Daftar isi
Sosiolinguistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik termasuk bidang ilmu yang memiliki sifat interdisipliner karena merupakan gabungan dari dua disiplin ilmu yang berbeda, yaitu sosiologi dan linguistik.
Berikut adalah pembahasan mengenai sosiolinguistik, dari mulai pengertian, variasi bahasa, dan fungsi sosiolinguistik secara universal.
Sosiolinguistik adalah ilmu atau kajian yang mempelajari tentang hubungan bahasa dengan kondisi kemasyarakatan yang berada dalam lingkup bidang keilmuan sosial khususnya sosiologi.
Menurut KBBI, Sosiolinguistik didefinisikan sebagai sebuah ilmu tentang bahasa yang digunakan di dalam interaksi sosial.
Berdasarkan bahasa yang digunakan Sosiolinguistik dibangun dengan dua istilah keilmuan yang berbeda, yaitu “Sosio” dan “Linguistik”.
Penyederhanaan kata “Sosio” yang mengarah pada “Sosiologi” memiliki arti sebuah disiplin ilmu yang membahas tentang masyarakat. Dan kata “Linguistik” yang merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang bahasa.
Sosiolinguistik pertama kali dikenalkan pada tahun 1952 oleh Haver C. Currie, menurutnya di dunia ini perlu adanya penelitian mengenai hubungan antara bahasa dan perilaku sosial.
Pada tahun 1970, Seorang ilmuan bernama Fisman menerbitkan sebuah buku dan menggunakan istilah “Sosiolinguistic” walaupun pada akhirnya, meralat istilahnya menjadi “Sociology of Language” pada tahun 1972.
Seorang ahli bahasa dari Inggris bernama Halliday, pernah mempelajari dan menghasilkan sebuah buku yang berjudul “The Linguistics Science and Language Teacing” yang membahas mengenai segi kemasyarakatan bahasa.
Sosioinguistik didefinisikan dalam berbagai macam artian oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Menurut Hudson Sosiolinguistik adalah kajian ilmu yang membahas bahasa dan hubungannya dengan faktor-faktor sosial dan kemasyarakatan.
Menurut Nababan Sosiolinguistik adalah studi mengenai bahasa yang berhubungan dengan pengguna bahasa yaitu masyarakat.
Juga mempelajari unsur-unsur bahasa yang ada di masyarakat dengan faktor-faktor sosial.
Jadi secara umum, sosiolinguistik merupakan kajian bahasa dalam konteks budaya yang menghubungkan faktor sosial dan pemakaian bahasa dalam masyarakat.
Menurut Mansoer Pateda Sosiolinguistik dapat diartikan sebagai cabang keilmuan linguistik yang mempelajari bahasa dalam konteks budaya yang ada di dalam masyarakat.
Orang yang berbahasa harus paham dengan budaya tempatnya menuturkan bahasa.
Hal ini perlu dipelajari untuk memahami prinsip-prinsip sosial dan bahasa yang dituturkan ketika berada di tempat dengan budaya tertentu.
Pemilihan ketetapan bahasa harus dipilih karena sangat berpengaruh pada nilai-nilai sosia budaya di daerah tertentu.
Menurut Harimurti Kridalaksana Sosiolinguistik adalah turunan ilmu linguistik yang menjelaskan tentang perilaku bahasa dan perilaku sosial masyarakat.
Menurut Suwito Sosiolinguistik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan perilaku sosial.
Yang bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam problema ketidaktepatan pemakaian bahasa dalam konteks sosial.
Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu antar disiplin yang membahas bahasa dan kaitannya dengan penggunaannya dalam lingkup kemasyarakatan.
Sebagai objek sosiolinguistik, bahasa dibutuhkan setiap manusia untuk mendukung kegiatannya dalam bermasyarakat.
Mulai dari upacara adat pemberian nama pada seorang bayi yang baru lahir, hingga acara besar lainnya seperti pemakaman jenazah.
Karena sebab itu, sosiolinguistik tidak bisa terlepas dari permasalahan hubungan bahasa dan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
Menurut Sumarsono sosiolinguistik bisa diartikan sebagai istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu sosio dan linguistik yang memiliki masing-masing makna, Sosio adalah “masyarakat” dan linguistik adalah “Kajian bahasa”.
Sehingga sosiolinguistik bisa didefinisikan sebagai kajian mengenai bahasa yang memiliki keterkaitan dengan kondisi yang dialami dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Halliday sosiolingusitik adalah ilmu yang mempelajari tentang pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa tersebut.
Menurut Pride dan Holmes sosiolinguistik merupakan sebuah studi yang membahas pemakaian bahasa sebagai salah satu kebudayaan masyarakat.
Jadi bisa disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah sebuah ilmu yang termasuk dalam kajian kebudayaan, dan bukan merupakan ilmu yang berdiri sendiri.
Menurut Fishman sosiolinguistik bisa diartikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang menyoroti keseluruhan aspek yang berhubungan dengan organisasi sosial dan perilaku bahasa.
Yang tidak hanya meliputi penggunaan bahas saja, melainkan hal-hal lain seperti sikap-sikap bahasa dan perilaku terhadap bahasa.
Pada intinya sosiolinguistik lebih dititik beratkan pada kajian di bidang sosiologi dibandingkan linguistik itu sendiri.
Walaupun demikian, banyak orang yang mengaitkan masalah bahasa yang dikaitkan dengan kajian tentang gejala-gejala kemasyarakatan, juga berlaku sebaliknya dimulai dengan masalah yang ada di masyarakat dan dilanjutkan pada kajian bahasa.
Dell Hymes menjelaskan bahwa sosiolinguistik adalah disiplin ilmu yang mengarah pada pemakaian data kebahasaan yang menganalisis ke dalam ilmu-ilmu yang termasuk ke dalam kehidupan sosial dan sebaliknya.
Kajian ini biasanya mengacu pada data kemasyarakatan dan analisis ilmu linguistik.
Menurut Trudgill sosiolinguistik adalah bagian dari ilmu linguistik yang berkaitan dengan kajian bahasa sebagai gejala sosial dan gejala kebudayaan.
Menurut Criper dan Widowson menjelaskan bahwa sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaan kesepakatan-kesepakatan atau kaidah penggunaan bahasa yang disepakati oleh masyarakat dan kebudayaan masyarakat tertentu.
Menurut Appel, dkk sosiolinguistik adalah disiplin ilmu tentang bahasa dan pemakaiannya dalam konteks sosial dan kebudayaan.
Kersten, dkk menjelaskan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu bahasa yang membahas faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial.
Nancy P. Hickerson mendefinisikan sosiolinguistik sebagai sebuah ilmu yang mengembangkan sub bidang yang fokus pada penelitian pada variasi penuturan atau ujaran.
Kemudian mengkajinya dalam sebuah konteks sosial. llmu ini meneliti hubungan antara faktor-faktor sosial dengan penggunaan variasi bahasa.
Dalam kajian ilmu sosiolinguistik variasi bahasa merupakan sesuatu yang timbul dari tindak tutur masyarakat.
Oleh karena itu, variasi bahasa dalam sosiolinguistik dibagi ke dalam lima jenis yaitu idiolek, dialek, tingkat tutur, ragam bahasa, dan register.
Berikut adalah penjelasan yang lebih lengkap mengenai jenis-jenis variasi bahasa dalam sosiolinguistik.
Idiolek adalah variasi bahasa yang memiliki sifat individual, variasi ini biasanya hanya terjadi pada satu orang dan berbeda dengan orang lainnya.
Idiolek dapat terlihat dari warna suara perorangan. Biasanya idiolek akan terdengar ketika pengedar suara menuturkan bahasanya, dari hal itu maka orang akan mengetahui siapa yang sedang berbicara.
Dialek adalah variasi bahasa yang terdapat dalam suatu wilayah atau daerah tertentu, dialek sering kali menjadi ciri khas orang yang menuturkan bahasa tersebut. Selain wilayah atau daerah kelas sosial juga bisa menciptakan dialek yang berbeda.
Secara umum faktor tempat tinggal dan faktor sosial akan mempengaruhi dialek seseorang. Dialek biasanya memiliki sifat akumulatif bukan perseorangan seperti idiolek.
Misalnya pada kelompok masyarakat yang tinggal di daerah tertentu, mereka akan cenderung memiliki dialek yang sama.
Tetapi dialek bukan sebuah bahasa yang berbeda dan baru, dialek adalah termasuk ke dalam bagian suatu bahasa.
Variasinya bisa berupa kata, intonasi, frasa, dan pengucapan yang sedikit berbeda dengan kata, intonasi, frasa, dan pengucapan pada bahasa yang sama.
Misalnya pada Bahasa jawa memiliki beberapa dialek seperti Jogja, Solo, Banyumasan, dan Surabaya. Untuk menyebutkan kata “kamu” bahasa-bahasa tersebut memiliki dialek yang berbeda-beda seperti “koe”, “siro”, “riko”, atau “awakmu”.
Tingkat tutur atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai Speech level adalah variasi bahasa yang ada karena perbedaan lawan berbicara.
Penutur bahasa akan mempertimbangkan siapa lawannya dalam berbicara, lawan bicara yang berbeda akan mengakibatkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.
Tingkat tutur biasanya dilakukan secara tidak sengaja oleh seseorang atau masyarakat, tingkat tutur bukan merupakan bahasa baru, melainkan bahasa yang sama namun dengan penuturan yang berbeda.
Tingkat tutur bisa ditemui ketika seseorang berbicara dengan pilihan kata yang berbeda dengan orang lain. Biasanya orang akan mempertimbangkan tingkat kesopanan dalam pemilihan kata karena lawan bicara yang berbeda, misalnya kepada orang tua.
Contoh dari tingkat tutur misalnya pada budaya Jawa atau Sunda, ketika berbicara dengan orang yang sebaya dan orang yang lebih tua maka mereka akan menggunakan pilihan penuturan bahasa yang berbeda untuk menunjukan nilai kesopanan.
Ragam bahasa ada karena adanya sudut pandang yang berbeda dari pengguna bahasa (penutur bahasa), tempat, dan situasi yang dialami.
Hal tersebut bisa mengakibatkan ragam bahasa formal (bahasa resmi) dan non formal (bahasa tidak resmi).
Ragam bahasa formal biasa digunakan pada forum-forum resmi, sedangkan ragam bahasa non formal bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Register adalah variasi bahasa yang memiliki fungsi tertentu sesuai dengan maksud yang diinginkan penutur. Yang biasanya mencakup konteks sosial.
Register bisa dijumpai baik dalam bahasa lisan maupun teks tertulis yang digunakan oleh pengguna bahasa.
Register lisan yang ada pada bahasa politik berbeda dengan bahasa biologi maupun matematik, walaupun memakai kosa kata yang sama, maknanya jelas akan berbeda sesuai dengan konteks register yang dipakai.
Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memiliki manfaat dan fungsi sebagai berikut:
Sosiolinguistik selain dipandang sebagai struktur bahasa juga bisa dilihat sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan bagian dari budaya pada masyarakat tertentu.
Ragam bahasa bisa digunakan sebagai variasi pemakaian bahasa dalam masyarakat yang berbeda-beda.
Secara singkat, sosiolinguistik memiliki fungsi untuk mempelajari ragam bahasa, pilihan kata, dan pemakaian kata yang tepat dengan sebuah situasi, kondisi, dan faktor-faktor lain yang dimiliki oleh lawan bicara.
Hal tersebut berguna untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman, ketidakefisienan, dan berbagai masalah yang dapat ditimbulkan bahasa lainnya.
Penjelasan diatas adalah pembahasan mengenai Berikut adalah pembahasan mengenai sosiolinguistik, dari mulai pengertian, variasi bahasa, dan fungsi sosiolinguistik secara universal. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan keilmuan mengenai ilmu sosiolinguistik.