Daftar isi
Manusia disebut sebagai makhluk sosial selain sebagai makhluk individual karena ia pasti membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Manusia terlahir sebagai gejala alam dan akan melalui sebuah proses penyempurnaan, menjadi gejala sosial yang disebut dengan sosialisasi.
Pengertian sosialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dibagi menjadi 3 arti, yaitu :
Sementara itu, para ahli sosiolog Indonesia memiliki konsep yang berbeda tentang pengertian sosialisasi. Pengertian sosialisasi menurut :
Berdasarkan proses terjadinya, bentuk sosialisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
Sosialisasi primer adalah proses sosialisasi yang pertama kali dilakukan oleh individu sehingga memengaruhinya sebagai gejala sosial. Keluarga berperan penting terhadap proses ini karena keluarga merupakan lembaga pertama dan utama untuk melaksanakan sosialisasi kepada anak-anak mereka.
Sosialisasi sekunder merupakan proses sosialisasi lanjutan saat individu tersebut berkenalan dengan lingkungan di luar keluarganya. Proses tersebut terjadi di lingkungan sekitar tempatnya tinggal atau sekolah.
Sosialisasi perlu terjadi pada seseorang atau sekelompok orang pada seseorang atau sekelompok orang. Karena melalui proses ini seseorang dapat memiliki keterampilan untuk dapat hidup dengan orang lain serta mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi.
Selain itu, tujuan sosialisasi adalah untuk menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang memiliki tugas penting dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa fungsi sosialisasi dalam proses pembentukan peran dan status sosial, yaitu:
Proses sosialisasi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa proses yang harus dilewati bagi seorang individu dalam membentuk sikap dan perilakunya, antara lain:
Yakni suatu proses yang berlangsung sepanjang manusia itu hidup. Pada proses ini manusia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, hawa nafsu, serta emosi yang dibutuhkan seumur hidup.
Adalah proses pembudayaan dari seorang individu dalam mempelajari serta menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya menggunakan adat istiadat, peraturan dan norma-norma yang ada dalam kehidupan kebudayaannya.
Yakni suatu proses berlangsungnya internalisasi dan inkulturasi secara terus menerus sampai membentuk suatu kepribadian.
Jika suatu kepribadian telah terbentuk dengan utuh, maka seseorang dapat dikatakan telah dewasa dan siap mengambil peran dalam kehidupan bermasyarakat sebagai seorang pribadi.
Hal terpenting menjadi dewasa itu sopan dan moral, tanpa kedua hal tersebut bisa dikatakan dewasa yang dipaksakan.
Selain itu, seorang individu juga mengalami sosialisasi berdasarkan prosesnya. Dan berikut adalah tahapan atau proses yang terjadi pada sosialisasi menurut Peter L. Berger, dalam hal ini bisa dilihat dari perkembangan seorang anak kecil.
Suatu tahap pemahaman mengenai diri sendiri atau dengan kata lain terjadi sosialisasi primer. Seperti contoh anak kecil yang mulai belajar mengenal dunianya, mulai dari belajar bahasa, mengucapkan kata dan berbicara.
Pada tahap ini seorang anak mulai mempelajari tentang perannya dan juga peran yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini bisa dilihat dari seorang anak yang meniru keseluruhan perilaku orang tuanya. Seperti contoh, anak meniru cara makan orang tuanya, anak perempuan yang meniru ibunya memasak, anak laki-laki yang bermain sepak bola dan lain sebagainya.
Di proses ini seorang anak melakukan peningkatan ke satu tahap di mana anak mulai menyadari perannya di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Bahkan dalam tahap ini seorang anak dapat mengetahui peraturan yang ada di masyarakat, seperti antre dalam sebuah barisan saat membayar di kasir.
Di tahap ini seorang anak diharapkan untuk dapat mencapai ke tahap pendewasaan serta mengakui kehidupan lingkungan masyarakat dengan jelas.
Dengan kata lain seorang individu sadar akan adanya aturan dan hukum yang berlaku di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana cara seseorang mematuhi aturan di sekitarnya seperti tidak meningkatkan laju kendaraan di jalan protokol.
Sosialisasi yang ada di lingkungan masyarakat bisa kelompokan menjadi beberapa bentuk. Bentuk sosialisasi tersebut antara lain:
Di dalam sosialisasi sendiri, terbagi menjadi dua pola:
Memberikan tekanan terhadap penggunaan hukum jika terjadi kesalahan. Atau dengan kata lain penekanan pada penggunaan materi untuk memberikan hukuman atau ganjaran, seperti yang terjadi pada anak-anak yang tidak patuh pada orang tua.
Dalam hal ini penekanan dilakukan secara satu arah, nonverbal serta berisi perintah. Penekanan juga terletak pada keinginan orang tua serta peran keluarga sebagai significant other.
Kebalikan dari sosialisasi represif yakni jika anak melakukan tindakan baik maka akan memperoleh penghargaan. Tidak hanya itu saja, pemberian imbalan ataupun hukuman biasanya diberikan secara simbolik.
Dalam prosesnya anak diberikan kebebasan, namun penekanan terjadi secara verbal dan keluarga lebih terkesan umum.
Dalam menyampaikan sosialisasi ada beragam media yang dapat dipilih. Jenis media sosialisasi tersebut antara lain:
Keluarga menjadi media sosialisasi utama bagi seorang individu. Bahkan keluarga adalah bagian dari kelompok primer yang mempunyai intensitas tinggi dalam mengawasi gerak-gerik seluruh anggota keluarga, tidak heran jika keluarga menjadi pembentuk kepribadian anak.
Sekolah mempunyai peran sebagai media sosialisasi sekunder dengan jangkauan lebih luas jika dibandingkan dengan keluarga. Media sosialisasi sekolah atau lembaga pendidikan formal mempunyai tujuan memberikan dasar nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan juga mutlak berorientasi dalam mempersiapkan generasi muda di masa yang akan datang.
Media sosialisasi menggunakan kelompok bermain bisa terjadi antarteman sebaya maupun bukan. Biasanya hubungan sosialisasi yang tercipta di dalam kelompok bermain bersifat sederajat atau ekualitas.
Dalam lingkungan kerja, bentuk sosialisasi yang diutamakan yakni pencapaian kesuksesan serta keberhasilan hasil kerja, baik berupa individu maupun kelompok atau team. Bentuk adaptasi yang biasa terjadi dalam proses sosialisasi di lingkungan kerja disebabkan adanya tuntutan dari sistem dan intensitas sosialisasi.
Media sosialisasi bisa juga berasal dari budaya yang dilakukan dengan cara lebih bijak dan arif. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau wawasan serta menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan suatu daerah.
Penyampaian sosialisasi bisa juga dilakukan melalui media masa. Media masa dipilih karena lebih cepat dan cenderung umum serta sesuai dengan perkembangan dan perubahan sosial yang terdapat di dalam masyarakat.
Untuk lebih memahami apa itu sosialisasi, mari simak contoh-contoh berikut ini.
Sosialisasi terjadi bila terjadi interaksi antar anggota keluarga. Contohnya: makan bersama di ruang makan, diskusi ringan di ruang tengah, curhat anak ke orangtua kemudian orangtua memberikan nasehat.
Sosialisasi bisa terjadi antar murid, antara guru dan murid atau antara murid dengan pedagang di lingkungan sekolah.
Contoh sederhana adalah ketika guru memberikan materi di depan kelas kemudian ada anak yang bertanya. Sosialisasi tersebut merupakan interaksi sosial yang ada di sekolah.
Contoh interaksi manusia dengan lingkungan sosial di masyarakat terjadi antara tetangga sebelah rumah atau dengan warga satu RT atau RW. Interaksi ini dapat berupa mengobrol antara 2 orang atau lebih dalam suatu kegiatan.
Contoh dari sosialisasi ini adalah rapat pemuda karang taruna, kegiatan bersih desa yang melibatkan seluruh warga di desa tersebut.
Sosialisasi memang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar tak dianggap sebagai individu yang cuek dan kurang peka.