Suku Serawai: Sejarah – Ciri Khas dan Kebudayaannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Masyarakat Indonesia yang heterogen selalu menarik untuk dibahas. Kali ini kita akan berbicara mengenai suku Serawai mulai dari sejarah hingga kebudayaan yang ada di sana. Simak pembahasannya berikut ini. 

Siapa itu Suku Serawai?

Suku Serawai

Suku Serawai merupakan suku asli atau pribumi yang mendiami provinsi Bengkulu terutama di Bengkulu Selatan dan kabupaten Seluma. Suku Serawai merupakan suku terbesar kedua di Bengkulu setelah suku Rejang. 

Sejarah Suku Serawai 

Hingga saat ini belum ada bukti yang menjelaskan bagaimana suku Serawai ini bermula. Sejarah suku Serawai hanya didapat dari cerita turun temurun yang beredar di masyarakat serawai dan masih dipercaya hingga kini. Mereka mempercayai bahwa nenek moyang mereka adalah “Serunting Sakti” yang dijuluki sebagai “si Pahit Lidah. Diketahui Serunting Sakti merupakan pemuda jazirah Arab yang datang ke Nusantara melalui kerajaan Majapahit

Serunting Sakti menetap dan berkeluarga di Bengkulu Selatan. Serunting sakti menurut sejarahnya mempunyai tujuh orang putra.Putra-putra serunting sakti tinggal menyebar di berbagai wilayah Bengkulu Selatan. Hingga akhirnya mempunyai banyak keturunan hingga saat ini. 

Ciri Khas Suku Serawai

Orang-orang suku Serawai memiliki penampilan fisik yang sama dengan orang rumpun melayu pada umumnya yaitu berambut hitam, kulit sawo matang dan postur tubuh relatif kecil. 

Bahasa Suku Serawai 

Masyarakat Serawai menggunakan bahasa Serawai untuk berkomunikasi dengan warga lainnya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang masih tergolong ke dalam rumpun melayu. Bahasa Serawai memiliki kemiripan dengan bahasa Pasemah yaitu bahasa yang digunakan di wilayah Bengkulu lainnya. Bahasa Serawai terbagi menjadi dua dialek yaitu dialek manna dan dialek serawai. 

Mata Pencaharian Suku Serawai

Masyarakat suku Serawai berkembang mengikuti zaman. Namun beberapa dari mereka tetap mempertahankan tradisi leluhur termasuk dalam hal memenuhi kebutuhan hidup. Umumnya orang-orang suku Serawai pada zaman dahulu mengandalkan sektor pertanian. Tanaman yang ditanam berbagai macam mulai dari tanaman keras seperti cengkeh, karet, kelapa, kopi dan juga tanaman pangan seperti padi dan palawija. Selain berkebun mereka juga melakukan kegiatan beternak. 

Sistem Kekerabatan Suku Serawai 

Sistem kekerabatan yang berlaku di suku Serawai adalah klan dan bilateral. Maksudnya adalah garis keturunan ditentukan berdasarkan dari pihak ayah dan ibu. Sementara itu sifat bilateralnya ada pada sistem perkawinan yang berlaku di sana. Pada umumnya masyarakat suku Serawai akan tinggal berdekatan dengan anggota keluarga yang masih satu kakek atau disebut dengan “se-puyang”. Setiap keluarga sepuyang akan memilih sesepuh atau disebut dengan “puyang tuo” sebagai ketua mereka. 

Pada zaman dahulu masyarakat suku Serawai dilarang menikah dengan suku Serawai lainnya yang masih berada di kampung yang sama. Hal tersebut dikarenakan mereka menerapkan peraturan dilarang menikah dengan saudara sendiri dan saudara mereka meliputi orang-orang yang ada di kampung yang sama. 

Sistem Kepercayaan dan Agama Suku Serawai 

Saat ini suku Serawai sebagian besar adalah pemeluk agama Islam. Namun pada zaman dahulu mereka menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Meski sudah dipengaruhi oleh agama Islam, jejak animisme masih dapat terlihat yaitu pada upacara “bersih desa”. 

Pakaian Adat Suku Serawai

Pakaian Adat Suku Serawai

Seperti suku pada umumnya, suku Serawai juga memiliki pakaian adat. Baju adat yang dikenakan oleh suku Serawai adalah baju adat melayu yang kerap digunakan dalam upacara-upacara sakral atau sebagai baju pengantin. Baju melayu yang dikenakan pria dan wanita sedikit berbeda. Pakaian adat melayu pria terdiri dari atasan berupa pakaian putih dan jas  berwarna gelap yang diberi hiasan terbuat dari benang emas. 

Sedangkan untuk bawahan mengenakan kain sarung atau kain songket dan celana panjang. Kemudian diberi aksesoris penutup kepala dan keris serta rantai emas. Sedangkan para wanita mengenakan pakaian berwarna merah tua, ungu, dan biru tua.  Aksesoris yang digunakan wanita yaitu tapak sangko burung merak dan gelang keroncong. 

Rumah Adat Suku Serawai 

Rumah Adat Suku Serawai

Rumah adat di Bengkulu terdiri dari berbagai macam namun yang paling banyak digunakan oleh suku Serawai di Bengkulu Selatan adalah rumah berugau bandung. Rumah ini memiliki ciri khas yaitu pada atapnya yang berbentuk dua bubungan yang saling menyatu. Atap tersebut biasanya terbuat dari ijuk dan plafon. Rumah berugau memiliki salah satu sisi tembok yang miring serta setiap antar kayu tidak dihubungkan dengan paku melainkan dengan bambu dengan ujung runcing. 

Keunikan dari rumah ini adalah terdiri dari lima anak tangga yang artinya adalah rumah tersebut harus ditinggali dan dirawat dengan sepenuh hati. Rumah berugau ditopang oleh 12 buah tiang yang memiliki kolong di bawahnya. Kolong tersebut digunakan untuk benda-benda seperti kayu bakar hingga kendaraan mereka. 

Kebudayaan Suku Serawai 

Kebudayaan suku Serawai sangat beragam salah satunya adalah tari andun. Tari andun adalah tari yang biasa digelar pada tradisi nundang padi. Tarian ini akan dilaksanakan pada hari pertama dan ketiga acara. Tarian ini merupakan rangkaian acara yang paling penting jika tidak ada tari andun maka tradisi nundang padi tidak bisa berjalan. Tarian ini berfungsi untuk menghubungkan antara manusia dengan Tuhan yang maha kuasa. 

Tujuan dari adanya tari andun adalah untuk meminta keselamatan dan kesejahteraan untuk umat manusia khususnya suku Serawai. Selain itu adanya tari andun juga berfungsi sebagai hiburan. 

Kesimpulan 

Suku serawai merupakan salah satu suku mayoritas di Bengkulu Selatan. Sejarah nenek moyang suku ini belum diketahui secara pasti dan hanya mengandalkan cerita rakyat saja. Pada dasarnya orang-orang suku serawai memiliki penampilan yang sama dengan orang-orang rumpun melayu yaitu bertubuh kecil dengan kulit sawo matang. Dalam kesehariannya, suku Serawai menggunakan bahasa Serawai untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. 

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka mengandalkan sektor pertanian dan peternakan. Namun sebagian dari mereka kini sudah lebih modern dan mengikuti pekerjaan sesuai dengan perkembangan zaman. Begitu juga dengan agama dan kepercayaan mereka kini sudah memeluk agama seperti Islam. Meski demikian kepercayaan animisme masih dapat terlihat pada ritual-ritual adat. 

Sama seperti suku lainnya suku Serawai juga memiliki baju adat yaitu baju melayu yang sering digunakan dalam upacara pernikahan. Selain baju adat, suku serawai juga memiliki rumah adat yang disebut dengan rumah berugau. Kebudayaan lainnya tercermin dalam tradisi nundang padi yang menghadirkan tarian andun yang dilaksanakan sebagai penghubung antara manusia dengan kekuatan yang lebih tinggi.  

fbWhatsappTwitterLinkedIn