6 Syarat Menjadi Pewawancara yang Baik dalam Proses Penelitian

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Wawancara (interview) merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi berupa tanya jawab antara peneliti dan informan. Wawancara dapat dilaksanakan baik secara langsung (face to face) maupun tidak langsung (melalui alat telekomunikasi). Seorang pewawancara harus memenuhi beberapa persyaratan agar data yang dihasilkan berkualitas dan tidak jenuh.

Moser dan Kalton mengemukakan eman syarat atau kualifikasi untuk menjadi pewawancara yang baik, yaitu sebagai berikut:

1. Jujur

Seorang pewawancara atau peneliti harus bersikap jujur dalam proses pengumpulan data. Hal tersebut berarti bahwa pewawancara tidak boleh memanipulasi data ataupun melakukan kebohongan dalam penulisan laporan penelitian.

Misalnya, karena informasi yang diberikan informan dirasa kurang mampu menjawab rumusan masalah, maka pewawancara melakukan manipulasi pada transkrip wawancara dan cacatan lapangan (field note).

2. Memiliki Minat

Pewawancara harus memiliki ketertarikan dan motivasi yang tinggi terhadap topik penelitian yang diangkat. Hal tersebut dilakukan agar pada tahap proses wawancara bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti tidak akan merasa jenuh dan bosan ketika melakukan proses pengumpulan data di lapangan.

3. Berkepribadian

Sensitif, labil, dan arogan merupakan sikap yang tidak boleh dimiliki oleh seorang pewawancara. Bersikap luwes, tidak emosional, dan fleksibel dalam melakukan proses wawancara akan menciptakan suasana yang mampu menarik minat informan.

4. Adaptif

Seorang pewawancara yang baik harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan subjek penelitian. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan, nilai dan norma sosial, serta adat istiadat setempat.

5. Akurasi

Pewawancara harus mengikuti metode kerja penelitian yang telah ditentukan. Bekerja secara disiplin, cermat, dan teliti sehingga dapat mengajukan pertanyaan dengan jelas dan konkret. Hal tersebut dilakukan agar tidak membingungkan informan, sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa rasa ragu.

6. Berpendidikan

Pewawancara tidak harus berpendidikan terlalu tinggi. Keterampilan dan kemampuan untuk dapat menyampaikan pertanyaan yang dapat merangsang informan untuk menjawabnya, menggali jawaban, dan mencacat semua hasil wawancara adalah yang terpenting.

fbWhatsappTwitterLinkedIn