Daftar isi
Indonesia merupakan negara yang heterogen. Perbedaan tersebut tidak memecah belah bangsa justru menjadikan Indonesia kaya akan suku dan budaya. Hampir di setiap daerah memiliki ciri khas dan ditempati suku asli masing-masing.Termasuk di wilayah Sulawesi Utara yang dihuni oleh suku Talaud. Siapa itu suku Talaud? Mari simak pembahasannya berikut ini.
Siapa itu Suku Talaud?
Suku Talaud merupakan kelompok orang-orang yang mendiami pulau Sulawesi Utara khususnya di wilayah Karakelang, Salibabu dan Kabaruan. Suku Talaud dikenal juga dengan nama suku Taloda atau Porodisa yang artinya yang artinya “orang laut:.
Asal Usul Suku Talaud
Suku Talaud diperkirakan datang pertama kali ke pulau Sulawesi pada 40 ribu tahun silam. Mereka dan kemudian mendiami pulau-pulau kecil di wilayah Sulawesi yang dekat dengan Filipina. Berdasarkan hasil penelitian antropologi, suku Talaud datang dari kelompok orang-orang berbahasa Melanesia yang melakukan migrasi. Pada 3000 sebelum Masehi, kelompok baru yang berbahasa Austronesia juga datang ke pulau tersebut.
Teori lain mengatakan bahwa peradaban di Sulawesi Utara terutama di Pulau Talaud bermula dari kerajaan Bowontehu yang bermigrasi pada tahun 1399-1500. Mereka berlayar hingga ke Mangindano yaitu wilayah Mindanao-Filipina kemudian kembali lagi ke pulau Talaud. Oleh sebab itu orang-orang Talaud merasa mempunyai kecocokan dengan orang-orang di Filipina.
Setelah kembali ke Sulawesi, kemudian mereka mendirikan kerajaan Tampung Lawo yang merupakan sebuah kerajaan tertua di wilayah Tabukan.
Ciri Fisik Suku Talaud
Pada umumnya orang-orang suku Talaud merupakan orang yang memiliki ciri fisik kulit sawo matang atau kuning langsat. Rambut orang Talaud yakni hitam lurus dan bertubuh kecil relatif sedang.
Kepercayaan Suku Talaud
Masyarakat Talaud kuno percaya pada hal-hal mistis. Mereka akan bertapa dan berdoa di goa yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib. Selain itu masyarakat Talaud juga mempercayai adanya dewa-dewa bahkan raksasa yang disebut dengan Ansuang dan makhluk kerdil yang dikenal dengan istilah Apapuhang. Masyarakat Suku Talaud dan makhluk-makhluk tersebut hidup berdampingan.
Suku Talaud kuno meyakini para dewa hidup di segala tempat seperti di laut, gunung, batu, angin, hingga di batu karang. Namun kepercayaan tersebut perlahan mulai ditinggalkan sejak masuknya agama Kristen di wilayah mereka.
Bahasa Suku Talaud
Bahasa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau mengungkapkan ekspresi kepada orang lain. Bahasa suku Talaud merupakan bahasa yang termasuk dalam rumpun Austronesia serta masuk ke dalalam kelompok bahasa Yeng ada di Filipina. Bahasa yang digunakan oleh orang-orang suku Talaud adalah bahasa Talaud yang terdiri dari enam dialek. Keenam dialek tersebut adalah Sali-Babu, Karakelang, Essang, Nanusa, Miangas dan Kabaruan.
Perbedaan dialek tersebut menjadi identitas bagi mereka. Bahasa Talaud juga memiliki tingkatan bahasa yaitu halus, sedang, dan kasar. Tingkatan tersebut digunakan pada kondisi yang berbeda tergantung dengan siapa orang tersebut berbicara.
Kehidupan Masyarakat Suku Talaud
Suku Talaud memiliki ciri khas dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari diantaranya sebagai berikut.
- Mata Pencaharian
Masyarakat suku Talaud umumnya memilih hidup di wilayah pantai sehingga tak heran jika sebagian besar dari mereka mengandalkan hasil laut atau berlayar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain menjadi nelayan, ada juga masyarakat Talaud yang bermata pencaharian sebagai petani di ladang meskipun tidak terlalu banyak jumlahnya. Masyarakat suku Talaud juga sudah menjalin hubungan dagang dengan Filipina sejak dahulu kala. Mereka dapat sampai ke Filipina dengan kapal-kapal yang mereka rakit sendiri. - Sistem Kekerabatan Suku Talaud
Suku Talaud pada umumnya mendirikan rumah semi permanen mereka yang disebut dengan “pamangkonan” di tepi pantai. Rumah tersebut ditempati bersama dengan keluarga mereka. Keluarga inti mereka disebut dengan gaghurang. - Sistem Pemerintahan Suku Talaud
Suku Talaud dahulu kala dipimpin oleh raja dan ratu yang berkuasa. Meski kerajaan tersebut sudah tidak ada namun pengaruhnya masih ada hingga saat ini. Pengaruh tersebut adalah pengelompokan masyarakat yang masih keturunan langsung dari para raja disebut dengan “papung” sedangkan yang bukan merupakan keturunan raja dianggap sebagai rakyat biasa. Saat ini suku Talaud tersebar dalam beberapa kampung dimana setiap kampung tersebut dipimpin oleh seseorang yang disebut dengan “wanau”. Wanau akan dibantu oleh seorang kapitan laut dan dan Innaggu Wanua atau dewan adat.
Rumah Adat Suku Talaud
Rumah adat yang digunakan suku Talaud sebagai tempat tinggal tidak berbeda jauh dengan rumah adat Sulawesi Utara pada umumnya yaitu berupa rumah panggung. Rumah adat suku Talaud disebut dengan rumah pamangkonan yang kemudian berkembang menjadi rumah ikat.
Mendapat nama rumah ikat dikarenakan dalam proses pembangunan rumah ini tidak menggunakan kayu sebagai pengait melainkan menggunakan tali rotan yang diikat pada tiap tiap tiang bangunan. Pada awalnya rumah ini tidak memiliki kamar atau bilik namun sejak masa penjajahan rumah ini berkembang menjadi memiliki kamar.
Pakaian Adat Suku Talaud
Sama halnya dengan suku di Indonesia maupun di dunia, suku Talaud juga mempunyai pakaian tradisional yang disebut dengan pakaian laku tepu. Pakaian tersebut terbuat dari serat koffo yang kemudian ditenun menjadi pakaian laku tepu. Laku tepu memiliki arti yaitu “sempit” hal ini merujuk pada bagian leher pakaian yang menyempit dan tidak terbuka.
Terdapat perbedaan antara pakaian laku tepu untuk kaum pria dan kaum wanita. Pada kaum pria bagian leher berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran panjang baju mencapai lutut. Pakaian laku tepu pria juga memiliki rumbai yang menjuntai hingga kaki. Kaum pria dilengkapi dengan ikat kepala dengan bentuk segitiga dan menutupi dahi.
Sedangkan pakaian adat laku tepu untuk kaum wanita dibuat dengan ukuran panjang hingga lutut dengan bagian kerah berbentuk V. Bagian bawah kaki ditutup dengan menggunakan kawihu yaitu rok lipat. Jumlah lipatan kawihu mempunyai makna yaitu menunjukkan status sosial yang dimiliki oleh orang tersebut. Jika lipatan berjumlah 5 maka ia adalah rakyat biasa. Namun jika lipatan berjumlah 7 atau 9 berarti ia berasal dari kalangan bangsawan.
Kebudayaan Suku Talaud
Suku talaud merupakan suku dengan berbagai macam kearifan lokal. Salah satu yang paling terkenal adalah upacara adat tulude. Upacara adat ini sudah dilakukan sejak dahulu kala dan masih rutin dilakukan setiap tahun hingga saat ini. Upacara adat ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur mereka terhadap Tuhan. Dalam pelaksanaan upacara tulude tidak hanya dalam bentuk upacara tetapi juga dalam bentuk ibadah. Tradisi ini dilakukan mulai dari tingkat RT hingga tingkat komunitas besar lainnya.
Kesimpulan
Suku Talaud merupakan suku bangsa yang tinggal di wilayah Sulawesi Utara terutama daerah Karakelang, Salibabu dan Kabaruan. Kelompok ini diperkirakan datang dari kelompok orang-orang Melanesia dan Austronesia ribuan tahun lalu. Orang-orang suku Talaud mempunyai ciri fisik seperti berkulit sawo matang, bertubuh sedang, dan berambut hitam. Dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Talaud yang masuk ke dalam rumpun Austronesia dan memiliki kemiripan dengan bahasa yang ada di Filipina.
Suku Talaud tinggal dalam sebuah rumah panggung yang disebut dengan rumah pamangkonan bersama dengan keluarga mereka. Rumah tersebut umumnya dibangun di tepi pantai sehingga sebagian besar mereka bermata pencaharian sebagai nelayan. Setiap kelompok suku Talaud akan dipimpin oleh seorang winau yang akan dibantu oleh kapitan laut dan dewan adat.
Suku Talaud memiliki pakaian tradisional yang disebut dengan laku tepu yang sering digunakan dalam upacara adat tulude. Upacara adat tulude adalah salah satu bentuk kebudayaan suku Talaud yang diadakan setiap satu tahun sekali. Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur orang-orang Talaud atas segala hal yang telah diberikan oleh Tuhan.