Daftar isi
Papua adalah pulau paling timur dari wilayah Indonesia. Pulau ini sekaligus menjadi pulau terbesar kedua di dunia dengan luasnya yang mencapai 420.540 km persegi. Kekayaan alam nya begitu luar biasa yang meliputi tembaga, emas dan perak.
Tidak hanya itu saja, Papua juga dihuni oleh berbagai macam suku bangsa. Berdasarkan data, setidaknya ada 255 suku bangsa yang berbeda yang mendiami pulau yang dulu bernama Irian Jaya ini. Para pakar dan ilmuwan memperkirakan mereka datang sekitar 42.000–48.000 tahun yang lalu.
Adapun teori lain yang berpendapat leluhur orang-orang Papua sudah datang ke Nusantara sejak 70.000 tahun silam dan dianggap sebagai bangsa pertama yang datang ke Nusantara. Mereka berasal dari ras Australomelanesoid dengan ciri fisik berkulit hitam dan memiliki warna kulit gelap.
Suku Asmat adalah salah satu suku asli di Papua dan merupakan yang tersebar di dua wilayah berbeda yakni di pesisir pantai Laut Arafuru dan di pedalaman Gunung Jayawijaya. Jumlah mereka saat ini diperkirakan ada sekitar 70.000 jiwa yang menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
Ciri fisik yang dapat kita lihat dari orang-orang Asmat yakni seperti orang-orang Australomelanesoid pada umumnya serta berpostur tubuh tinggi. Kehidupan mereka umumnya terisolasi dari dunia luar dengan mata pencaharian berburu dan berkebun. Meski jauh dari dunia luar namun ukiran kayu Asmat begitu tersohor karena memiliki nilai seni yang tinggi.
Suku Dani juga merupakan bangsa besar asli yang menghuni Papua. Orang-orang dari suku ini kerap disebut sebagai Ndani. Mereka tersebar di Lembah Baliem yakni sekitar wilayah Papua Pegunungan, Pegunungan Tengah, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Puncak Jaya. Ciri fisik yang dimiliki oleh Ndani yakni memiliki rambut ikal, hidung yang mancung, postur tubuh kekar, dan kulit hitam.
Suku Dani pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan juga peternak. Binatang yang mereka ternak biasanya babi. Mereka tinggal di rumah tradisional yang khas karena bentuknya yang unik yakni honai.
Pakaian adat mereka juga tak kalah uniknya yaitu koteka yang menutupi kemaluan para kaum pria Suku Dani. Tradisi khas lainnya yang terkenal dari suku Dani adalah ritual potong jari untuk menunjukkan rasa duka mereka setelah wafatnya anggota keluarga.
Suku Amungme adalah bangsa yang mengisi wilayah Papua bagian dataran tinggi Pegunungan Jayawijaya yakni di lembah Tsinga, lembah Hoeya, dan lembah Noema, lembah Bella, Alama, Aroanop, dan Wa dan di Kabupaten Mimika.
Mereka memiliki nama lain yakni Amui, Amuy, Hamung, dan Damal. Diperkirakan jumlah mereka ada sekitar 17.700 jiwa dan berbicara dalam bahasa Amung dan bahasa Damal.
Suku ini dikenal sebagai bangsa yang memiliki hubungan erat dengan gunung dan menganggapnya sebagai sesuatu yang suci dan sakral serta harus dijaga. Mata pencaharian mereka adalah bertani secara nomaden serta meramu. Tradisi dan ritual yang khas dari kelompok masyarakat ini adalah ritual bakar batu serta alat musik tifa juga berasal dari suku Amungme.
Suku Lani disebut juga sebagai suku Loma yakni kelompok bangsa yang mendiami Papua tepatnya daerah lembah Baliem bagian barat. Para misionaris pada zaman dahulu menyebut mereka sebagai Dani Barat agar tidak tertular dengan suku Dani yang sama sama ada di Lembah Baliem.
Mereka menempati wilayah Kabupaten Tolikara dan berbicara bahasa Lani dan bahasa Moni namun ada juga yang berbahasa Amung. Tradisi unik yang ada di suku Lani adalah ritual kematiannya yang dilakukan dengan cara kremasi dalam kondisi posisi jenazah duduk. Kayu yang digunakan untuk upacara kematian ini harus kayu kasuari. Sebelum ritual ini berlangsung diadakan upacara bakar batu terlebih dahulu.
Suku Muyu adalah bangsa asli Papua yang hidup di tepi sungai Muyu yang terletak di Kabupaten Boven Digoel. Masyarakat suku Muyu menyebut dirinya “kati” yang artinya “manusia seutuhnya”. Mereka terkenal dengan kecerdasannya bahkan dianggap suku yang paling pintar di antara suku lain yang ada di Papua.
Suku Muyu adalah masyarakat yang sangat mementingkan pendidikan dan pekerja keras. Kebudayaan unik yang dimiliki oleh mereka adalah bentuk rumah panggungnya yang menjulang tinggi hingga 6 meter. Selain itu tradisi barter juga masih diterapkan hingga saat ini. Namun tradisi tukar menukar ini yang menjadikan hubungan antar suku Muyu terjalin sangat kuat.
Suku Biak adalah suku asli Papua yang hidup di Kabupaten Biak Numfor dan merupakan salah satu suku besar di sana. Mereka dikenal sebagai suku penjelajah lautan. Suku ini juga merupakan suku yang paling berpengaruh di Papua. Hal itu dapat terlihat pada penamaan kota di Papua sebagian besar diambil dari bahasa Biak.
Tak heran karena selain pandai berlayar suku Biak juga pandai dalam hal perdagangan dan politik. Suku Biak memiliki tradisi unik yang disebut Ararem. Tradisi ini adalah budaya mengantarkan mas kawin dari pihak laki-laki untuk perempuan dengan iringan tarian dan nyanyian adat secara arak-arakan.
Suku Kamoro adalah suku yang hidup di Papua yakni di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Berdasarkan data jumlah mereka yakni sekitar 8.000 jiwa dan menggunakan bahasa Kamoro dalam kesehariannya. Pada umumnya suku di Papua adalah orang-orang yang tertutup namun suku Kamoro merupakan bangsa yang cukup terbuka.
Sama seperti orang-orang suku Asmat, suku Kamoro juga pandai adalah hal kerajinan ukiran kayu. Namun hasil kerajinan mereka berbeda dimana ukiran suku Kamoro lebih abstrak dari ukiran Asmat. Selain membuat ukiran suku Kamoro juga pandai membuat perahu. Bahkan setiap keluarga ini memiliki satu perahu kecil yang disebut sebagai kale-kale.
Suku Mee adalah orang-orang yang mendiami Papua Tengah yakni di Kabupaten Dogiyai. Suku ini kerap disebut dengan nama lain yaitu Bunani Mee dan juga Ekari. Mereka hidup dengan cara bercocok tanam dengan tanaman utama mereka adalah umbi-umbian, sayuran dan pisang.
Mereka tinggal dalam sebuah rumah tradisional yang disebut sebagai Owaa. Rumah adat Owaa terbagi menjadi dua jenis yakni Yamee Owaa untuk laki-laki dan Yogamo Owaa untuk perempuan. Pada zaman dahulu jenazah suku Mee tidak dikuburkan melainkan hanya diletakkan di gubuk yang dibangun di atas pohon. Namun setelah agama Kristen masuk ke Papua tradisi ini mulai ditinggalkan dan digantikan dengan pemakaman yang lebih modern.
Suku Bauzi adalah suku yang tinggal di tepi sungai Mamberamo Raya. Mereka memiliki nama lain yakni Baudi, Bauji dan juga Bauri. Berdasarkan data SIL ( Summer Institute of Linguistics) suku ini adalah salah satu bangsa paling terisolir di dunia. Data tersebut sejalan dengan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistika.
Suku ini hampir tidak tersentuh oleh kehidupan modern sama sekali Sehingga tak heran kehidupan mereka masih sangat tradisional. Namun kini keberadaannya telah berhasil teridentifikasi. Kehidupan mereka masih sangat tradisional seperti berburu hewan liar termasuk buaya. Bahkan suku Bauzi belum mengenal bercocok tanam.
Suku Korowai adalah suku di Papua yang mendiami dataran rendah Pegunungan Jayawijaya di sebelah selatan. Mereka biasanya membangun pemukiman di sekitar lahan basah seperti di rawa-rawa dan hutan Mangrove. Uniknya rumah mereka tidak berdiri di atas tanah melainkan di atas pohon bahkan ketinggiannya bisa mencapai 50 meter.
Ini juga merupakan salah satu suku yang terisolir yang baru mengetahui adanya suku lain selain mereka pada tahun 1970 an. Suku ini memiliki kebudayaan yang cukup ekstrim yakni kanibalisme. Namun jangan khawatir setelah diteliti lebih dalam lagi ritual ini hanya dilakukan untuk orang-orang yang melanggar aturan seperti dukun atau tukang sihir.