Suku Sasak: Sejarah – Rumah Adat dan Kepercayaannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia memiliki banyak sekali keberagaman baik itu suku, bangsa, ras, agama dan kebudayaan. Indonesia terdiri dari sabang sampai merauke dengan penuh keberagaman kebudayaan yang ada.

Ada banyak sekali suku yang ada di Indonesia, mulai dari suku Madura, Jawa, Sunda, Sasak dan masih banyakk sekali suku yang lainnya. Yang akan kita bahas pada materi kali ini yaitu Suku Sasak.

Arti Suku Sasak

Suku Sasak merupakan suku yang mendiami dan mendominasi Pulau Lombok. Bahasa keseharian mereka yaitu Bahasa Sasak.

Kata Sasak berasal dari kata “sak sak” yang memiliki arti yaitu satu satu. Kata sak juga digunakan oleh sebagian dari Suku Dayak untuk mengatakan satu.

Suku Sasak ini tiap tahunnya mengalami perkembangan dan jumlah populasinya juga terus bertambah. Suku Sasak juga menyebar di berbagai negara-negara. Suku Sasak merupaka suku yang besar dibandingkan dengan suku lainnya yang ada di Indonesia, terbukti dengan tersebarnya Suku Sasak ini di berbagai penjuru Indonesia bahkan negara juga.

Sejarah Suku Sasak

Sebelum abad ke 16, Lombok masih berada dalam kekuasaan kerjaan Majapahit. Pulau Lombok sendiri sebenarnya memang kampung halaman dari masyarakat Suku Sasak.

Masyarakat Suku Sasak sudah mendiami Pulau Lombok sejak 4000 tahun sebelum Masehi. Nama Sasak berasal dari kata sak sak yang memiliki arti satu atau utama.

Kitab Nagarakertagama yang dirancang oleh Mpu prapanca yang membahasa mengenai catatan kekuasaan Majapahit pada abad 14. Di dalamnya terdapat sebuah ungkapan “Lombok Sasak Mirah Adi” yang memiliki arti yaitu kejujuran merupakan permata yang utama.

Dari situ, banyak yang meyakini bahwa leluhur dari Suku Sasak ini merupakan orang Jawa.

Suku Sasak merupakan suatu etnis asli yang mendominasi dan bertempat tinggal di Nusa Tenggara tepatnya berada di Pulau Lombok. Jumlah dari Suku Sasak ini cukup banyak sekitar 3 juta jiwa dan sekarang bisa lebih dari itu. Karena pastinya manusia mengalami perkembangan.

Populasi 2,5 juta jiwa mendominasi Pulau Lombok dan sisanya berada di beberapa wilayah lainnya. Beberapa Suku Sasak masih hidup secara tradisional sesuai dengan yang nenek moyang mereka ajarkan. Namun, tidak sedikit juga yang mengadaptasi kehidupan modern sesuai dengan jaman modern sekarang ini.

Sesek berasal dari kata “sesak” atau “sesek”. Di Suku Sasak, perempuan yang pandai menenun dikategorikan sebagai wanita yang siap untuk menikah.

Caa menenunnya yaitu memasukkan benang secara satu persatu yang sering disebut dengan sak sak. Kemudian benang tersebut dirapatkan sampai sesak dan padat. Akhirnya, benang yang disusun tersebut akan menjadi kain tenun.

Kehidupan Suku Sasak

Kehidupan masyarakat Suku Sasak sangat beragam, kaum laki-laki nya berprofesi sebagai petani dan kaum wanitanya berprofesi sebagai penenun.

Menenun di masyarakat Suku Sasak sangatlah penting, bahkan jika wanita belum bisa menenun si wanita tidak diperbolehkan untuk menikah. Kain tenun ini memiliki harga jual yang tinggi dan nantinya akan digunakan untuk mahar pernikahan.

Adat Istiadat Suku Sasak

adat istiadat suku sasak

Adat istiadat dari Suku Sasak terlihat jelas pada acara pernikahan. Masyarakat Suku Sasak biasanya menikah dengan orang yang berasal dari desa yang sama. Adat istiadat ini terus berlaku sampai dengan sekarang.

Apabila seorang pria menikah dengan orang yang bukan berasal dari desa yang sama maka harus membayarkan mahar berupa seekor kerbau dan juga pernikahan ini tidak memerlukan biaya yang sedikit. Ada beberapa masyarakat yang mempraktekkan perkawinan antar saudara.

Ada adat istiadat yang unik juga dari Suku Sasak. Adat istiadat ini sangat terkenal sekali dari Suku Sayak, yaitu tradisi kawin lari saat akan memulai proses pernihahan.

Pada saat resepsi pernikahan, mempelai wanita yang ditemani oleh kerabatnya akan diculik oleh pengantin pria. Kemudian si mempelai wanita akan dititipkan ke rumah keluarga pria.

Lalu keesokan harinya keluarga dari pihak pria memberi tahukan kepada keluarga wanita, bahwa mempelai wanita berada di tempat si keluarga pria, ini disebut dengan Nyelabar.

Pada saat Nyelabar keluarga si pria tidak boleh ikut, dan rombongan Nyelabar ini terdiri dari 5 orang saja.

Rombongan ini akan menuju ke tempat ketua adat setempat dan kemudian meminta ijin. Lalu selanjutnya rombongan ini akan menuju rumah orang tua si wanita..

Bahasa Suku Sasak

Suku Sasak memiliki bahasa sendiri yang sering disebut sebagai bahasa sasak. Sama seperti bahasa lainnya, bahasa Sasak juga memiliki tingkatan bahasa formal dan juga non formal.

Penggunaan dari bahasanya tergantung dari siapa lawan bicara yang sedang bicara kepada kita.

Bahasa Suku Sasak ini sebenarnya tidak diakui dan tidak berstatus resmi, namun bahasa Sasak ini tetap banyak dan masih digunakan oleh masyarakat Suku Sasak.

Rumah Adat Suku Sasak

rumah adat suku sasak

Rumah adat Suku Sasak sering disebut sebagai Rumah Bale. Di desa bale sendiri terdapat 150 rumah adat Suku Sasak ini. Rumah Bale memiliki tiga bagian dan memiliki fungsinya masing-masing.

  • Bale Kodong
    Yaitu rumah untuk tempat tinggal pengantin baru dan juga orang tua untuk menghabiskan sisa hidupnya.
  • Bale Bonter
    Yaitu rumah untuk tempat tinggal para petinggi suku pada Suku Sasak.
  • Bale Tani
    Yaitu rumah yang berfungsi untuk tempat tinggal keluarga dan juga keturunannya.

Pada rumah Bale terdapat dua bagian ruangan yang fungsinya berbeda-beda. Pertama, ruangan bale bagian luar yang digunakan untuk menerima tamu. Kedua, ruangan Bale bagian dalam yang berfungsi untuk kamar tidur perempuan dan tempat pribadi untuk melahirkan bagi kaum perempuan.

Kepercayaan Suku Sasak

Sebagian besar masyarakat Suku Sasak beragama Islam. Tetapi banyak masyarakatnya yang memeluk beberapa agama, seperti Hindu, Budha dan juga Animisme.

Kemudian ada juga masyarakat Suku Sasak yang memeluk kepercayaan kuno yaitu Boda. Lalu ada juga yang memeluk agam Islam namun, agak berbeda yaitu Wetu Telu.

Wetu Telu lahir karena penyebar Islam di masa dahulu yang berusaha memperkenalkan Islam kepada suku Sasak. Penganut kepercayaan Wetu Telu masih mempercayai kekuatan dari beberapa benda, roh dan juga nenek moyang.

Pakaian Adat Suku Sasak

Pakaian adat Suku Sasak terbagi menjadi dua bagian, yaitu pakaian adat untuk wanita dan juga untuk laki-laki. Pakaian adat untuk wanita disebut dengan Pakaian Lambung dan untuk laki-laki disebut Pakaian Pegon. Pakaian ini digunakan saat menyambut kedatangan tamu dan juga untuk melaksanakan upacara adat.

  • Pakaian adat Wanita (Pakaian Lambung)
pakaian adat wanita suku sasak
  • Pakaian adat pegon (pria)
pakaian adat pegon
fbWhatsappTwitterLinkedIn