Daftar isi
Perserikatan Bangsa-bangsa atau United Nation adalah organisasi dunia yang dibentuk setelah Perang Dunia II berakhir. Setiap negara merdeka berhak untuk menjadi anggota PBB dan akan dibantu untuk memajukan negaranya. Saat ini jumlah anggota PBB sudah mencapai 193 negara termasuk Indonesia.
Indonesia resmi bergabung dan menjadi anggota ke 60 PBB setelah 5 tahun merdeka. Namun hubungan Indonesia dengan PBB tidak berjalan dengan mudah.
Karena beberapa alasan Indonesia memutuskan keluar dari PBB tepat pada tanggal 1 Januari 1965. Dengan keputusan tersebut, Indonesia menjadi negara pertama dan satu-satunya hingga saat ini yang pernah keluar dari PBB.
Namun pada akhirnya Indonesia kembali menjadi anggota PBB dengan statusnya yakni sebagai anggota tetap. Indonesia kembali ke PBB pada tanggal 28 September 1966 yakni pada masa Orde Baru. Mengapa Indonesia yang secara tegas menyatakan keluar kembali ke PBB? tentu ada alasan dan beberapa faktor yang mendorong yakni sebagai berikut.
1. Hubungan Indonesia dan Malaysia yang Membaik
Salah satu alasan kuat keluarnya Indonesia dari PBB adalah masuknya Malaysia yang merupakan negara boneka Inggris sebagai anggota tidak tetap PBB. Keputusan tersebut sangat ditentang oleh Ir. Soekarno namun setelah masa kepemimpinan berakhir kondisi telah berubah.
Sejak masa Orde Baru yakni era kepresidenan Soeharto hubungan Indonesia dengan Malaysia menjadi baik. Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan kerja sama dan hubungan diplomatik yang baik.
Segala hal yang membuat hubungan Indonesia dengan Malaysia menjadi renggang sudah ditinggalkan. Sudah saatnya menumbuhkan rasa saling menghormati agar negara semakin maju.
Normalisasi hubungan Indonesia dengan Malaysia dicapai melalui hasil Perundingan Bangkok dalam Jakarta Accord yang ditandatangani pada 11 Agustus 1966. Isi dari hasil Perundingan Bangkok antara lain:
- Rakyat Sabah dan Serawak akan diberi kesempatan menegaskan lagi keputusan yang telah diambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
- Kedua pemerintah menyetujui memulihkan hubungan diplomatik.
- Kedua pemerintah menghentikan segala bentuk permusuhan.
2. Ruang Gerak Indonesia Menjadi Sempit
Pada saat PBB memutuskan untuk menjadikan Malaysia sebagai negara anggota sebenarnya mendapat pertentangan dari negara lain selain Indonesia.
Namun keputusan Indonesia untuk keluar dari PBB juga sangat disayangkan oleh negara lain mengingatkan kala itu Indonesia baru saja merdeka. Oleh karena kita masih banyak membutuhkan kerja sama dengan lainnya.
Sejak tidak lagi menjadi anggota PBB tentu hubungan Indonesia dengan negara lain juga merenggang serta ruang geraknya tidak sebebas dulu. Indonesia tidak dapat menentukan memenuhi segala kebutuhan negaranya karena membutuhkan kerja sama negara lain.
3. Meneruskan Hubungan Kerja Sama dengan PBB
Bukan hanya Indonesia saja yang membutuhkan PBB namun PBB juga membutuhkan Indonesia. Artinya ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan di antara keduanya. Hubungan tersebut dicerminkan pada aktifnya Indonesia dalam membantu PBB untuk mendamaikan negara-negara konflik terutama negara Islam dan negara di Asia Tenggara.
Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia sungguh-sungguh dalam menjunjung tinggi nilai toleransi. Sikap tersebut bisa menjadi contoh nyata bagi negara anggota PBB yang lainnya. Pada saat Indonesia keluar masih terjadi konflik antara suku, ras dan agama di beberapa negara bahkan terjadi invasi Afghanistan oleh Amerika Serikat.
Tindakan tindakan melanggar HAM tersebut mendorong Indonesia untuk kembali bergabung dengan Indonesia agar bisa berpartisipasi kembali untuk menyelesaikan masalah. Tentu dengan menjadi anggota PBB maka jalannya akan lebih mudah.
4. Menyuarakan Perdamaian Dalam Sidang ke-21 PBB
PBB memiliki agenda tahunan yakni sidang yang diikuti oleh seluruh anggota melalui perwakilannya. Dalam sidang tersebut setiap perwakilan dapat menyampaikan suara dan pendapatnya. Karena Indonesia sudah bukan lagi negara anggota maka tidak ada perwakilan dalam persidangan ke 21 tersebut.
Padahal salah satu tujuan negara Indonesia adalah menciptakan perdamaian abadi dan menghapuskan segala bentuk penjajahan di seluruh dunia. Sedangkan masih ada negara lain yang mendapat penindasan dari negara lain yakni Palestina.
Keinginan untuk membantu Palestina semakin kuat karena banyak saudara-saudara umat muslim disana. Untuk itu lah Indonesia merasa harus kembali ke PBB untuk memberikan suara perdamaian.
5. Permintaan Dewan Pertahanan dan Keamanan Luar Negeri
Usia Indonesia masih sangat muda kalau itu dan belum memiliki kekuatan militer yang mumpuni sehingga rawan terhadap serangan.
Penyerangan tersebut bisa terjadi kapan saja dan sangat mungkin mengancam kedaulatan bangsa. Meskipun saat itu Indonesia sudah menjadi negara dengan angkatan darat terkuat di Asia Tenggara namun tetap saja masih membutuhkan bantuan dari negara lainnya.
Terlebih lagi setelah keluar dari PBB banyak negara yang lain yang menyudutkan Indonesia. Oleh sebab itu lah untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia Dewan Keamanan dan Pertahanan Luar Negeri mendesak pemerintah agar kembali ke PBB.
6. Persamaan Indonesia dan PBB
Indonesia dan PBB memiliki banyak persamaan menurut Abdul Ghani. Persamaan tersebut antara lain adalah cita-cita keduanya yakni mewujudkan kemerdekaan yang sejati bagi setiap bangsa di dunia. Selain itu baik Indonesia maupun PBB sama-sama lahir setelah Perang Dunia II berakhir.
7. PBB Banyak Membantu Indonesia
Selama Indonesia menjadi negara anggota PBB banyak membantu Indonesia untuk menyelesaikan masalah dan mewujudkan cita-cita nasional. Contohnya adalah pada saat Agresi Militer Belanda I, membentuk Komisi Tiga Negara, memerdekakan Irian Barat, serta menyuarakan Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera dalam sidang PBB.