan pakan ternak karena kandungan proteinnya yang tinggi. Bahkan cacing tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tifus dan bahan baku dari pembuatan kosmetik.

Tidak hanya manfaatnya, cacing tanah juga memiliki sistem reproduksi yang terbilang cukup unik. Berikut ini penjelasan mengenai sistem reproduksi cacing tanah :

Perlu diketahui, cacing tanah adalah hewan hermafrodit. Dengan arti lain, hewan ini memiliki dua alat kelamit sekaligus dalam satu tubuh yakni alat kelamin jantan dan betina. Akan tetapi, untuk memperoleh keturunan, seekor cacing dewasa harus kawin dengan cacing lainnya walaupun ia mempunyai dua alat reproduksi.

Apabila cacing dewasa tersebut tidak kawin dengan cacing lainnya, maka hewan ini tidak bisa bereproduksi. Cacing tanah memiliki sebuah lubang yang berperan dalam sistem reproduksinya yang bernama lubang genital. Adapun perbedaan lubang genital jantan dan betina sebagai berikut:

  • Lubang genital jantan

Lubang genital pada cacing tanah jantan ini erletak di tubuh bagian latero ventral tubuh di segmen antara 15 atau segmen 13. Setiap lubang biasanya dilindungi oleh bibir atau papilla glandular terutama pada segmen organ kelamin.

Kedua lubang genital jantan dan prostat dilindungi dengan papilla yang langsung membuka ke permukaan. Lubang dan prostat tersebut terkadang menyatu sebagai satu saluran seminal grooves yang berada di sisi permukaan ventral tubuh atau bagian bawah perut.

  • Lubang genital betina

Biasanya, cacing tanah mempunyai dua pasang atau lebih lubang spermathecal di mana paling banyak 7 pasang di beberapa speses. Lubang spermateca juga biasanya terdapat di posisi intersegmental. Namun seringnya berada di lateroventral dan terkadang tertutup ke garis pertengahan dorsal.

Pada betina, lubang genital ini biasanya hanya terdapat satu pasang. Lubang ini terletak di saluran intersegmental. Selain itu, letak lubang betina juga dapat dijadikan sebagai tumpuan untuk menentukan famili daric acing tersebut. pada spesies Enchytraeidae, lubang betina berada di segmen 12/13 sementara pada spesies Lumbricidae, Megascolecidae dan Glossoscolecidae berada di segmen ke 14.

  • Klitelum

Klitelum adalah alat kelamin sekunder cacing tanah yang berperan untuk mensekresikan lendir. Lendir ini bermanfaat untuk menyelubungi perlekatan cacing tanah dengan pasangannya. Klitelum juga diartikan sebagai bagian luar tubuh cacing tanah yang terletak di dekat kepala dan tidak bersegmen dengan kandungan kelenjar yang menebal.

Pada hewan ini, klitelum hanya bisa dilihat ketika cacing sudah mengalami kematangan seksual secara sempurna. Klitelum dapat berwarna putih, oranye kemerahaan hingga coklat kemerahan. Jika cacing tanah sudah siap untuk kawin, maka klitelum berubah menjadi oranye.

Masa Reproduksi Cacing Tanah

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, cacing tanah harus melakukan perkawinan terlebih dahulu dengan cacing tanah lainnya meskipun ia memiliki dua alat reproduksi dalam tubuhnya. Hal ini dikarenakan cacing tanah tidak dapat menyatukan organ reproduksi jantan dan organ reproduksi betina mereka sendiri.

Selain itu, cacing tanah juga akan aktif bereproduksi pada kondisi lingkungan yang hangat dan lembab. Cacing tanah dewasa dapat kawin sekitar sekali setiap 10 hari. Selama kawin, dua cacing akan berbaris terbalik satu sama lainnya sehingga sel sperma dapat dipertukarkan.

Proses Reproduksi Cacing Tanah

Berikut ini proses reproduksi dari cacing tanah :

  • Peleburan sel sperma dan sel telur pada tabung lendir

Cacing tanah masing-masing mempunyai dua lubang jantan dan dua wadah sperma yang berfungsi untuk mengambil sel sperma dari pasangannya. Selain itu, pada betina juga mempunyai sepasang ovarium untuk memproduksi telur. Klitellum akan membentuk sebuah tabung di sekelilingnya yang nanti diisi dengan cairan albuminous.

Kemudian cacing tanah bergerak maju keluar dari tabung lendir. Saat cacing tanah melewati tabung tersebut, maka tabung akan melewati pori-pori betina untuk mengambil telur. Tabung lendir akan terus bergerak menuruni cacing tanah dan melewati pori-pori jantan (Spermatheca) yang menyimpan spermatozoa.

  • Pembentukan kepompong

Telur tersebut akan membuahi dan tabung lendir akan menutup ketika cacing bergerak sepenuhnya menuju keluar dari tabung. Tabung inilah yang kemudian cacing tanah bisa menghasilkan satu atau dua kepompong.

Satu kepompong bisa menampung hingga 10 telur, akan tetapi biasanya hanya 4 cacing muda saja yang akan menetas. Setelah 3 minggu, telur cacing tanah tersebut akan menetas bila cuaca lingkungannya hangat. Namun bisa sampai 3 bulan bila cuacanya sedang dingin.

  • Melahirkan anak cacing tanah

Ketika anak cacing tanah sudah siap untuk lahir, maka kepomong akan mengalami perubahan warna menjadi kemerahan dan berukuran sebesar biji anggur. Anak cacing tanah yang baru menetas biasanya memiliki ukuran berkisar 1,2 cm, tidak memiliki organ reproduksi dan berwarna keputihan dengan semburat merah muda yang menunjukkan adanya pembuluh darah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn