Struktur Modal: Pengertian, Teori dan Fungsi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam menjalankan sebuah bisnis, modal merupakan hal yang paling penting. Bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya modal. Untuk berjalannya sebuah bisnis dengan baik, maka diperlukan pengaturan modal yang baik. Tanpa pengaturan modal dengan baik, mungkin pertumbuhan bisnis pun terjadi tidak sebaik semestinya. Atau bahkan mungkin tidak bisa berkembang sama sekali.

Salah satu bagian dari pengaturan modal dalam bisnis yaitu struktur modal. Apa itu struktur modal? Di bawah ini penjelasan lengkapnya.

Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal milik sendiri yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya. 

Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian struktur modal, diantaranya:

  1. I. M. Pandey

I. M. Pandey adalah seorang ahli keuangan, menurutnya struktur modal (capital structure) mengacu pada campuran sumber dana jangka panjang, seperti surat utang, utang jangka panjang, modal saham preferensi serta modal saham ekuitas termasuk juga cadangan dan surplus. 

  1. John J. Hampton

Ahli keuangan lain, yaitu John J. Hampton menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan struktur modal merupakan kombinasi antara efek utang dan juga ekuitas yang terdiri dari pembiayaan aset perusahaan.

  1. Gerstenberg

Menurut Gerstenberg struktur modal dari suatu perusahaan mengacu terhadap meningkatnya kapitalisasi serta mencakup pada segala sumber daya modal jangka panjang yakni, utang, cadangan, saham, dan juga obligasi.

Teori Struktur Modal

Landasan dari teori struktur modal terdapat beberapa teori. Ada 5 teori yang harus diketahui, yaitu:

  1. Teori Pendekatan Tradisional

Teori pendekatan tradisional menyatakan tentang adanya struktur yang optimal, yang berarti struktur modal memiliki dampak terhadap nilai perusahaan. Struktur dapat berubah supaya nilai perusahaan yang optimal bisa didapatkan.

  1. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Nama teori ini diambil dari nama penemunya, yaitu Franco Modigliani dan Merton Miller. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller terbagi dua:

  • Teori pendekatan Modigliani dan Miller tanpa pajak: teori ini menyatakan bahwa struktur tidaklah relevan dengan nilai perusahaan. Nilai dua perusahaan yang identik tetap sama dan nilai tidak akan mempunyai pengaruh pilihan keuangan yang diambil untuk membiayai aset. Nilai suatu perusahaan akan tergantung terhadap pendapatan yang diharapkan di masa depan ketika tidak ada pajak. 
  • Teori pendekatan Modigliani dan Miller dengan pajak: mengatakan bahwa penggunaan aset dan sumber dana dapat meningkatkan nilai perusahaan serta mengurangi Biaya Modal Tertimbang Rata-Rata, itu ketika tersedia informasi pajak.
  1. Teori Trade-Off

Teori trade off menentukan struktur yang optimal dengan memasukkan beberapa elemen misalnya pajak, biaya keagenan, ataupun kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Akan tetapi teori ini tetap mempertahankan asumsi symetric information dan efisiensi pasar. Berdasarkan teori ini perusahaan akan berpikir untuk melakukan penghematan pajak untuk menghindari kesulitan keuangan.

  1. Teori Pecking Order

Teori pecking order menyatakan bahwa tingkat keuntungan sebuah perusahaan lebih tinggi, maka akan memiliki tingkat utang yang lebih kecil. Dalam hal ini perusahaan memiliki urutan preferensi yang lebih selektif di dalam penggunaan dana dengan memperhatikan tahapan-tahapan berikut: 

  • Memilih pandangan internal dari perolehan laba hasil aktivitas perusahaan.
  • Penghitungan target rasio pembayaran yang didasarkan pada perkiraan kesempatan dalam berinvestasi.
  • Mengadakan kebijakan tetap yang digabungkan dengan fluktuasi serta kesempatan berinvestasi tanpa adanya perkiraan sehingga cash flow akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran dalam investasi.
  • Apabila membutuhkan pandangan eksternal, maka perusahaan terlebih dahulu mengeluarkan surat berharga yang aman.
  1. Teori Keagenan

Dalam penjelasannya, teori keagenan menyatakan bahwa dibuatnya struktur adalah untuk mengurangi konflik di antara kelompok yang mempunyai kepentingan yang sama.

Tujuan dan Fungsi Struktur Modal

Tujuan Struktur Modal 

Dibuatnya pengaturan struktur modal bertujuan untuk:

  • Menyatukan sumber-sumber dana perusahaan yang akan digunakan untuk operasional perusahaan yang nantinya dapat memaksimalkan nilai dari perusahaan tersebut.
  • Meminimalisir konflik yang biasanya terjadi antara pemegang saham dengan dengan pemegang obligasi perusahaan.
  • Memperkecil risiko yang harus ditanggung oleh pihak manajemen.

Fungsi Struktur modal

  1. Peningkatan Nilai Perusahaan

Sebuah perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik dan sehat, akan dapat meningkatkan harga saham maupun ekuitas perusahaan itu sendiri. Sehingga terjadi peningkatan nilai perusahaan.

  1. Pemanfaatan Dana Yang Tersedia

Penyusunan struktur modal yang baik dapat menjadikan sebuah perusahaan untuk memanfaatkan dan menggunakan dana yang ada secara maksimal.

  1. Maksimalisasi Pengembalian

Peningkatan laba perusahaan dapat terbantu dengan baiknya struktur modal. Hal ini akan membuat perusahaan mampu memberikan pengembalian yang lebih tinggi terhadap para pemilik saham. 

  1. Minimalisasi Biaya Modal

Sebuah perusahaan dengan struktur modal yang sehat dapat meminimalkan biaya modal secara keseluruhan. Sehingga dapat memaksimalkan pendapatan bagi pemegang saham.

  1. Minimalisasi Risiko Keuangan

Risiko keuangan tidak dapat dipisahkan dari suatu bisnis. Tetapi dengan membuat pengaturan struktur modal yang baik, risiko keuangan itu bisa diperkecil. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Struktur modal dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

  1. Struktur Aktiva (Tangibility)

Weston dan Brigham berpendapat bahwa struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang aktivanya semakin besar, terutama untuk aktiva lancar, kecenderungannya akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan tentang adanya dampak atau pengaruh dari struktur aktiva terhadap struktur modal pada suatu perusahaan.

  1. Growth Opportunity

pengertian dari Growth opportunity yaitu peluang perusahaan tumbuh di masa yang akan datang. Tetapi Kartini dan Arianto (2008 berpendapat bahwa growth opportunity merupakan suatu perubahan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Sebuah perusahaan akan mempunyai kesempatan dalam memutuskan untuk melakukan investasi pada berbagai hal yang menguntungkan.

  1. Ukuran Perusahaan (Form Size)

Perusahaan yang kecil lebih rentan untuk mengalami kebungkrutran. Sebab, tidak dapat melakukan hal-hal seperti penambahan keanekaragaman produk serta menentukan lokasi yang strategis agar berpotensi memberi keuntungan sebanyak-banyaknya. Lain halnya dengan perusahaan besar yang dapat melakukan strategi tersebut.

  1. Profitabilitas

Perusahaan  yang mendapatkan profit yang tinggi pada umumnya akan memiliki dana internal lebih banyak. Utang pun lebih rendah, sebab telah memiliki dana internal yang cukup. Sehingga akan berpengaruh juga pada pengaturan struktur modal.

  1. Risiko Bisnis

Risiko bisnis dapat mengakibatkan kesulitan bagi perusahaan dalam mengatur dan melakukan pendanaan eksternal. Hal ini akan berdampak negatif pada leverage penggunaan aset serta dana perusahaan. Risiko bisnis adalah hal yang seharusnya dipahami secepatnya agar perusahaan dapat segera menanganinya. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn