5 Teori Upah Tenaga Kerja yang Perlu Diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Uupah merupakan unsur yang paling penting bahkan bisa dibilang menjadi faktor utama kenapa semua manusia harus bekerja. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena upah atau pendapatan yang didapatkan dari hasil kerja yang nantinya akan mempengaruhi kondisi perekonomian mereka.

Bahkan tak jarang sebagian besar orang menggantungkan hidupnya dari hasil upah yang mereka dapatkan dari bekerja ini. Secara umum, upah merupakan sebuah imbalan atau bentuk balas jasa yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pengusaha untuk mengapresiasi hasil kerja yang telah para pekerja berikan pada mereka.

Tidak bisa dipungkiri bahwa para pekerja yang membantu mereka untuk bisa mengejar target yang dituju, baik target produksi ataupun target proyek yang memang sudah direncanakan. Oleh karenanya seharusnya tidak ada hal yang bisa menghalangi suatu perusahaan atau proyek untuk tidak memberikan upah atau penghasilan yang setimpal pada semua pekerjanya.

Untuk itu kita perlu tahu beberapa hal yang berkaitan dengan teori upah tenaga kerja ini. Lalu, ada apa saja sih sebenarnya teori yang membahas mengenai upah tenaga kerja ini? Berikut merupakan pemaparan mengenai teori upah tenaga kerja yang perlu diketahui.

Teori Upah Alami

Teori upah alami ini juga seringkali disebut dengan teori upah normal. Dimana teori upah tenaga kerja yang satu ini dipaparkan oleh David Ricardo. Menurutnya, dalam teori ini upah dibagi menjadi dua jenis yakni upah alami dan upah pasar.

Upah alami merupakan upah yang besar dan kecilnya sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran tenaga kerja yang ada di pasar.

Atau bisa dibilang besar kecilnya jumlah upah yang akan diberikan sangat berpatokan sekali pada perbandingan penawaran dan permintaan tenaga kerja yang ada. Sedangkan upah pasar merupakan sesungguh sungguhnya upah yang akan diterima oleh tenaga kerja.

Teori Upah Besi

Selain ada teori upah alami, Adapun teori upah tenaga kerja yang diberi nama sebagai teori upah besi. Teori upah besi ini dinyatakan oleh Ferdinand Lasalle. Menurut pandangannya, teori upah besi merupakan teori upah yang lebih menekankan bahwa upah sendiri merupakan upah atau imbalan minimal yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pengusaha kepada pekerjanya sehingga mereka bisa meraih sebesar besarnya laba dalam usaha mereka.

Dalam kata lain, dalam teori yang satu ini pekerja berada dalam posisi yang lemah, dimana tidak bisa melakukan apapun selain menerima besar kecilnya jumlah upah yang memang diberikan kepadanya itu. Oleh karenanya teori upah yang satu ini disebut dengan teori upah besi tersebut.

Teori Upah Produktivitas Batas Kerja

Teori upah tenaga kerja yang satu ini juga seringkali disebut dengan “Marginal Productivity Theory”. Dimana teori ini dipaparkan oleh Clark. Menurutnya upah memiliki tingkat yang berkecenderungan sama dengan tingkat produktivitas para tenaga kerja terakhir yang dibayar. Hal ini lebih disebut dengan pekerja batas atau marginal worker.

Bisa ditarik kesimpulan disini bahwa upah yang pihak perusahaan atau pengusaha berikan kepada para tenaga kerjanya tidak akan melebihi batas dari tingkat produktivitas mereka saat bekerja atau bisa dibilang setimpal tidak kurang dan tidak pula lebih.

Teori Upah Etika

Dalam teori yang satu ini, upah yang berikan oleh perusahaan, intansi ataupun pengusaha kepada para tenaga kerjanya haruslah bersesuaian atau sepadan dengan beban kerja yang telah dikerjakan oleh pekerja. Hal ini tdiak lain dan tidak bukan adalah untuk memberikan imbalan dan apresiasi kepada mereka secara setimpal sesuai dengan yang dikerjakan.

Dengan begini, pekerja tidak akan merasa dirugikan juga karena memang hasil atau upah yang mereka dapatkan sudah berbanding lurus dengan beban kerja yang mereka kerjakan.

Teori Upah Diskriminasi

Seperti istilahnya, bahwa upah yang diberikan pada para pekerja atau tenaga kerja tidak sebanding dengan beban kerja yang mereka tanggung. Atau bisa dibilang hal ini dilakukan bukannya karena tidak sengaja melainkan dengan sengaja karena pihak perusahaan ataupun pengusaha memang sengaja membedakannya karena beberapa hal.

Hal hal tersebut bisa karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kelamin, ras atau warna kulit, tingkat keterampilan dari pekerja dan lain sebagainya. Ada pertimbangan pertimbangan lainnya yang membuat upah pekerja satu dengan pekerja lainnya memiliki perbedaan dengan sengaja.

Tapi nyatanya itu tak selalu bermakna negatif, karena tak jarang adanya perbedaan pemberian upah tersebut juga dipengaruhi dari tingkat keterampilan atau profesionalitas seseorang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn