10 Bahan Kimia Beracun di Sekitar Kita

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Di lingkungan atau di sekitar kita terdapat berbagai macam bahan kimia. Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak pernah lepas dari bersentuhan dengan bahan kimia. Banyak produk yang kita gunakan dalam keseharian kita yang mengandung bahan kimia. Seperti deterjen, sabun, pembersih lantai, disinfektan, dan lain-lain.

Produk-produk tersebut memang sangat bermanfaat bagi kita. Akan tetapi, kita juga harus mengetahui bahwa ada beberapa jenis bahan kimia yang berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia dan atau makhluk lain.

Berikut ini 10 bahan kimia beracun:

1. Aseton

Aseton merupakan suatu zat yang banyak dijumpai pada cairan penghapus kuteks, wallpaper, dan pelitur mebel. Aseton sangat cepat menguap dan mudah terbakar apabila terekspos ke udara bebas. Termasuk salah satu bahan kimia beracun yang bisa memberikan efek keracunan yang fatal.

Meski berbahaya, kasus keracunan aseton sangat jarang. Sebab untuk keracunan aseton, seseorang harus mengonsumsi aseton dalam jumlah yang sangat banyak dan dalam waktu yang singkat. Selain itu, tubuh kita mampu memecah aseton yang masuk ke dalam tubuh. 

Gejala keracunan aseton seperti berikut:

  • Sakit kepala
  • Bicara cadel
  • Lesu
  • Kurang koordinasi indera gerak
  • Rasa manis di mulut

2. Amonia

Amonia adalah bahan kimia yang berbentuk gas dengan bau yang menyengat. Zat ini terdapat pada pemutih, cat, pembersih kaca, juga pemoles pelitur. 

Amonia dapat menimbulkan iritasi kulit dan mata jika terlepas ke udara dengan kadar yang tinggi. Apabila terhirup, bisa menyebabkan iritasi tenggorokan, hidung, dan paru-paru. Tubuh yang terpapar amonia dalam jangka panjang akan berpotensi mengalami kerusakan sel-sel. Sebab amonia memiliki bahaya yang bersifat korosif.

3. Asam Sulfat

Bahan kimia beracun selanjutnya yaitu asam sulfat. Asam sulfat adalah bahan kimia yang memiliki sifat korosif dan sangat kuat. Zat ini biasanya terdapat pada deterjen, pupuk, atau pembersih toilet. 

Jika terpapar asam sulfat, maka tubuh manusia akan mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Kesulitan untuk bernapas
  • Sensasi seperti terbakar di tenggorokan
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Penglihatan menjadi buram
  • Pusing
  • Sakit kepala

4. Benzena

Benzena merupakan zat kimia organik berbentuk cairan tak berwarna yang mudah terbakar dan berbau amis. Akan menguap sangat cepat di udara terbuka. Banyak ditemukan pada lem, cat, deterjen, kapur barus, dan asap rokok.

Benzena berbahaya karena dapat mengacaukan kinerja sel dalam tubuh apabila terpapar zat ini. Di antara akibat paparan benzena dalam jangka panjang dengan dosis besar yaitu dapat mengakibatkan sumsung tulang tidak bisa memproduksi sel darah merah. Sehingga nantinya bisa menimbulkan anemia, bahkan lebih buruknya dapat menyebabkan leukimia. Selain itu dapat menghancurkan atau merusak sistem kekebalan tubuh.

5. Etanol

Etanol adalah zat kimia yang merupakan jenis alkohol yang banyak terdapat pada hampir semua produk yang dijumpai atau digunakan di sekitar kita. Memiliki nama lain yaitu etil alkohol. Biasanya terkandung dalam produk seperti parfum, shampo, dodoran, sabun cuci piring, hand sanitizer, obat kumur, dan produk sehari-hari lainnya.

Jika paparan etanol hanya dalam batas yang wajar, tidak terlalu menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, beda halnya jika terpapar Namun jika mengalami kontak dengan etanol murni dalam jumlah besar, baik itu kulit, secara oral/tertelan, atau terhirup, gejala keracunan yang terjadi bervariasi, di antaranya:

  • Mual dan muntah
  • Mengalami reaksi alergi kulit
  • Kejang
  • Bicara melantur
  • Koordinasi tubuh menjadi kacau
  • Mata terasa panas seperti terbakar
  • Koma (terjadi pada kasus ekstrim)

6. Formalin

Formalin alias formaldehida adalah bahan kimia yang termasuk berbahaya dan banyak terkandung dalam produk rumahan. Biasa digunakan untuk pembuatan bahan bangunan dan produk rumah tangga lainnya. Contohnya dalam asbes, resin, kompor gas, pestisida, dan asap rokok.

Jika terdapat kadar formalin yang tinggi di udara, resikonya dapat menyebabkan iritasi kulit, mata hidung, dan tenggorokan. Untuk paparan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kanker jenis tertentu.

7. Toluena

Toluena merupakan bahan kimia yang merupakan agen pelarut. Zat ini banyak ditemukan pada cat, parfum, lem, dan produk pembersih.

Apabila uap toluena terhirup, maka akan memberikan gejala keracunan yang berhubungan dengan sistem saraf, seperti gejala berikut ini:

  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Mengantuk
  • Paparan jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mata dan pernapasan.

8. Karbon Monoksida

Karbon monoksida atau CO cukup dikenal sebagai bahan kimia berupa gas yang banyak terdapat dalam kandungan polusi udara. Tetapi dapat ditemukan juga di sekitar rumah. Seperti pada asap pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor, bahkan asap masakan di dapur. 

Kadar karbon monoksida di udara yang tinggi dapat memberikan resiko keracunan. Di antaranya sakit perut, pusing, sakit kepala, sampai nyeri di bagian dada.  

9. Sianida

Apabila mendengar sianida, yang terbayang oleh kebanyakan orang adalah bahan kimia yang mematikan, sehingga terkesan mengerikan. Namun, mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa sianida banyak terkandung pada hal yang banyak kita temukan sehari-hari. Sianida dapat ditemukan pada biji apel, almond, aprikot kernel, insektisida, pestisida, asap tembakau, singkong, dan lain-lain. 

Sianida terdapat dalam bentuk gas, cair, serta padat. Zat ini dapat menjadi pembunuh yang cepat dan fatal bagi manusia. Dosis yang membuat fatal adalah 1.5 mg per kilogram berat badan. Dengan dosis tinggi sianida dapat membunuh dalam waktu 1 hingga 15 menit saja. Bahkan gas hidrogen sianida pernah digunakan sebagai pembunuh massal oleh Nazi Jerman.

10. Mercury

Bahan kimia mercury biasa ditemukan pada termometer kaca. Jika hanya tersentuh tidak menimbulkan bahaya, namun bisa mematikan apabila terhirup. 

Mercury anorganik berbahaya jika tertelan, banyak digunakan dalam pembuatan baterai. Mercury organik ditemukan pada ikan, seperti tuna dan ikan todak. Konsumsi dalam jangka waktu yang lama ternyata berpotensi mematikan, walaupun dilakukan pembatasan konsumsi 170g saja dalam perminggunya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn