Daftar isi
Istilah beta karoten mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Akan tetapi, masing banyak pula orang yang belum memahami apa itu sebenarnya beta karoten. Secara sederhana, beta karoten adalah zat yang nantinya akan menjadi vitamin A.
Beta karoten terkandung di dalam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan, seperti wortel, buah naga, brokoli, kangkung, sawo, aprikot, labu, ubi jalar, bayam, lobak, melon, daun selada, kacang polong, dan masih banyak lagi. Berikut adalah penjelasan terkait pengertian, kegunaan, cara kerja, serta efek samping dari beta karoten:
Pengertian Beta Karoten
Menurut Nururrahmah dan Widiarnu (2013), beta karoten merupakan jenis pigmen yang terdapat pada tanaman, khususnya di wortel atau sayuran berwarna. Selain itu, Dutta (2005) dalam Kusbandari dan Susanti (2017) mengartikan beta karoten sebagai pigmen organik yang terbentuk secara alami dari tumbuhan yang berfotosintesis, ganggang, serta beberapa macam jamur dan bakteri dengan warna kuning, oranye, atau merah-oranye.
Tidak jauh berbeda dari pengertian sebelumnya, dilansir dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, beta karoten adalah zat pigmen yang berada dalam salah satu jenis karotenoid yang ada pada sayuran atau buah-buahan berwarna kuning, oranye, serta merah.
Kegunaan Beta Karoten
Beta karoten memiliki banyak kegunaan atau manfaat bagi tubuh manusia apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup secara rutin, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Dapat menjaga kondisi kesehatan mata, khususnya sebagai upaya pencegahan munculnya katarak, rabun ayam, serta degenerasi makula melalui vitamin A yang berasal dari beta karoten.
- Digunakan untuk menjaga kesehatan kulit dalam rangka mengurangi risiko kulit terbakar akibat paparan sinar matahari dengan adanya mikronutrien dari efek antioksidan, terutama untuk orang dengan kondisi kulit sensitif.
- Terkait ibu hamil, beta karoten dapat berguna untuk mengurangi risiko kematian ibu hamil serta munculnya demam dan diare pascamelahirkan. Tidak hanya itu, beta karoten juga dapat mempercepat pemulihan dengan membantu proses perbaikan jaringan.
- Membantu pemeliharaan tulang sehingga kekuatannya dapat bertahan lebih lama. Hal tersebut diperlukan untuk mencegah adanya penyakit osteoporosis, terutama bagi orang tua.
- Menurunkan risiko adanya fibrosis kistik atau kelainan yang terjadi pada paru-paru, organ pencernaan, serta getah bening yang rusak akibat faktor bawaan atau genetik.
- Mencegah risiko timbulnya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan kanker paru-paru sebagai salah satu penyakit pada organ paru-paru sekaligus dapat membantu pencegahan sesak napas serta bronkitis
- Menjadi pencegah munculnya bermacam-macam sel kanker, seperti kanker pankreas, kanker kulit, kanker payudara, kanker ovarium, kanker prostat, serta kanker kolorektal.
- Membantu upaya penyembuhan rasa mual, mulas sakit kepala, serta penyakit yang cukup berat, seperti AIDS, alzheimer, parkinson, hipertensi atau darah tinggi, depresi, epilepsi, vitiligo, rheumatoid arthritis, dan sebagainya.
- Membuat sistem kerja otak menjadi lebih lancar juga mencegah penurunan fungsi kognitif, tetapi dengan jangka waktu yang lama atau tidak bisa secara singkat, serta diperlukan konsistensi yang tinggi
Cara Kerja Beta Karoten
Beta karoten yang bekerja sebagai antioksidan secara umum bekerja untuk melindungi sel dan jaringan sasaran. Menurut Siagian (2002) dalam Idris (2011) caranya, yaitu:
- Menghilangkan radikal bebas dengan adanya reaksi kimia langsung atau secara enzimatik.
- Meminimalisir radikal bebas yang terbentuk.
- Mengikat ion logam yang turut serta saat pembentukan spesies yang reaktif.
- Memperbaiki sasaran yang rusak.
- Memusnahkan molekul yang rusak kemudian diganti dengan yang baru.
Secara khusus, beta karoten akan dikonversikan menjadi vitamin A (retinol) di dalam tubuh. Sederhananya, beta karoten merupakan bentuk vitamin A yang belum aktif dan baru akan aktif ketika sudah masuk ke dalam tubuh sebab tubuhlah yang akan mengubahnya menjadi vitamin A.
Setelah itu, vitamin A akan menjalankan fungsinya, yakni membantu seluruh proses berjalannya fungsi tubuh agar dapat bekerja secara optimal. Misalnya, terkait penglihatan dan kesehatan mata, sistem kekebalan tubuh atau metabolisme, serta untuk kesehatan kulit dan selaput lendir.
Efek Samping Beta Karoten
Mengonsumsi makanan yang mengandung beta karoten memang baik, bahkan sangat diperlukan. Namun, di sisi lain konsumsi yang berlebih juga bisa memberikan dampak yang berbahaya. Beberapa ilmuwan asal Ohio State University, AS pun mengatakan bahwa konsumsi beta karoten secara berlebihan mampu membahayakan kesehatan tubuh.
Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa molekul tertentu dalam beta karoten justru memiliki efek yang berbanding terbalik dengan manfaat yang selama ini diketahui. Prediksi yang dikemukakan oleh ilmuwan adalah antioksidan yang berjumlah besar berbanding lurus dengan jumlah anti-molekul vitamin yang akan semakin membesar pula.
Apabila jumlah molekul tersebut di dalam tubuh terlalu banyak, maka dapat menutup proses penyerapan vitamin A. Akibatnya, kondisi itu justru mampu menutup proses penyerapan vitamin A yang sebenarnya sangat penting bagi tubuh.
Oleh sebab itu, beta karoten yang berlebih akan menyebabkan penyakit-penyakit yang harusnya dapat dicegah oleh beta karoten itu sendiri, seperti merasa pusing, diare, adanya perubahan warna kulit menjadi kekuningan, nyeri sendi, serta kanker paru-paru.
Dengan demikian, konsumsi beta karoten haruslah sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan sebab bukan berarti ketika kita mengonsumsi banyak beta karoten, tubuh akan semakin kebal dari penyakit atau memiliki metabolisme tubuh yang semakin baik. Selain itu, akan lebih baik jika kita mengonsumsi sayuran atau buah yang mempunyai kandungan beta karoten dibanding mengonsumsinya dari suplemen sebab dikhawatirkan akan menyebabkan efek samping.
Demikian informasi terkait beta karoten mulai dari pengertian, kegunaan, cara kerja, hingga efek samping. Kesimpulannya, beta karoten terkandung dalam sayur dan buah yang biasa dikonsumsi manusia. Contohnya wortel, brokoli, ubi jalar, labu, dan lobak.
Beta karoten sendiri merupakan pigmen organik dengan warna kuning, oranye, dan merah pada tanaman sebagai salah satu jenis karotenoid. Kegunaan beta karoten, seperti menjaga kesehatan mata, kesehatan kulit, mencegah sel kanker, meningkatkan kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan, serta meningkatkan fungsi otak.
Cara kerja beta karoten secara umum adalah berubah menjadi vitamin A di dalam tubuh kemudian bekerja sebagaimana fungsi dari vitamin A. Sedangkan sebagai antioksidan secara khusus, beta karoten bekerja dengan cara menghilangkan radikal bebas serta menghilangkan dan memperbaharui molekul yang rusak.
Namun, beta karoten yang dikonsumsi secara berlebih justru dapat membahayakan bagi tubuh. Hal tersebut dikarenakan justru akan menimbulkan penyakit atau dampak yang berkebalikan dengan kegunaannya tadi. Maka dari itu, konsumsilah beta karoten sesuai dengan kebutuhan serta rekomendasi dari dokter.